webnovel

Apakah Dia akan Menikah?

翻訳者: Wave Literature 編集者: Wave Literature

 Mu Chuqing tertawa, terdapat kehangatan di hatinya. Tiga tahun yang lalu, Gu Yian sudah seperti seorang kakak yang terus percaya dan melindunginya. Terhadap pria yang hangat ini, dia selalu merasa berterima kasih dan berhutang.

Mu Chuqing menganggukan kepala, lalu membuka sepasang lengannya. Sepasang mata Gu Yian pun melengkung, terdapat emosi yang dalam di matanya yang jernih itu.

***

Setelah mengantar Su Nuan pulang ke rumah, dengan persetujuan Mu Chuqing, Gu Yian membawa wanita itu ke sebuah bar. Pengunjung di dalam bar itu cukup banyak, tetapi sebagian besar duduk dengan tenang di kursi mereka dan mengobrol dengan suara rendah, terkadang ada orang yang menikmati lagu di atas panggung.

Gu Yian membawa Mu Chuqing ke sebuah sudut yang tenang. Di tengah meja transparan tersebut terdapat vas porselen putih dengan bunga mawar di dalamnya.

"Bagaimana?" Dengan tersenyum Gu Yian bertanya, terdapat penantian di matanya.

Mu Chuqing melihat ke kanan dan ke kiri, lalu menjawab dengan jujur, "Sangat tidak terduga"

"Bar ini milikku, aku sengaja memamerkannya kepadamu," kata Gu Yian sembari memberikan segelas anggur yang tadi disuguhkan oleh pelayan.

Mu Chuqing tertawa, lalu menganggukan kepala, dia mengambil gelas anggur tersebut dan membenturkannya pelan pada milik Gu Yian. "Sangat cocok denganmu. Gayamu di sini terasa sekali."

Gu Yian tersenyum dan menyesap anggurnya, lalu menatap Mu Chuqing dengan lembut dan berkata, "Chuqing, beberapa tahun ini, apakah kamu baik-baik saja?"

Mu Chuqing menganggukan kepala dengan sungguh-sungguh.

Melihat jawaban itu, wajah Gu Yian menjadi lebih rileks. "Baiklah kalau begitu."

Hati Mu Chuqing terasa sedih, semakin kuat perhatian Gu Yian terhadapnya, dia merasa semakin bersalah. Dia tak tahu bagaimana membalas kebaikan hatinya.

"Mengapa tiba-tiba kembali? Apa karena… Dia akan menikah?"

Mu Chuqing tertegun sejenak mendengar pertanyaan itu. Memangnya aku bisa sebodoh itu? Aku bukan tanaman, aku bisa sedih, bisa sakit dan memiliki naluri untuk menghindar dari rasa sakit, pikirnya. Dia merasa telah kehilangan begitu banyak karena kesalahannya, bagaimana mungkin ingin untuk membodohi dirinya sendiri lagi.

"Bukan, aku tidak tahu dia akan menikah, hari ini aku baru tahu. Aku kembali karena pekerjaan.'

Diam-diam Gu Yian memandang Mu Chuqing selama beberapa detik. Melihat ekspresinya biasa saja dan tidak terdapat banyak perubahan, kesedihan yang menghantui dirinya sepanjang malam akhirnya menghilang.

"Pekerjaan?" tanya Gu Yian yang merasa bingung.

Mu Chuqing menggelengkan kepalanya dan menatap Gu Yian dengan senyum masam, lalu berkata, "Aku dipaksa belajar manajemen ekonomi selama dua tahun di Inggris, hampir saja itu membuatku gila."

Gu Yian merasa tenang dan menghela napas panjang setelah mendengar perkataan Mu Chuqing. Awalnya, dia mengira…

"Hei…" Mu Chuqing tersenyum ketir, jarang-jarang dia bisa mengeluh kepada Gu Yian. Tetapi, wajah pria itu kini terlihat seperti menjadi lebih tenang.

Gu Yian tertawa sambil mengibaskan tangannya di hadapan Mu Chuqing dan berkata, "Maaf, maaf, aku hanya mengira saja. Banyak belajar hal baru itu baik, kok. Tetapi, siapa yang bisa memaksamu belajar ekonomi, bibi…"

"Jangan, hentikan… Biarkan aku meminum anggur dengan tenang, hal itu sungguh membuatku pusing," tutur Mu Chuqing sambil mengibaskan tangannya. Walaupun dia berkata begitu, tetapi terlihat jelas kebahagiaan di wajahnya. 

Tentu saja Gu Yian merasa senang jika Mu Chuqing melewati hari-harinya dengan bahagia. Saat ini, dirinya menyadari kebahagiaan yang dirasakan wanita itu, tetapi hal tersebut juga membuatnya khawatir.

"Chuqing, apakah kamu memiliki kekasih?" Dengan berhati-hati Gu Yian pun bertanya, dagunya yang lembab itu menjadi tegang.

"Tidak ada, pelajaran itu saja sudah cukup membuat ku pusing, mana ada pikiran untuk mencari pacar," jawab Mu Chuqing yang sedikit tercengang.

Gu Yian tersenyum, lalu mengangkat gelasnya sambil berkata, "Pokoknya, selamat datang kembali!"

Mu Chuqing pun turut mengangkat gelasnya dan membenturkannya pada gelas Gu Yian.

Setelah itu, terdapat keheningan di antara keduanya.

Mu Chuqing pun bertanya, "Yian, apakah ada sesuatu yang mengganjal di hatimu?"

Mendengar pertanyaan itu, Gu Yian mengangkat matanya dan dengan terkejut menatap Mu Chuqing.

"Kamu dari tadi menyilangkan tangan dan memegang cangkir, kamu juga melamun. Ada apa? Apakah kamu bertengkar dengan pacarmu?" tanya Mu Chuqing sembari menjulurkan tangannya menepuk tangan Gu Yian.

"Aku tidak punya pacar!" jawab Gu Yian langsung sambil menatap Mu Chuqing dengan hangat.

"Seleramu terlalu tinggi, sih."

Gu Yian hanya tertawa ketika mendengarnya, tetapi terdapat kepahitan di dalamnya.

次の章へ