Sejak para saudaranya tidak ada, Raihana jadi sensitif. Anak itu jadi pendiam. Dia sangat jarang terpisah dengan para saudaranya.
Bahkan boleh di bilang, Raihana betah dengan para saudaranya Meskipun tidak ada bundanya.
"Bunda... Prince kapan besarnya sih?"
"Lho kok nanya gitu sih?" Murni balik nanya.
"Iya... Biar bisa diajak naik pesawat!"
"Nana kangen ya sama kakak-kakak?"
Raihana mengangguk. Murni tertawa, Raihana baru terpisah dua hari terpisah dengan mereka, sudah kangen ke gitu.
"Nanti bunda tanya dokter dulu...adik Prince boleh gak terbang!"
"Beneran ya bunda!"
Murni menatap Rafael yang tenggelam dalam laptopnya.
"Rafael..!"
"Aku akan atur izin dulu!" Jawab Rafael. Rupanya dia mendengar pembicaraan ibu dan anak itu. Wajah Raihana mendadak cerah. "Hahaha... Daddy i love you!" Raihana memberi kecupan di pipi Rafael. Murni tertawa geli. Rafael mengusap pipinya yang basah.
Raihana berlari menuju box bayi.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください