webnovel

Bagaimana Keadaannya?

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

Mata Mu Chuqing bercahaya, lalu menarik kembali pandangan matanya dan pelan-pelan menutup mata. Tak berapa lama kemudian, pintu kamar dibuka, lalu lampu kamar menyala dengan terang.

Mu Chuqing pun perlahan membuka matanya. Ketika matanya terbiasa dengan cahaya terang, dia menatap pria yang berdiri di pintu. Tubuh tinggi dan tegap, wajah dingin serta sepasang mata hitam pekat pria itu sudah cukup untuk membekukan udara di ruangan tersebut.

"A Chen, kamu telah kembali," kata Mu Chuqing dengan wajah tanpa ekspresi sambil menatap pria yang ada di hadapannya.

Sheng Yuchen menatap lekat tempat tidur di kamar tersebut, tampak wanita yang duduk dengan tenang di sana yang memiliki wajah cantik nan memukau itu sekarang terlihat sangat kurus, kecil dan pucat. Bahunya yang kurus tampak lebih kurus dari hari-hari sebelumnya.

Tatapan mata Sheng Yuchen menjadi lebih lembut, tetapi ketika melihat bibir Mu Chuqing yang terangkat sedikit tersebut, matanya kembali penuh dengan kemarahan. Dia lalu melangkahkan kakinya yang panjang perlahan ke pinggir tempat tidur, sementara mata yang hitam tersebut menatap erat wajah wanita itu. Mata yang hitam itu bagaikan kolam yang dalam, walaupun hanya satu mata, cukup membuat orang tenggelam di dalamnya.

Mu Chuqing dan Sheng Yuchen bertatapan, lalu dia menarik kembali pandangan matanya dengan segera dan menundukan kepala melihat selimut yang bercorak mawar merah. "Bagaimana Chang Chu?" tanyanya.

Pertanyaan itu membuat sepasang mata Sheng Yuchen menjadi merah. "Kamu masih bisa menyebut Chang Chu?" Dia berteriak dengan suara rendah, namun justru membuat telinga Mu Chuqing terasa sakit.

"..." Mu Chuqing mengangkat kepalanya menatap Sheng Yuchen. Namun, wajahnya malah bertatapan dengan dua lembar kertas yang kemudian jatuh di atas selimut. Dia mengambil kertas itu dan melihatnya, rupanya dokumen tersebut adalah sebuah surat perceraian.

Mu Chuqing tersenyum, sepertinya mereka berdua memiliki pemikiran yang sama. Dia membaca sekilas pasal-pasal di dalamnya, lalu tertawa. Walaupun Sheng Yuchen membencinya, tetapi dalam perceraian ini, pria itu tidak ingin membuatnya merasa dirugikan sama sekali. Rumah, mobil dan uang, semuanya ada di dalam perjanjian itu, bahkan tidak sedikit.

Setelah membaca kertas pertama, Mu Chuqin beralih mengambilnya kertas kedua dan membacanya. Tiba-tiba, wajahnya menjadi semakin pucat. Tertulis 'Perjanjian donasi rahim' di bagian atas kertas itu.

Perlahan Mu Chuqing membaca pasal-pasal dalam perjanjian tersebut, dia mengangkat kepalanya, bibirnya bergetar. Setelah beberapa saat, dia baru berkata, "Apa ini?"

Sheng Yuchen menatap ekspresi wajah Mu Chuqing, dia menelan ludah, lalu berjalan hingga ke pinggir tempat tidur dan membelakanginya. Setelah beberapa saat, suara dingin dan tanpa ekspresi tersebut terdengar di dalam kamar yang tenang itu, "Anak Chang Chu sudah tidak ada, akibatnya rahimnya rusak parah dan dia sudah melakukan pengangkatan rahim. Chuqing, kamu berhutang padanya!"

Ketenangan di dalam kamar itu hilang, bagaikan hujan diluar sana menjadi sangat besar, suara hujan yang jatuh ke jendela membuat hati terasa sakit.

Tiba-tiba, Mu Chuqing tertawa dengan menyedihkan, hatinya bagaikan tertusuk hingga terasa sangat sakit. Perkataan Sheng Yuchen yang tidak berperasaan bagaikan sebilah pisau tajam dengan ganas menusuk hatinya.

"Aku berhutang padanya? Hahaha…" Mu Chuqing tertawa dengan menyedihkan. Kemudian, dia terengah-engah karena rasa sakit hati yang teramat parah dan rasa dingin yang seperti menggantikan oksigen pada darahnya, bagaikan mimpi buruk yang terus menerus mengikutinya.

Sheng Yuchen memutar tubuhnya, dan berdiri di samping tempat tidur. Dengan dingin menatap Mu Chuqin, mata yang hitam dan dalam tersebut tidak terlihat dasarnya serta dengan mudah membuat udara di ruangan itu menjadi beku.

"Dua buah perjanjian, kamu dapat memilih salah satu, aku akan memberikanmu waktu untuk mempertimbangkannya," kata Sheng Yuchen.

"Tidak perlu mempertimbangkan!" balas Mu Chuqing sambil mengangkat matanya yang ditutupi air mata. Bibir pucatnya kini bergetar dan ujungnya terangkat membentuk senyuman dingin, terlihat keyakinan di wajahnya.

Hati Sheng Yuchen tiba-tiba membeku, matanya yang gelap menyala dan wajahnya masih sedingin es, lalu berkata dengan setengah berteriak, "Kita boleh tidak mempunyai anak!"

Mu Chuqing tersenyum dengan dingin dan menatap Sheng Yuchen, lalu berkata, "Sheng Yuchen, kamu tidak mempunyai kuasa merebut hakku menjadi seorang ibu, kamu boleh tidak menginginkan anak, tetapi aku tidak bisa!"

Sheng Yuchen mengerutkan keningnya, suaranya semakin dingin dan rendah, "Kalau aku bilang tidak mau, kamu mau apa! Rahimmu akan sia-sia!"

"Siapa bilang aku mau memiliki anak darimu?" tutur Mu Chuqing sambil tertawa.

次の章へ