webnovel

Hujan Disaat Terik

Diawali hari pertama sekolah, Fio menyapa Fillo lebih dulu di dalam kelas, Fillo terlihat menjaga jarak dengan Fio. Fio adalah anak yang mempunyai aura positif, kamu tau Fio bisa melihat masa depannya sendiri, tapi dari kemampuannya itu Fio mempunyai kelemahan yang dia tidak bisa hindari, gadis itu tidak bisa terkena air hujan. Di hari kedua sekolah Fio dan Fillo terjebak hujan di dalam kelas, hanya mereka berdua tersisa di kelas, Fio tidak sengaja membongkar rahasia dalam hidupnya yang sebelumnya tidak ada yang tahu, Fillo terkejut saat itu. Dari kejadian hari kedua sekolah itu Fillo menjadi teman laki-laki satu-satunya Fio, mereka saling cerita satu sama lain, melakukan aktifitas seperti anak-anak sekolah pada umumnya. Suatu hari mereka bertemu di taman untuk berbincang-bincang. tanpa mereka ketahui hujan turun sangat deras. kejadian itu membuat mereka menjauh satu sama lain. tapi pada akhirnya masalah yang Fio hadapi selama ini adalah dari keluarga, Fio harus mencari ayahnya yang selama ini dia tidak ketahui! ----- BAB 1-44 UPDATE RABU DAN KAMIS ----- VOTE CHAPTER TO SUPPORT ME AND I WILL ALWAYS APPRECIATE IT! FOLLOW ME FOR MORE PLEASE;) THANK YOU!<3

Randomline · ファンタジー
レビュー数が足りません
44 Chs

BAB 19

Fio melangkah menuju kasur, sambil menyentuh terus dadanya. tatapan Fio kosong. duduk perlahan di atas kasur.

dadanya masih terus berdetak kencang, Fio tidak percaya dengan situasi tadi. Fio mencoba menghela nafas dengan perlahan.

"perasaanku jadi aneh" bisik Fio, menelan ludah, "rasa yang aku alami sekarang, rasanya campur aduk, takut iya, cemas iya, senang sedikit, aku benar-benar bingung" lanjut Fio.

Fio berjalan menuju pintu, mengunci pintu dengan perlahan, lalu duduk di lantai samping kasur, Fio juga mematikan lampu kamarnya sekaligus menyalakan lampu tidur.

Fio memposisikan duduk emo, menutup matanya perlahan, dibantu dengan tangannya menutupi mata, pikiran memfokuskan kedalam Cloom.

angin meniup ke arah tubuh Fio, Fio membuka matanya, melihat ke arah depan, tubuhnya sudah masuk kedalam Cloom.

Fio mulai berdiri, mendekati layar dan menggengam kendali, Fio menutup mata kembali, membayangkan sesuatu, muncul beberapa rekaman Fillo di layar.

Fio membuka matanya perlahan, mulai menggerakan kendali, rekaman yang ada dilayar, bergerak, rekaman terlihat buram, Fio tetap menggerakan kendalinya.

rekaman terlihat samar, Fio mengkerutkan dahinya menatap layar, beberapa rekaman memperlihatkan tindakan Fillo yang membuat Fio bingung.

Fio terus memutar kendali, membuat rekaman di layar maju sedikit lebih cepat. Fio terus menatap layar buram itu, Fillo didalam rekaman terlihat membingungkan.

Fio membalikan badan sekaligus, wajahnya terlihat sangat ragu, setelah melihat beberapa rekaman Fillo yang akan mendatang.

Fio menutup mata dengan spontan lalu membuka matanya kembali, Fio sudah berada di kamarnya kembali. bergegas mengambil ponselnya yang berada di atas kasur, Fio menelefon Fillo meminta untuk bertemu malam ini.

wajah Fio tampak kebingungan, setelah melihat rekaman masa yang akan datang tidak sesuai yang Fio pikirkan.

Fio membuka pintu kamar, sudah siap untuk keluar rumah, memakai celana panjang, hoodie, juga membawa ponsel. Fio bergegas turun kebawah.

sebelum Fio meminta izin Fio sudah di tanya ibunya duluan.

"Fio mau kemana lagi?" tanya ibu sambil menonton televisi.

"mau keluar bu, sebentar aja" jawab Fio.

"besok aja, sudah malam" lanjut ibu.

"bu sebentar" Fio melangkah menuju pintu.

ibu tidak menanggapi Fio, hanya menatap layar televisi. Fio membuka pintu lalu bergegas pergi menuju taman.

angin bertiup kencang, awan sangat sedikit diam dia atas langit, Fio memeluk dirinya mengurangi rasa dingin malam yang seolah-olah menusuk tulangnya.

Fio bergegas melangkah ke arah taman, berdiam sendiri, dibawah tiang yang memiliki sebuah atap. menunggu Fillo. taman tampak sangat sepi, hanya ada sesekali mobil atau motor yang melewati taman.

Fillo menghampiri Fio, memakai jaket berwarna abu, mengenakan kupluknya, saat behadapan dengan Fio, Fillo membuka kupluknya.

Fio menatap tajam Fillo, tangannya melepaskan pelukan dari badannya, wajah Fillo kebingungan, sedikit tersenyum dicampur juga dengan ragu.

"ada apa Fi" tanya Fillo membuka percakapan.

Fio terus manatap Fillo, matanya mulai menumpahkan air mata, tarikan nafasnya tidak teratur, semakin lama tarikan nafasnya semakin keras, air mata mulai turun perlahan.

wajah Fillo semakin cemas, berubah menjadi sepenuhnya kebingungan, tiba-tiba Fio memeluk Fillo dengan erat.

bola mata Fillo membesar, mulutnya membuka terdiam kaku, bahkan tangannya diam tidak bergerak, kaku. Fillo sangat terkejut, dadanya mulai berdetak kencang.

"a-ada apa Fi?" bisik Fillo perlahan di sebelah telinga Fio.

pelukan Fio tambah erat, tangisannya sekarang terdengar, sesegukan. Fio menggeleng, Fio perlahan melepaskan pelukannya, melangkah mundur.

wajahnya penuh dengan air mata, mata sedikit merah, helai-helai rambut sedikit terkena air mata, menempel di dahi Fio.

"ada apa Fi?!" tanya tegas Fillo.

Fio tidak menjawab, pandangannya menatap kearah bawah, sesegukannya masih terdengar walau hanya sedikit dan terdengar kecil.

"Fi?, ada apa?" sekarang Fillo menanyakan Fio dengan nada yang lembut dan pelan.

"Fi" Fio mengangkat pandangannya, menatap Fillo, "aku mohon kamu jangan tinggalin aku?" lirih Fio suaranya sedikit serak.

wajah Fillo menyeringai, tersenyum setelah mendengar kalimat ucapan Fio. Fillo menggeleng, "aku ga kan ninggalin kamu Fi, kita kan teman"

bola mata Fio membesar, terkejut mendengar kalimat Fillo. "Fi, sebenarnya aku juga suka sama kamu" lirih Fio.

"terus?" Fillo mencoba untuk tetap tegak.

"tapi aku takut" lirih Fio.

"aku tau itu Fi, jadi ga apa-apa, hal tadi, aku cuma menyatakan aja" ucap Fillo.

Fio tersenyum mendengar pernyataan dari Fillo, Fio mengusap air matanya.

"Fillo" panggil Fio.

"ya?" sahut Fillo.

Fio tidak menjawab lagi, tersenyum malu, Fio membenarkan anak rambut agar lebih rapih.

"ada apa?" tanya Fillo mendekat ke arah Fio.

"aku mau jujur Fillo" bisik Fio.

Fillo mengangguk, "ya jujur kenapa?" tanya lagi Fillo.

"kamu janji yah?" Fio mengangkat kelingkingnya, mantap Fillo.

Fillo mundur sedikit menjauh dari hadapan Fio, Fillo mengangkat kelingkingnya, lalu kelingking mereka mengikat satu sama lain.

Fio tersenyum, memajukan kepalanya mendekat ke arah Fillo, kakinya sedikit jinjit, "aku bisa liat masa yang akan datang" bisik Fio.

lagi-lagi mata Fillo terbuka lebar, bola matanya membulat, wajahnya tampak terkejut mendengar kalimat yang di ucapkan Fio.

Fillo melangkah mundur, Fillo menatap Fio tidak percaya, wajah Fio sedikit ragu, senyumnya memudar melihat wajah Fillo yang sangat terkejut.

tiba-tiba Fillo merubah raut wajahnya tersenyum, "mana bisa Fi" ucap Fillo.

Fio menelan ludah, Fio mengangguk, wajahnya berubah menjadi serius. tidak ada senyuman atau menekukkan dahi.

"g-gimana caranya?" tanya Fillo gugup.

"itu lah alasannya aku tadi nangis, kamu pergi Fillo, ninggalin aku, kamu bohong" tegas Fio.

Fillo menggeleng tidak percaya, dahinya mengkerut. Fillo melangkah mendekat ke arah Fio, menyentuh dahinya.

"mana bisa Fi, kamu mimpi? tadi kamu kan bilang kamu kecapean" ucap Fillo.

Fio menggeleng tegas. "bisa Fillo" tegas Fio, setelah itu air matanya siap kembali turun lagi.

"baik Fio, aku percaya" ucap Fillo semakin bingung dengan apa yang harus di lakukan.

"Fillo, kamu beneran janji ga bakal niggalin aku?" tanya Fio, matanya berkaca-kaca, pipinya merah menahan tangis.

"t-tapi Fi, aku ga bisa sepenuhnya janji, aku gatau kedapannya kaya gimana" ucap Fillo.

Fio melepaskan air matanya setelah mendengar kalimat itu, sekarang matanya juga memerah, air mata turun deras melewati pipi.

sesekali Fio menahan tangis sekaligus sesegukannya, meminimkan suara di antara mereka. Fio menurunkan pandangannya, mengusap air mata.

Fio menutup mata, dengan sangat singkat, Fio tiba di Cloom, melihat layar, beberapa detik kedepan, hujan besar turun, sekaligus petir di taman rumah mereka.

Fio mengedipkan mata lagi, kembali di taman, dengan sengat cepat Fio menarik Fillo dari bawah tiang, keluar ke sisi taman.

CTAAR!! Petir menyambar pohon besar di area taman, area itu sekilat menyala sangat terang, bersama api menyambar area pohon. pohon itu memeladak terbagi menjadi beberapa bagian, bongkahan kayu beterbangan kemana-mana. dengan beberapa detik pohonnya tumbang menipa tiang yang menutupi Fio dan Fillo.

Fio dan Fillo sudah lebih dulu menghindar, tergeletak jatuh kebawah terkena dorongan angin yang sangat kuat.

Fio terbaring di atas tanah, pandangannya melihat ke arah atas, hanya dengan beberapa detik dari petir menyambar pohon, tetesan hujan turun, tetesan air hujan sedang menetes ke arah wajah Fio, dengan perlahan.

mata Fio membesar, bola matanya membulat besar, rasa yang di rasakan, mulai terasa.

BAB 1-44

UPDATE

RABU DAN KAMIS

-----

VOTE CHAPTER TO SUPPORT ME AND I WILL ALWAYS APPRECIATE IT!

FOLLOW ME FOR MORE PLEASE;)

THANK YOU!<3

Randomlinecreators' thoughts