webnovel

ARION DIRGANTARA

Arion menatap pemandangan puncak Mahon yang berada di hadapannya.

Sudah lama Arion ingin mengikuti balap motor di atas puncak Mahon.

Berkat salah satu temannya yang sudah melalang buana di dunia racing atau balap motor, akhirnya Arion bisa mengikuti perlombaan racing di atas puncak Mahon.

"Gimana Yon, loe sudah siapkan untuk racing besok pagi?" tanya Garry sahabatnya sekaligus managernya.

"Siap dong Gar." jawab Arion masih fokus menatap puncak Mahon yang tak jauh dari tempatnya berada.

Sungguh pemandangan yang sangat indah dengan jalannya yang berkelok-kelok dengan kanan kiri jalan terdapat jurang yang sedikit curam.

"Hati-hati Yon, area di puncak sangat berbahaya apalagi sekarang musim hujan, loe harus fokus saat di sana nanti." ucap Garry dengan kuatir.

"Tenang saja, gua selalu hati-hati di tiap racing gua." sahut Arion sambil minum air dari botol yang di bawanya.

"Oke deh Yon, gua percaya sama loe." ucap Garry sambil menepuk pundak Arion.

"Kita balik sekarang Gar...gua mau istirahat buat besok." ucap Arion seraya melempar botol yang sudah kosong tepat pada lubang tong sampah.

Duduk di atas motornya Arion menunggu Garry yang masih buang air kecil.

"Ayo Yon...jalan." ucap Garry setelah duduk di atas belakang motor Arion.

Dengan kecepatan sedang Arion melajukan motornya menyusuri persawahan di desa Mahon.

Udara pagi di desa Mahon sangatlah sejuk. Tidak ada pencemaran udara sama sekali.

Karena terlalu asyik mengobrol soal racing, membuat Arion kurang fokus pada jalan yang di lewatinya.

BRAKKKK

"Aaauhhhh." teriak seorang gadis yang tertindih tubuh Arion, sedang Garry tertindih motor Arion.

"Eh loe tidak apa-apa kan?" tanya Arion sambil meraba seluruh tubuh gadis itu.

"PLAKKKK"

"Auuuhh...kok loe menampar gua?" tanya Arion pada gadis itu, bukannya menjawab pertanyaannya malah tamparan yang di berikan.

"Maksudmu apa menyentuh tubuhku hahh!!!" teriak Abella nama gadis itu.

"Gua kuatir loe terluka, makanya gua menyentuh loe." balas Arion tak mau kalah.

Baru kali ini ada gadis yang berani memarahinya bahkan menamparnya, padahal banyak sekali gadis di luar sana yang memujinya bahkan mengejar-ngejar cintanya.

"Memang kamu siapa aku, berani menyentuh aku...dan lagi, kamu bisa tidak bicara pakai bahasa indonesia yang baik dan benar?" teriak Abella.

"Loe kok nyolot sekali jadi cewek...salah gua apa ke loe." sahut Arion sedikit emosi.

"Oh...kamu ingin tahu salah apa kamu ke aku? pertama, kamu telah menabrakku, kedua kamu telah berani menyentuhku...dan ketiga, kamu masih membantah walau kamu salah." ucap Abella dengan kemarahan yang meluap-luap.

"Gua nabrak loe, bukan sepenuhnya salah gua, kamu juga berjalannya sambil melamun." balas Arion.

"Sudah-sudah kenapa kalian berdua jadi bertengkar sih." ucap Garry menengahi.

"Teman kamu itu yang bikin gara-gara, beraninya nyentuh-nyentuh aku." ucap Abella masih dengan perasaan kesal.

"Ya maafkan teman aku ya...kalau boleh tahu siapa nama kamu?" tanya Garry dengan sopan, membuat amarah Abela mulai menurun.

"Namaku Abella Kalilah, panggil saja Abell." ucap Abela.

Mendengar nama Abella yang hampir mirip dengan nama Anabel boneka hantu, sontak Arion tertawa keras.

"Kirain nama loe, Anabel boneka hantu." ucap Arion masih dengan tawanya.

"Lihat teman kamu, sangat tidak sopan kan?" ucap Abella pada Garry.

"Jangan hiraukan Arion, dia memang tidak suka dengan wanita, oh ya...kenalkan namaku Garry." ucap Garry sambil tersenyum.

"Yon, kenalan gih sama Abella." ucap Garry pada Arion.

"Tidak perlu Gar, gua sudah tahu namanya...Anabel kan?" ucap Arion menahan tawanya.

"Kamu memang laki-laki tidak punya sopan santun!!! awas kamu ya!!" umpat Abella dengan hati yang mulai panas melihat sikap Arion yang menyebalkan.

Dengan gerakan cepat, dan hanya sekali cubitan di daerah perut, Arion sudah mengaduh kesakitan.

"Auhhh...loe apaan sih!! jadi cewek tidak ada manis-manisnya." ucap Arion sambil mengusap perutnya yang langsung membiru karena serangan Abela yang tiba-tiba.

"Rasain, makanya jadi laki-laki itu yang punya sopan santun." ucap Abella seraya hendak beranjak dari tempatnya setelah mencubit perut Arion dengan keras.

Namun langkahnya terhenti saat ada tangan yang kokoh menarik pergelangan tangannya dengan sangat kuat, hingga tubuhnya terjerembab dalam pelukan Arion.

Tanpa memberi kesempatan pada Abella untuk berontak, dengan cepat Arion melumat bibir Abela dengan gemas.

"Aaauuwww." Abella merintih menahan rasa sakit di bibirnya.

"Itu hukuman buat cewek jutek, sekarang hanya di bibir, nanti bisa lebih dari itu." ucap Arion sambil mengusap bibir bawahnya yang baru merasakan lembabnya bibir seorang cewek.

Mata Abella berkaca-kaca, baru kali ada laki-laki yang berani menciumnya, apalagi tanpa ijin darinya.

"Kamu!! benar-benar cowok yang tidak punya hati!! aku benci padamu!!" teriak Abella dengan air mata yang sudah tumpah.

Garry yang melihat situasi semakin memanas segera menarik pelan tangan Abella.

"Abell...sebaiknya kamu pulang ya, jangan kamu masukkan hati sikapnya Arion, dia memang agak gesrek tapi dia baik, tolong maafkan dia percayalah padaku." ucap Garry membela Arion.

"Ingat ya...aku tidak akan memaafkan temanmu, aku juga tidak ingin bertemu dengan temanmu lagi, aku sangat-sangat membencinya." sentak Abella sambil menghentakkan kakinya beranjak dari tempatnya.

Arion hanya tertawa kecil, saat Abella pergi dengan sejuta kemarahannya.

"Loe benar-benar gila ya Yon? ngapain kamu cium dia, dan lagi sejak kapan loe berani cium cewek?" tanya Garry dengan penasaran.

Arion terdiam, ucapan Garry mulai mengusik hatinya.

Entah kenapa saat melihat wajah jutek Abella dengan bibir mungilnya, Arion ingin sekali menyentuh bibir mungil milik Abella.

"Sudahlah, ayo kita pulang...gua mau sampai rumah dengan cepat." ucap Arion tanpa menjawab pertanyaan Garry.

"Eh Yon, loe belum jawab pertanyaan gua, sejak kapan loe berani cium bibir cewek?" tanya Garry lagi menunggu jawaban Arion.

"Sejak hari ini!! sudah puas loe." sahut Arion asal sambil duduk kembali di atas motornya.

"Jawaban loe ga masuk bro." ucap Garry seraya duduk di belakang Arion yang sudah duduk di atas motornya.

"Kira-kira Abell cewek dari desa mana ya Gar?" tanya Arion sambil melajukan motornya pelan-pelan.

"Kenapa loe tanya-tanya? ga biasanya loe peduli sama cewek?" tanya Garry lagi.

"Loe tuh mah, kepo akut, tinggal jawab aja kenapa." sahut Arion sedikit kesal dengan keponya Garry.

"Bukan masalah kepo Yon, kalau loe mau, dengan cepat gua carikan data lengkap pribadi Abel...gimana, mau ga loe?" ucap Garry dengan senyum kemenangan, karena Garry tahu kalau Arion terlihat tertarik dengan gadis yang bernama Abella Kalilah.

"Oke, gua tunggu kabar dari loe." ucap Arion sedikit malu sambil menambah kecepatan motornya karena sudah di jalan raya besar.

次の章へ