webnovel

Hanimardiani

Takdir tak bisa ditebak, akan kah sesuai dengan yang kita harapkan atau tidak ,takdir tidak pernah menanyakan mau atau tidaknya kita untuk menerimanya ,ia tidak memperdulikannya ,karena kita sebagai manusia hanya bisa berpasrah dan menjalani hidup ini sesuai skenario tuhan , dan percaya bahwa tuhan telah menyiapkan sesuatu kebahagiaan diakhir cerita hidup ini Semoga takdir ku sesuai dengan doaku -syaiduna halimah

Hani_Mardiani · ファンタジー
レビュー数が足りません
7 Chs

7.Balas Dendam

Halimah sudah kembali bekerja ia berharap hari ini ia tidak perlu bertemu bosnya dulu ,sudah cukup kejadian semalam membuat hatinya kalang kabut

Kini ia bersama Farhan sedang pergi menyusul Raisa yang sudah terlebih dahulu berada dikantin ,mereka berjalan bersama saling tukar canda yah meski hanya halimah saja yang selalu melakukannya , tapi cukup   membuat farhan tersenyum,jangan lupakan fajar itu sifatnya dingin ,makanya jarang-jarang jika melihatnya menyunggingkan senyum sampai matanya melengkung bak bulan sabit

Dan kejadian ini terlihat oleh Ibrahim yang lewat hendak pergi makan siang diluar bersama meta ,ia bertanya-tanya apakah hubungan keduanya begitu dekat sampai-sampai ia bisa melihat bahwa Halimah begitu nyaman disisi orang itu

Ibrahim yang menyadari hal itu malah berdecih untuk apa ia harus memikirkannya

"Ibrahim , makannya dikantin aja yuk , aku ketagihan bakso keju " bujuk meta

"Sudah cukup dengan kejadian kemarin, aku tidak mau mengulangnya lagi" jawabnya membuat meta berdecih kesal

"Dan ini masih daerah kantor , profesional.  " lanjutnya mempertegas  status mereka saat dikantor

"Ini anak gue yang mau makan bakso ,kalo lo gak mau makan disini ya udah gue juga gak mau, tapi kalo nanti anak gue ileran lo yang tanggung jawab " Sarkas meta mengancam membuat ibrahim memutar mata malas

"ya udah nanti lo yang tanggung gue yang jawab " watadosnya ,membuat meta melongo tak percaya

=========

Meski awalnya menolak ibrahim tetap ikut rencana meta ,ia tidak mau jika harus mempertanggung jawabkan urusan anak meta yang ileran nantinya

Seperti biasa ketika ibrahim datang ke kantin semua karyawan terlihat terdiam sebentar ,termasuk bangku yang diduduki oleh halimah ,raisa dan farhan ,apalagi ketika melihat ibrahim datang bersama meta yang menunjukan bak pasangan serasi itu membuat hati halimah tak karuan entah mengapa , mungkin karena kejadian kemarin yang masih  membuatnya kesal karena sang empu pun tidak merasa bersalah sama sekali

"Hai semua , kalian santai aja bos kita ini lagi mau ikut berbaur makan bersama kalian ,jadi mulai biasakan yaa " ucap meta menggelegar membuat semua orang mengerti dan kembali menikmati makanannya

"enggak perlu diumumin kayak gitu juga kali "

"lo harus terbiasa ! Bagusnya sih lo harus sering-sering kayak gini "

"Enggak ini untuk yang terakhir kalinya" tegas ibrahim lalu ia mengedarkan pandangan mencari bangku kosong tapi tatapan nya bersibubruk dengan halimah yang kini menatapnya juga entahlah sulit diartikan karena halimah yang  memutuskan tatapan itu dan mengalihkannya pada seorang pria didepannya

Meta yang tak sengaja melihat tatapan ibrahim menuju meja karyawan yang terlihat tidak asing bagi meta , ia pun penasaran dan segera menarik tangan ibrahim menuju meja mereka

"Eh kemana ? " Ibrahim sedikit terkejut ketika meta menarik tangannya namun ia tetap berjalan dengan tenang dan tentu karisma yang tak pernah luntur plus ketampanannya yang mampu menghipnotis para karyawan wanita disana

"Hai permisi , boleh tidak kalo kami ikut makan bersama kalian disini ?" ucap meta membuat ibrahim melotot padanya begitupun mereka bertiga ketika dihampiri oleh sang sekertaris dan bosnya ini

"Ahh iya ten-tu " jawab raisa gugup karena halimah masih merasa kaget namun tersadar kembali ketika raisa menyenggol lengannya

"ah iya silahkan duduk " ucap halimah ia pun bergeser untuk memberikan ruang pada atasan dan sekertarisnya

Mereka duduk berhadapan, Farhan berada disebrang  halimah ,ibrahim yang duduk disamping farhan  bersebrangan dengan meta dan raisa disisi kiri halimah

"maaf ingin pesan makanan apa? biar saya pesankan " Ucap farhan menawarkan dengan sopan

"wahh kebetulan banget ,ada orang ganteng dan baik " ucap meta

"Maaf ya ngerepotin ,aku ingin pesan bakso keju tanpa sayur "

"iya ,Maaf pak bos ingin pesan apa?" tanya nya sopan

"samakan saja"

"baik , untuk minumnya ?"

"air putih saja "

"baik, kalo bu meta?"

"jangan panggil bu dong , meta saja" guraunya membuat halimah merasa aneh ,ini bosnya gak marah apa pasangannya ganjen gitu ,untung cantik pikir halimah

"samakan saja air putih " jawab ibrahim membuat meta berdecak

"selalu saja" cibirnya

"baik , kalo begitu saya ambilkan " ucap farhan lalu hendak pergi namun raisa mencekalnya

"han aku ikut , biar aku bantuin " ucap raisa lalu hendak pergi namun dicekal oleh halimah yang menatapnya miris

"mau kemana" bisiknya

"tunggu bentar elah " bisik raisa dan kini meninggalkan halimah bersama ibrahim dan meta membuat susasana jadi canggung namun meta mengerti dan mencairkan suasana

"Ah kamu yang kemarin kan yang pas dilobby itu ? " halimah kaget saat meta menanyakan hal itu ternyata wanita ini masih mengingatnya ,menurutnya hal kemarin adalah hal yang paling memalukan dan mengesalkan

"nama kamu siapa? Kamu karyawan magang ya ?" tanya meta pada halimah

"i-ya , nama saya halimah saya dan teman-teman yang tadi sama masih karyawan magang "

"oh , di divisi apa?"

"di divisi dua "

"oh iya-iya sudah cantik pintar lagi, pantes kamu keterima kerja disini ,disini kalo otak nya gak encer dipulangin " bisik meta ia takut ibrahim mendengarnya

"jarang-jarang loh ada yang keterima disini " ucap meta

Sedari tadi meta saja yang terus berbicara halimah hanya menanggapi dan Ibrahim tentunya ia sibuk dengan handphonenya sendiri namun telinganya tetap mendengar

Tak lama pesanan mereka berdua datang ,meta mengucapkan terimakasih pada farhan termasuk ibrahim

"ah ya nama kamu siapa?"

"nama saya Farhan "

"kalo kamu ? "

"saya raisa "

"kalian satu divisi ya?"

"iya"

"bagus bagus"

Mereka mulai makan

Farhan melihat ke arah piring halimah dan melihat kentang yang disisihkan dipiringnya lalu ia pun mengambil kentang itu dari piring halimah ke piringnya lalu memakannya membuat semua yang duduk disana terdiam apalagi halimah

"farhan ngapain coba diambil gitu kan ada orang lain disini  " batin halimah yang geram pada farhan

"Eh Han , kok kamu ambil kentang nya halimah?" tanya meta

"hm halimah tidak suka kentang "

"oh ,kalian temen deket atau punya hubungan ?" tanya meta culasnya membuat halimah kaget tapi farhan biasa saja dan ibrahim semakin menjelaskan pendengaranya

"ah kami -"

"Teman dekat " jawab halimah tanpa sadar , sesaat terdiam namun tiba-tiba terbesit pikiran

"sudah 6 tahunan bersama, jadi sudah sangatt dekat ,dia udah kayak pacarku sendiri sih soalnya farhan tahu banyak tentangku ,makanan kesukaan ,hobi dan lain sebagainya tapi aku enggak begitu tahu banyak tentang dia  " jawabnya seraya tertawa mengundang tatapan aneh dari temannya raisa dan farhan ia merasa kaget dengan ucapan haliamh ,meta yang awalnya terdiam tiba-tiba menepuk bahu halimah dan ikut tertawa meski kikuk

"ah jadi sangat dekat dong! wah kirain pacaran , kalo jadi pasangan kalian cocok kok serasi ya,kan bos ?"  meta melempar pertanyaan kepada bos nya itu ,entah mengapa tiba-tiba meta menanyakan hal itu pada dirinya

Ibrahim berdeham dan tidak menanggapinya malah memilih untuk pergi

"terimakasih untuk makanan nya, saya duluan ,meta jangan lama-lama disini" ucapnya pada meta ,sang empu menatapnya dengan aneh tapi selanjutnya ia tak peduli sedangkan halimah merasa puas , mungkin saja orang itu cemburu 'pikirnya '

Ini adalah pernyataan yang ia sengaja lakukan untuk membalas dendam pada pria angkuh itu ,sudah mengacuhkan nya kemarin sekarang malah datang bersama sosok yang sangat ia iri kan akan kecantikannya apa ia mau membuatnya tambah uring-uringan? 

=========

Kini ibrahim berada dikantornya memfokuskan kembali pikiranya pada pekerjaan namun tiba-tiba perkataan seseorang tadi ,sedikit menghalau pikiranya

Kenapa wanita itu harus mengatakan tentang pertemanan mereka yang begitu sangat dekat malah dilebih-lebihkan, Apa mungkin ia berniat untuk membuat dirinya cemburu? 'Pikir ibrahim'

"tentu saja tidak mungkin ,jikalau iya pun aku tidak akan melakukannya ,cemburu ?" ibrahim mendengus nafas ia tidak akan pernah merasakannya

Tiba-tiba handpone ibrahim berdering ,dilayar tertanda sebuah nama yang sangat disegani dikeluarganya

"Assalamualaikum opa "

"Wa'alaikumsalam , kamu sedang kerja? "

"iya ,tidak sibuk ,kenapa?"

"Besok ajak calon istrimu kerumah ,opa tunggu Assalaamu'alaikum " ucap sang opa dan mematikan panggilan secara sepihak bahkan ibrahim belum menjawab

"Waalaikumsalam" gumamnya ,selalu seperti itu mematikan telpon sepihak dan apa lagi opa nya meminta untuk mengajak tunangannya kerumah ,berarti opa ada dirumah .

Jujur saja ibrahim tidak ingin melakukannya apalagi meminta agar wanita itu ikut bersamanya ,tapi apalah daya ketika sang opa yang memerintahkan semua orang dirumahpun tak bisa apa-apa ,ia adalah penguasanya .

Tapi bagaimana cara agar menyampaikan pesan pada halimah tentang ini ? Ia tidak mau menemuinya dan pastinya ia tidak akan melakukannya dikantor

Mungkin lebih baik lewat telpon saja , 

Ia jadi tidak perlu bertemu dengan orang nya langsung ,ibrahim pun mencari nama halimah dikontak handphonenya ,namun ia lupa bahwa ia tidak memiliki no telpon orang itu dan teringat akan kejadian kemarin saat halimah meminta nomor teleponnya tapi malah ia abaikan dan malah mepermalukannya

ibrahim kini sedikit menyesal tahu nya akan seperti ini seharusnya tidak ia acuhkan apalagi halimah yang memintanya ia kan jadi tidak perlu repot-repot untuk memintanya lagi

ibrahim terus berpikir tentang hal ini dan memilih sebuah cara ,lalu ia menelpon meta mnyuruhnya untuk memanggil halimah ke ruangannya ,diruangannyakan tidak ada yang mengetahui apa yang akan mereka bicarakan

dan disisi lain halimah yang mendapatkan panggilan dari meta merasa kaget sebab tiba-tiba saja bos nya meminta dirinya untuk menemui bos nya itu ada masalah apa sehingga bos nya tiba-tiba memanggil dirinya

suara ketukan menyadarkan Ibrahim dari komputernya dan menyuruh masuk ,halimahpun masuk dan menghad ibrahim

"duduk " titah ibrahim, halimah pun menurut

"Saya dapat perintah dari atasan, dia meminta kamu menemuinya besok " jelas ibrahim membuat halimah mengernyit tak mengerti 'siapa atasan?' pikir halimah ia kira atasan nya itu adalah Ibrahim

ibrahim yang mengerti bahwa halimah belum paham ia pun memperjelas

"Kakek meminta kamu untuk menemuinya besok dirumah mamah " jelasnya lagi , membuat halimah melongo

"untuk apa?" tanya nya

"dia ingin bertemu dengan calon mantu ibu saya yaitu kamu dan jangan suruh saya untuk memperjelas lagi "

"loh , saya kan gak ngerti kenapa saya tiba-tiba harus kesana"

"mana saya tahu ,makanya kamu kesana temui orangnya langsng "

"biasa aja kali jawabnya " jawab Halimah sarkas ia sebal kenapa setiap perkataan ibrhaim itu tidak terdengar lembut

ibrahim menghela nafas pelan dan teringat sesuatu lalu mengeluarkan handphonenya

"ini ,tuliskan nomor kamu " membuat halimah kaget lalu ia teringat kejadian kemarin dan mulai tersenyum dengan tangan yang ia silngkan di dada

"Tunggu dulu , bukannya kemarin mas menolak mentah-mentah untuk memberikan nomor telpon mas? lalu mengapa sekarang dengan sukarela memintanya ?"

"Saya atasa kamu ,ini masih jam kerja panggil saya dengan seharusnya dan ini juga termasuk perintah saya bebas memerintahkan apa saja "

" oh kalo gitu ,maaaf saya gak bisa memberikan nomor telpon saya dengan cuma-cuma ,aplagi setelah kejadian kemariin ,sangat sulit untuk melupakannya "

jawab halimah membuat ibrahim geram

"kamu menolak perintah saya!"

"Saya juga punya hak untuk menolak ,saya bisa saja memberikan nomor saya ini ,asalkan anda bisa memintanya dengan secara baik-baik dan meminta maaf "

"untuk apa saya melakukannya "

"

"

"

"