Saat hidup terasa begitu melelahkan dengan segalanya yang begitu menggiurkan, terjebak dalam kubangan hitam berputar-putar mencari jalan keluar. Saat hidup terasa sangat memuakan dengan segala sandiwaranya mencoba tetap tersenyum lalu kembali menapaki takdir tanpa tahu kemana jalan akan membawa akhir. Dan saat semua orang hanya menontonnya dengan tawanya yang pecah, sambil berseru, “Dia hanya seorang anak itik yang merindu matahari.” Tapi Ia percaya, “Fainni Qorib”, sesungguhnya, tak sejengkalpun kita diabaikan. Buku ini tentang perjuangan meraih apa yang diyakini “menang”