webnovel

God not be wasted

Mau sampai kapan hal seperti ini akan terus terjadi..??? hal ini harus berhenti.., harus di hentikan.... di hentikan.... ... aku harus menghentikannya...!!!! dengan sesuatu yang sudah ku miliki dari dunia ku sebelum nya

Noxva · ファンタジー
レビュー数が足りません
40 Chs

Harapan di tengah badai

Arva kembali ke desa, dan menemui Daka di gerbang desa.

"bagaimana tuan Arva? " tanya Daka.

"seperti yang ku kira" jawab Arva.

kekhawatiran tergambar di wajah Daka, pria bertpostur gagah itu sampai mengepalkan tangannya, Arva memegang pundak Daka dan menyarankan agar dia tetap tenang.

Daka mencoba menenangkan dirinya atas saran dari orang yang sangat dia percaya, dia mengatur nafasnya dengan perlahan, dan berusaha kembali tenang lagi pula dengan keadaan seperti ini sebagai salah satu dari penjaga desa tentunya dia harus tenang dan fokus.

dari kejauhan terlihat Leina yang berlari menghampiri mereka, dari raut wajah mereka berdua Leina bisa membaca bagaimana hasilnya.

selama hidup di dunia ini Arva sudah membantu banyak permasalahan yang ada di desa termasuk makanan, dia menggunakan persawahan dan ternak ikan sebagai solusinya, berkat itu para penduduk desa bisa melewati musim dingin tahun lalu dengan stock makanan yang cukup.

Arva memakai metode itu dikarenakan tidak adanya hewan liar yang terlihat atau berhasil tertangkap oleh penduduk desa, awalnya Arva tidak terlalu memikirkan hal itu tapi pada suatu hari, saat dia membaca buku di perpustakaan tua dia membaca buku tentang monster.

monster terbagi menjadi beberapa tingkatkan yaitu "biasa", " dominan" dan "Lord" atau penguasa.

biasa adalah monster monster kecil yang biasa di temui di berbagai tempat, mereka tidak terlalu kuat tapi bukan berarti bisa di remehkan.

dominan adalah monster yang memiliki kekuatan di atas rata-rata dan biasanya bergerak sendiri, kekuatan monster tipe ini sangatlah kuat sehingga hanya orang yang memiliki kekuatan tinggi saja lah yang bisa mengalahkan mereka.

dan yang terakhir Lord, monster ini mendiami suatu wilayah dan memiliki banyak anak buah, mereka adalah status tertinggi para monster karena terlalu berbahaya orang-orang lebih memilih untuk menghindari mereka.

dalam kasus ini Arva menduga bahwa ada monster yang mendiami gua itu dan monster itu bertipe Dominan, hilangnya hewan liar di sekitar area desa merupakan imbas dari efek teritori monster ini, para hewan akan pergi ke tempat lain jika ada monster bertipe dominan ke atas mendiami suatu wilayah.

awalnya Arva memutuskan untuk tidak memperdulikan monster itu tapi Arva punya firasat bahwa monster itu akan berpindah tempat dan mengarah ke desa, jika ini benar terjadi maka tentu desa ini akan hancur.

dengan penjaga desa yang terbatas dan keterampilan mereka yang tidak terlalu memadai sudah pasti kekalahan akan menjadi hasil dari pertarungan mereka.

"untuk sementara kurasa monster itu tidak akan bergerak jadi kita memiliki waktu untuk bersiap" kata Arva.

"apa rencana anda tuan? " tanya Leina.

"kita coba meminta bantuan dari k erajaan-kerajaan terdekat, dengan bantuan mereka aku yakin monster seperti itu akan dapat di kalahkan" jawab Arva.

ada dua kerajaan berlokasi lumayan dekat dengan desa yaitu "Zrynia" dan "Geaklubi" dua kerajaan ini adalah kerajaan besar yang memiliki prajurit dengan kemampuan yang tinggi, dengan bantuan dari Kerajaan-kerajaan ini pasti desa bisa tertolong.

"maaf tuan Arva, tapi jika mengingat reaksi mereka dulu, aku ragu kalau mereka mau membantu kita" kata Daka.

"setidaknya kita mencoba dulu" balas Arva.

"kalau mereka menolak...? " tanya Daka.

Arva terdiam sejenak, dari wajahnya terlihat seperti dia memikirkan sesuatu, dia memejamkan matanya, keluar nafas dingin yang tebal dari mulutnya.

"di saat itu terjadi... " kata Arva.

dia membuka kembali matanya kali ini tatapannya menjadi lebih serius dari sebelumnya.

"kita tidak punya pilihan lain selain bertarung" kata Arva.

badai semakin tebal, suhu dingin semakin meningkat, dia tengah keadaan yang sangat dingin ini mereka menaruh harapan di dalam hati mereka.

sebuah harapan kecil di tengah-tengah dinginnya kenyataan.