webnovel

Kembang Berbuah

Bab,Dua.

Pagi itu suasana di kampung Sebelah terasa segar.Angin semilir berhembus.Matahari pagi bersinar menyinari hamparan sawah yang kering.Rumah rumah banyak yang gedung.Di jaman orang kerja ke luar negeri banyak penduduk kampung Setengah bekerja sebagai PRT di luar negeri.Namun tidak semua berhasil,ada penduduk kampung Setengah bekerja bertahun-tahun begitu pulang tidak punya apa apa.Ada pula yang tertipu oleh calo tenaga kerja,meskipun demikian bekerja ke luar negeri menjadi cita cita kebanyakan penduduk di kampung Setengah.

Rumput-rumput yang tumbuh di tepi jalan kampung nampak masih berembun dilalui oleh anak anak berseragam sekolah.Anak sekolah tingkat SD berjalan kaki,anak sekolah tingkat SMP dan SMA ada yang mengendarai Speda dan Spedamotor.

Nampak Darmo sedang mengendarai sepedamotor dengan kecepatan rendah.Ia bermaksud berkeliling kampung Setengah,gang-gang sempit pun dilalui.Keinginan untuk bisa menemui orang yang menghembuskan berita tentang dirinya tak bisa ditunda-tunda.Tapi beberapa orang yang melihat Darmo malah bergunjing kalau Darmo sedang memamerkan motor baru.

Lama Darmo berkeliling dalam kampung Setengah,mencari cari tapi yang dicari belum ketemu juga.Dia bingung dan mempunyai perasaan takut terhadap Herman.Setelah lama dia merenung kemudian memberanikan diri mencari Herman ke rumah Surya.Dia juga menguat-nguatkan perasaan bila nanti dimarahi oleh Surya dan istrinya.

Tetika memasuki pekarangan rumah Surya,jantung Darmo berdebar-debar,dengan wajah pucat pasi dia mengucapkan salam sambil masuk ke beranda rumah.Berulang kali mengucapkan salam diselingi dengan mengetuk pintu.

" Waalaikum salam " suara dari dalam menjawab salam Darmo.Dan Darmo melongo,rasa takut yang menghantui dirinya sejak tadi mendadak hilang.

" Mencari siapa Kang ? " tanya seorang wanita kepada Darmo di depan pintu.

" Saya mau ketemu dengan kang Herman,ada ? " jawab Darmo.

" Kang Herman sudah tiga hari tidak tinggal di sini...tapi sewaktu-waktu dia datang " sahut wanita itu.

" Kalau begitu. saya titip pesan ya, bila kang Herman datang sampaikan bahwa dia dicari Darmo ",ujar Darmo.Dia cepat cepat pergi menyadari hatinya mulai tertarik.Sekarang Darmo bukan lagi lelaki berumur 20 tahun yang selalu mengikuti perasaan bila melihat wanita cantik.Dulu jika ia tertarik melihat wanita selalu merayu,ia kejar sampai memacari kemudian membusungkan dada kepada kawan-kawannya karena bisa bergonta-ganti pacar." Nama neng siapa "tanya Darmo beberapa menit sebelum pergi.

" Asih, kang " sahut wanita itu malu malu,tapi Asih tertarik melihat Darmo lalu ia berusaha menggoda dengan mengerlingkan mata hingga benteng pertahanan hati Darmo jebol.Gayung bersambut,hati Asih berbunga bunga tapi ia tidak tahu bila Darmo telah mempunyai istri.Asih tidak mau tahu Darmo tipe lelaki di sini "duriat" di sana " i love you ".

" Jangan lupa jika kang Herman datang sampaikan bahwa saya mencarinya "ujar Darmo kemudian buru-buru menslag motor karena ada seorang tetangga Surya di sebelah rumah memperhatikan.Sesaat Darmo sudah jauh,suara motornya terdengar pelan.Asih kagum,lama memandangi Darmo yang sudah jauh itu dengan perasaan yang berdebar debar bersama angan melayang jauh.

Sejak pertemuan itu,Darmo jadi sering mendatangi rumah Surya mencari Herman.Bila ada Surya dan istri di rumah Darmo hanya sekedar lewat.Bila malam datang wajah Asih selalu hadir di pelupuk mata dan bila sudah demikian hati Darmo gundah-gulana. Oh kenapa aku tidak mampu tentram bila tidak melihat Asih ? Sesuatu telah tumbuh dalam hati Darmo.

Pada suatu sore yang indah namun jalan jalan banyak yang becek dan digenangi air karena memasuki musim penghujan.Herman mengurungkan niatnya untuk bepergian,dia memutuskan untuk duduk menonton acara televisi sambil minum kopi,berlama lama.Dia ingin mententramkan pikiran sumpek karena istrinya.

Herman tengah menyadari sesungguhnya dia sedang mengalami penderitaan yang luar biasa menyakitkan.Menjadi pria beristri tapi hidup jauh dari istri ! Awalnya Herman berusaha untuk selalu bersabar dengan harapan agar Halimun mau bekerja setengah perjalanan kontrak kerja di luar negeri itu.Tapi dengan kabar yang dia terima beberapa hari lalu Herman merasa harapannya kandas.Penderitaan tetap saja penderitaan ! Istrinya yang sedang ditunggu-tunggu dengan segenap kesetiaan telah menghianati perkawinannya.Sebuah kebencian mulai menyelinap dalam hati Herman.Itulah mengapa dia sudah dua pekan berjalan tidak mau pulang ke kampung Setengah.

Tempat rekreasi Pondokbali.Sebuah tempat wisata dengan rimbunan pohon bakau di kawasan Kecamatan Legonkulon.Dari kota kecamatan Pamanukan ke arah utara.Herman sangat betah duduk di sana sambil menikmati minuman segar Coke,menikmati pemandangan yang ada,beberapa orang berpasangan sedang bercengkrama di bawah rindangnya pohon bakau.O,oo...angan Herman berkelana tanpa kendali jauh.Dan sangat jauh.Kemudia akhirnya berlabuh pada kenangan lama saat manis-manis bersama Halimun.

Angin laut berhembus sejuk.Seorang wanita dengan rambut yang hitam sedang berdiri di tepi laut.Wanita cantik mengenakan selendang warna biru.Ujung rambut dan selendangnya dikibas-kibas angin.Wajah wanita kelihat tenang melihat laut namun hatinya seperti sedang menyimpan banyak persoalab dan pengharapan.

Herman menebarkan pandang.Kemudian dia terkesiap melihat wanita itu.Dalam suasan hati ragu Herman memanggil wanita yang sedang berdiri di tepi laut di sana." Astuti !?" seru Herman sambil mendekat.

Sang wanita menoleh dan terkejut melihat Herman berdiri di sampingnya.

" Herman ? Herman Kurniawan ?" seru Astuti,wajahnya berseri seri.Kemudian sambil bersalaman Astuti banyak bertanya."Tinggal dimana kamu sekarang ? Apakah kamu masih sering bertemu dengan kawan kawan lama seperti Amanda,Yeyen,dan siapa tuh sohib kamu yang ganteng ?".

Herman tidak segera menjawab,dia cuma tertawa mendengar Astuti menyebut "sohibmu yang ganteng"untuk Pamuji.Herman jadi teringat pernah berselisih paham lantaran terlalu dekat dengan seorang wanita yang sedang ditaksir oleh Pamuji.Dia juga mengingat kembali suasana di kantin sekolah Astuti menghentak-hentakan kaki kesal ada kawan memberi kabar bahwa Pamuji mencintai.Bila bertemu dengan Pamuji sikapnya seperti sedang bermusuhan.Bila ada kawan iseng mendorong dorong Pamuji agar berdekatan dengan muka meringis Astuti berlari jauh.

Perjumpaan yang tidak direncanakan itu membuat Herman lupa persoalan dengan Halimun.Masa masa waktu di SMA dulu bermunculan dalam benak Herman.Satu kesenangannya sering memperhatikan wajah Astuti.Lantaran yang diingatnya itu senyum Herman berkembang.Lalu dia berkata," Aku dengar sekarang kamu sudah menjadi dokter,kerja di Rumahsakit mana ? ".

Astuti sedikit malu untuk menjawab perkataan Herman tadi.Bagi Astuti keberhasilan menjadi dokter bukan merupakan puncak keberhasilan dalam hidupnya.Karena di sisi lain kehidupannya masih ada yang kurang.

" Suami kamu pasti seorang dokter juga,ya "tanya Herman.

" Wanita menjadi dokter tidak mesti punya suami seorang dokter...",sahut Astuti.

" Jadi suami kamu sama seperti aku ? Orang biasa ? ", sahut Herman.

" Sudah bicaranya jangan menjurus ke soal sumi melulu ",balas Astuti sedikit tidak menyukai.

Herman tercengang,lalu dia diam.Melihat Astuti sedang menarik nafas panjang.Setelah itu dia merasa mendapat pertanyaan tidak mengenakan."Kamu sudah punya anak berapa ? Istri kamu orang mana ?Kata Usman kawan kita yang tinggal di Mentengatas sekarang kamu jadi pengusaha.Nama perusahaan kamu apa,Herman ? ".

" Wakh pertanyaan kamu banyak,aku bingung bagaimana harus menjawab ", sahut Herman sambil berkelakar.Astuti jadi gemes mekihat Herman berkelakar ," Sudah tua kelakuanmu tetap seperti dulu....".Sesudah itu senyum Astuti terkembang.Tatapan mata Herman dan Astuti saling bicara.

Angin laut masih berhembus mengibas-ngibaskan pucuk daun pohon Bakau,mengibas-ngibas rambut dan ujung baju semua pengunjung tempat rekreasi itu.Setelah saling pandang Herman berbicara isinya tak tentu arah." Bila kita bertemu dengan kawan yang telat menikah tidak etis bertanya soal anak.Dia bisa tersinggung dan purik.Bila jumpa dengan kawan lagi nganggur jangan tanya dia kerja dimana,tapi tawari dong lowongan pekerjaan... ".

" Jadi kamu lagi jadi pengangguran ? ", tanya Astuti nadanya bercanda.

Herman terdiam.Seperti ada rasa malu mau bicara lagi.Tapi Astuti sudah sangat hapal gaya Herman terkadang tidak suka berterus terang.Dahulu dia ingin menonton pertunjukan Teater di Taman Ismail Marzuki tapi lagi bokek,dibelikan tiket dia pura pura tidak ingin menonton.Saat punya hutang di Kantin Sekolah akan dibayari dia bilang tidak punya hutang,akhirnya dia pontang panting mencari uang karena pemilik kantin menagih.

Astuti hapal Herman.Karena waktu di SMA Patimura ,dari kelas satu hingga kelas tiga selalu satu kelas.Ketika Herman menjadi ketua OSIS Astuti menjadi sekretarisnya.

" Kawan kita ada yang punya PT,aku tahu alamatnya.Kamu bisa menemui dia dan bergabung," Astuti memberi saran.Melihat Herman tidak segera merespon sarannya ia berseloroh," Soal hutang di kantin dahulu jangan kamu ulang lagi sekarang".

Herman tersenyum mendengar kata kata Astuti.Dia jadi melemah,seperti orang sedang pasrah pada sebuah pertolongan."Baiklah bulan depan saya datang ke rumah kamu,nanti antar saya ke tempat kawan yang punya PT itu ya ".

Astuti mengangguk,sesaat kemudian tersenyum.

Pertemuan itu dirasakan oleh Herman sangat singkat.Sebuah mobil Toyota Inova berwarna cerah mendekat.Berhenti dan seorang pengemudi keluar menghampiri Astuti,dengan muka manis sambil membongkok bongkokan badan,lalu pengemudi itu berkata." Apakah kita pulang sekarang,Neng ? ".

Astuti sejenak merenung,lalu ia menyuruh pengemudi itu untuk mengambil tas dalam mobil.Pengemudi segera berbalik ke arah mobil,membuka pintu sesaat mengambil sebuah tas lalu menutup kembali.Dan kemudian tas itu diserahkan kepada Astuti.Tas itu sangat bagus,terbuat dari kulit asli,coklat warnanya.Astuti mengambil sebuah kartu nama dari dalam tas lalu memberikan kepada Herman." Ini alamat rumah aku sekarang ",ujar Astuti,kemudian ia naik mobil.Lalu mesin mobil berbunyi kemudian melaju.

***

Sikap mertua Herman kian hari kian congkak saja.Terlebih setelah mendapat uang kiriman dari Hakimun.Melihat Herman datang sikapnya sangat acuh tak acuh.Mereka sengaja bersikap seperti itu agar Herman tidak banyak bertanya soal uang kiriman.Kepada tetangga kesombongannya mulai melambung,mengagung-agung kan Halimun yang bekerja di Taiwan.Katanya, Halimun sedang mengangkat derajat orang tua.Dan membantu suaminya mencari uang.Kalau bukan karena Halimun anak nya yang lain tidak dapat melanjutkan sekolah.Bila ada tamu kelihatan banyak uang istri Surya berbicara memelas." Anak saya tiga,perempuan semua.Yang pertama punya suami tapi tidak seperti punya suami,dia pergi kerja ke Taiwan karena suaminya tidak bisa mencukupi.Terkadang saya merasa sangat kasihan,kalau ada lelaki lain yang sayang sih saya akan berusaha supaya suaminya menceraikan.Sehabis masa idah baru saya nikahkan ".

" Sudah lama anak ibu menikah ? " tanya tamu itu.

" Baru dua tahun.Suaminya sudah tua, beda 19 tahun usianya dengan anak saya ",jawab mertua Herman.

Tamu itu manggut-manggut.Saat itu hadir dalam pikirannya keinginan untuk mengenal Halimun.Tetapi bayangan istri nya yang galak dan anak-anaknya masih kecil,maka keinginan buat mengenal Halimun ia buang jauh jauh.Lalu ia memberi petuah agar dalam menjalani kehidupan harus disertai kesabaran penuh.Miskin dan kaya hanya Allah yang menentukan.Segiat apa pun manusia mencari harta,sebesar apa pun keinginan untuk kayaraya bila Allah belum menentukan tetap manusia itu akan kekurangan ".

Pagi itu sebuah mobil Kijang bak terbuka berhenti di depan rumah Surya.Membawa Kulkas,TV berwarna 24 inch,dan beberapa prabotan rumah tangga.Istri Surya, Rumi datang dari dalam rumah menyambut sopir dengan wajah berseri-seri.

Rupanya kedatangan mobil itu telah dilihat oleh banyak tetangga.Maka datanglah tetangga itu satu per satu,melihat perabotan baru itu.Mereka berkomentar Kulkas dan TV sangat bagus dan mahal membuat hati Rumi berbunga-bunga.Senang nya tidak kepalang.Tidak ada yang bertanya Rumi berbicara dengan bangga." Halimun kirim uang,kalau dipegang uang nya saja bisa habis.Kata Halimun harus dicantolkan ke barang ".

Orang orang yang melihat barang barang itu manggut manggut.

Memang,dari pada menyimpan uang lebih baik menyimpan barang.Prinsip usaha memang harus demikian.Harta dalam bentuk barang dalam beberapa tahun ke depan akan menjadi tinggi nilainya.Harta atau aset dalam bentuk uang bila tidak kebetulan bisa cepat habis.Sepintas cerdik juga Rumi ini.Tapi apakah demikian keinginan Halimun mengirim uang ? Tidak ada yang tahu.Meskipun begitu banyak tetangga menilai Rumi sangat janggal.Bukankah Halimun punya suami ,dan mengapa kirim uang kepada orang tuanya ?

Orang orang yang datang hanya ingin melihat kulkas,televisi dan prabotan baru itu satu persatu pamit.Rumah Surya menjadi sepi.Jam di dinding sudah menunjukan pukul 15'30 WIB.