Dan sore harinya, lagi-lagi hal yang membuatku kaget pun datang. Manis tampak tergesa pulang ke rumah. Sungguh, ini perkara yang amat membingungkan. Setelah Rianti, kenapa Manis tiba-tiba menyusul pulang? Apakah ada suatu perkara yang sangat serius di Universitas? Ataukah memang perkuliahan mereka sengaja diliburkan oleh Universitas?
"Kangmas, Rianti mana? Rianti sudah pulang, toh? Dia ada di sini, toh?" selidiknya. Wajah istriku benar-benar terlihat begitu panik, wajahnya kini tampak pucat pasi dan ndhak karuan.
Aku langsung memeluknya, mendekapnya dengan begitu erat. Mencoba untuk menenangkannya. Jujur, aku sendiri ndhak tahu apa yang terjadi. Tapi melihat Rianti tadi, dan Manis saat ini, benar-benar bukanlah suatu perkara yang baik. Aku yakin, ada sesuatu yang terjadi di sini.
"Dia sudah pulang, dia ada di kamarnya," kubilang.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください