webnovel

Free World Online

2050, sebuah game berbasis Virtual Reality Massive Multiplayer Online sudah di buat oleh perusahaan game terkemuka di dunia, Free World Company. Saat pembukaan game yang dinantikan itu, kengerian telah terjadi. Menu Log Out yang harusnya tersanding di Sistem Menu, telah menghilang, dan kematian di dunia itu sama dengan kematian di dunia nyata. Jika kau ingin keluar dari game itu, maka satu-satunya jalan adalah dengan membuka seluruh Map Area yang berjumlah sepuluh Area dengan masing-masing Area di kuasai oleh Boss kuat yang bisa mengancam nyawa para Player.

Hadi_Prayoga · ゲーム
レビュー数が足りません
20 Chs

05: Area Satu Sudah Di Taklukan

"Hei!" Aku menunjukan sesuatu di gerbang itu. "Ada tanda seru di sana."

Ray berjalan ke arah jariku menunjuk. "Benar!" Lalu dia menekannya. "Disini ada tulisan. Penjaga Area satu adalah Hybird Goblin dan Troll, yaitu GoTroll. Dia adalah makhluk kegelapan yang sangat berbahaya dengan gabungan kebuasan dari Goblin dan kekuatan serta kecerdasan dari Troll." Ray berbalik menatap kami. "Lawan kita bernama GoTroll! Apa kita akan maju?"

Tidak ada satupun suara yang terdengar. Bahkan karena tidak ada suarapun yang terdengar, suara napas kami jadi terdengar lebih jelas dari biasanya, dan itu menambah ketakutan kami akan kematian di dalam game Free World Online ini.

Ray kemudian berkata dengan pelan, "Kalau begitu, kita ambil suara terbanyak, siapa yang mau menyerang?"

Tidak ada satu pun yang mengangkat tangan dan malah hanya saling pandang saja.

"Yang tidak mau?"

Sama seperti sebelumnya.

Kami terlalu takut untuk menyerang, tapi terlalu malu untuk menyerah.

"Kalau begitu, biar kami para pemimpin serikat yang putuskan."

Setelah itu, Ray dan dua pemimpin lainnya mulai berdiskusi. Sedangkan kami hanya terdiam menunggu keputusan yang akan di ambil oleh orang lain yang mungkin akan membunuh kami.

Rio berjalan mendekatiku yang berdiri di garis depan, "Kalau kau bagaimana, Zack?"

"Sebenarnya aku juga tidak tahu."

"Benar! Aku terlalu takut untuk maju, tapi malu jika harus mundur."

"Iya, karena yang jadi masalah, jika bukan kita, siapa lagi yang mau?"

"Kau benar."

Akhirnya diskusi mereka selesai.

Ray berjalan satu langkah, "Siapkan mental kalian, kita akan maju! Dan jangan lupa buat shortcut untuk healing potion."

Semuanya mengangguk paham.

Lalu dua pemimpin serikat lainnya mulai membuka gerbang raksasa itu, dan kami semua mulai memasuki ruangan berisi kengerian dari GoTroll atau apapun lah namanya.

Setelah seluruh player masuk, tidak kusangka gerbangnya malah menutup.

Kami semua langsung menoleh ke belakang dan mulai panik. Jadi maksudnya kita tidak boleh keluar kecuali kita mati atau berhasil ya?

Saat pandangan mata kami fokus ke gerbang belakang, suara geraman dari Monster itu mulai terdengar. Suara gemericing dari armor Monster GoTroll itu mulai memenuhi ruangan ini.

"Be-Bersiap!" Kata Ray. Walaupun takut, tapi kita memang tidak boleh menunjukan kalau kita sedang ketakutan, karena hal itu bisa berdampak pada player yang lainnya.

Tiba-tiba Monster Boss mengerikan itu melompat ke arah kami dan memperlihatkan tubuh hijau pucat dan pedang besar bergerigi di tangan kanannya. Lalu dengan tiba-tiba pula dia mengayunkan pedang bergerigi itu.

Ray yang merupakan tanker dengan pedang besar di kedua tangannya menahan serangan itu seorang diri. Percikan api dan tanah yang diinjaknya mulai retak. Anehnya tidak ada satupun orang yang bergerak. Menyadari hal itu aku langsung maju dan menebas tangan kiri Monster GoTroll ini dan membuatku menjadi targetnya.

"Ayo serang!" Kataku. "Sekarang aku adalah targetnya!"

Serangan demi seranganpun di lepaskan pada tubuh raksasa si Monster Boss, tapi semua serangan itu seperti tidak berpengaruh sama sekali. Sebenarnya serangan-serangan itu memang mengurangi HPnya, tapi seperti yang kita tahu, Troll adalah Monster yang memiliki regenerasi yang lumayan tinggi, serangan berdamage kecil tidak akan terlalu berefek padanya.

Tiba-tiba tubuh Ray menyala berwarna merah, lalu di melesat dengan kecepatan yang tidak masuk akal, dan menusuk leher si GoTroll dengan kuat.

"Aaarrrgggghhhh!!!" Boss Ares satu itu mengerang kesakitan.

Setelah itu dengan kekuatan yang juga tidak masuk akal, Ray berhasil membanting Monster sebesar itu ke belakang.

"Dia terkena status 'jatuh', sekarang saatnya menyerang!" Teriak Ray yang sudah memulai serangan pertamanya, yang kemudian dilanjutkan oleh para player lain dengan skill-skill yang berdamage besar.

Tidak kusangka damage yang dihasilkan dua kali lipat saat Boss Monster ini terkena status jatuh.

HP Boss Monster ini berkurang sekitar dua puluh persen sebelum berhasil bangkit.

Saat Monster itu bangkit, para player langsung mundur dan menyerahkan serangan pada player dengan senjata jarak jauh seperti busur atau sihir jarak jauh.

Tiba-tiba sebuah serangan es raksasa mengenai tubuh Monster itu dan mengurangi lima persen HPnya. Serangan itu berasal dari Yuki.

Karena serangan tadi berdambak cukup besar pada tubuh si Monster GoTroll, dia langsung mengarah Yuki sebagai targetnya dan mulai berjalan ke arah Yuki. Kupikir Yuki punya ide, tapi wajah Yuki menunjukan kalau dia benar-benar ketakutan. Tapi sepertinya tidak ada satu pun player yang menyadari hal itu selain aku.

"Sial!" Aku mengangkat perisaiku tinggi-tinggi. Kemungkinan Ray dan Rio yang melihatku melakukan hal ini tahu apa yang akan aku lakukan, karena mereka seperti mencoba untuk menghentikankanku, tapi aku tidak mungkin melakukannya, karena wajah ketakutan Yuki saja sudah cukup untukku melepaskan skill dari class perisai ini. "HATE REACTION!!!"

Pandangan mata Boss itu mulai beralih padaku. Aku mendapatkan hate reaction level satu dari Boss.

"Jangan sia-siakan kesempatan!" Kataku.

Setelah aku mengatakan itu, tim penyerbu mulai menyerang si GoTroll ini, tapi mereka semua seperti enggan untuk menggunakan skill berdamage besar, karena kemungkinan mereka tahu kalau Monster ini akan mengarah mereka yang menghasilkan damage besar.

Aku kembali bertariak, "GUNAKAN SKILL BERDAMAGE BESAR!!! AKU AKAN MENGGUNAKAN HATE REACTION TERUS AGAR DIA TERUS MENGARAH PADAKU!!!"

Setelah aku berteriak seperti itu, akhirnya mereka semua mulai menyerang si GoTroll dengan skill-skill berdamage besar.

"Hate reaction!" Aku terus berlarian mengelilingi ruangan itu, sambil terus melepaskan skill, "Hate reaction!" Dan dalam satu menit, aku mendapatkan hate reaction level tiga puluh dari Boss Monster ini, dan mata merah menyalanya benar-benar membuatku ketakutan.

70%...65%...60%... Dan terus berkurang selagi Boss Monster ini terus melihatku sebagai targetnya.

Aku mengaktifkan skill percepatan, lalu melesat dengan kecepatan tinggi ke belakang Boss Monster sambil menebas kakinya sedalam mungkin. Monster ini benar-benar benci padaku, semua itu terlihat dari matanya.

"Yuki!" Aku berteriak. "Bisakah kau membekukan kakinya agar dia tidak bisa berjalan?"

Yuki mengangguk, "Aku akan mencoba!"

Aku tidak tahu skill apa yang Yuki keluarkan, tapi dari mulutnya, dia mengeluatkan asap berwarna putih yang kemungkinan hawa uap dingin. Uap itu secara perlahan mendekati kedua kaki Boss Monster ini, dan saat uap itu menyentuh kedua kaki si Boss Monster, dalam waktu dua detik kedua pergelangan kakinya membeku bersamaan dengan tanah yang di pijaknya.

GoTroll itu menjerit mengerikan sambil memukul-mukul kakinya yang membeku.

"Serang!" Teriak Ray.

Serangan demi serangan pun di lepaskan, tapi siapa yang sangka, tiba-tiba Monster GoTroll itu menarik sebuah rantai besar dari balik celana kumalnya dan dengan cepat memutar rantai raksasa itu. Seluruh player yang menyerang dari jarak dekat terkena serangan itu dan terpental cukup jauh. Salah satunya terpental ke arahku, HPnya langsung berubah menjadi merah.

Dia bertariak ketakutan dan langsung meminum dua healing potion sekaligus, terus seperti itu sampai HPnya kembali pulih.

"Kau tidak apa?" Tanyaku.

"I-Iya." Dia mencoba untuk bangkit, lalu mengambil lagi senjatanya.

Boss Monster itu masih melihatku sebagai targetnya, tapi dia juga bertahan pada serangan musuh yang lainnya. Semakin lama pertarungan ini, maka AI itu akan semakin cerdas.

Kini HP Boss Monster itu hanya tersisa setengah dari seharusnya. Tapi pola serangannya kini telah berubah. Tidak hanya menggunakan pedang bergerigi, kini dia juga menggunakan rantai raksasa di tangan kirinya sebagai senjata juga. Sial! Apa yang harus dilakukan? Para player pun semakin turun mentalnya.

"Zack!" Ray menoleh ke arahku dengan wajah serius. "Hentikan hate reactionmu! Aku akan membunuhnya sekarang."

"Sepertinya kau punya ide, tapi... Apa kau yakin kau akan baik-baik saja?"

"Aku sudah meminum healing potion tipe per detik, jadi aku tidak akan mati!"

Aku mengangguk, lalu mengangkat tangan kiriku tinggi-tinggi, "Anti-hate reaction!"

Mata merah Monster GoTroll itu meredup dan kembali ke mata merah biasa miliknya. Tapi itu bukanlah awal dari penyerangannya, karena itu adalah akhir dari semuanya. Tiba-tiba tubuh Ray di selimuti oleh aura merah kehitaman yang terlihat mengerikan. Semua mata menatap ke arah Ray yang seperti dirasuki oleh sesuatu yang lain.

"Apa itu?" Tanya player pria di samping kananku.

"Berseker, salah satu dari Ability."

"Berseker ya? Terlihat keren. Saat aku mencapai level sepuluh, aku juga akan memilih itu."

"He? Me-Memangnya sekarang kau level berapa?"

"Enam, memangnya kenapa?"

"O-Oh."

Aku kira semua player yang ikut dalam tim penyerbu adalah player dengan level sepuluh atau lebih, tapi ternyata ada juga ya yang masih di bawah sepuluh? Beruntung tadi dia tidak langsung mati terkena serangan dari Monster berlevel tiga puluh itu.

Tiba-tiba Ray berlari mendekati Monster GoTroll itu, lalu dengan pedangnya yang menyala merah kehitaman itu, Ray dengan brutal mengoyak daging dari Monster GoTroll yang hakikatnya adalah Boss di Area satu ini. Setiap tebasan dari kedua pedang besar Ray menghancurkan setiap daging dari tubuh si Monster. Bahkan aku mulai berpikir kalau Ray adalah player terkuat di dunia ini.

Dari lima puluh persen, kini HP si Boss Monster menurun drastis menuju lima persen bersamaan dengan teriakan kesakitan dari kerongkongan si Monster.

Hmm? HP Ray sedikit demi sedikit berkurang. Walaupun Ray sama sekali tidak terkena serangan karena setiap serangan Ray mengandung stun, tapi HP Ray terus menurun. Itu bukanlah Ability Berseker biasa, aku yakin ada yang aneh dengan Ability itu.

"Gah!" Tiba-tiba Ray terpental dan mendarat tepat di depanku. Ray terbaring lelah.

Aku buru-buru berjongkok, "Apa yang terjadi?"

"Jangan pedulikan aku! Habisi Bossnya, Zack! Jangan biarkan dia pulih kembali! Serang dia dengan satu serangan berdamage besar!"

Apa? Dia seperti tahu sesuatu tentang Monster ini.

"I-Iya."

Aku berlari mendekati Monster sampai berjarak dua meter, lalu mengaktifkan skill: Pemotong udara dari Class pedang.

Aku memegang pedangku secara terbalik, mengencangkan cengkraman tanganku sambil terus merasakan energi mengalir ke tangan kananku. Saat sudah selesai mencharge, aku langsung menebaskan pedangku tepat ke arah leher si Boss Monster. Sebuah tebasan dari udara terbang dengan kecepatan yang tidak masuk akal dan seketika itu juga langsung memotong leher si Boss Monster dan mengurangi sisa lima persen HPnya.

Saat kepalanya terlepas dan darah menyembur mengujani ruangan ini, suara lonceng raksasa terdengar ke seluruh ruangan ini, tidak! Aku yakin suara lonceng ini terdengar sampai ke seluruh penjuru Area Free World Online, yang menandakan kalau Area satu telah di kalahkan dan seluruh player memiliki hak untuk menjelajah ke Area selanjutnya, yaitu Area dua.

Monster GoTroll yang mati itu kini menghilang menjadi asap berwarna hitam bersamaan dengan drop itemnya yang masuk ke ruang item kami semua.

Aku mendapat item umum, seperti daging, bijih besi, dan masih banyak lagi item lainnya. Tapi ada satu item yang membuatku bertanya-tanya, nama itemnya adalah Air kebangkitan. Sama seperti nama air mancur di kota awal. Apakah efeknya akan sama seperti di kota awal? Aku sungguh ingin tahu.

"Zack!" Ray sudah berdiri dan berjalan ke arahku. Aku kira dia akan mengucapkan selamat atau semacamnya, dia malah menatapku dengan tatapan yang sangat tajam. "Kau mendapatkan itemnya, Zack?"

Aku tahu apa maksudnya. Aku tahu kenapa dia terobsesi dengan Boss ini. Dan aku tahu kenapa dia bisa tahu tentang air ini.

Aku mengangguk, "Iya, itemnya ada padaku."

"Maukah-"

Aku mengangguk, "Iya, aku yakin kau juga punya alasan tersendiri, jadi aku akan memberikannya padamu."

"Be-Benarkah?"

"Iya."

Wajah kaku dan mata tajam Ray luntur seketika. Air matanya tiba-tiba menetes. "Te-Terima kasih, Zack."

"Iya, sama-sama."

Semua player yang ada di ruangan ini bersorak penuh kemenangan. Tidak ada korban, yang ada hanyalah kemenangan. Tidak ada kesedihan, yang ada hanyalah kesenangan. Selama aku bermain game, ini adalah pertama kalinya aku sesenang ini setelah membunuh Boss pertama yang sudah pasti lebih lemah dari semua Boss yang ada. Apa karena kita mempertaruhkan nyawa kita untuk ini? Ataukah karena ini adalah Virtual Reality pertama? Aku tidak tahu, karena kesenangan ini nyata, aku hanya akan menikmati kesenangan ini bersama dengan semua orang disini yang mengangkat tangan mereka karena telah selamat dari kengerian Monster GoTroll ini.

Aku tersenyum senang, lalu melompat dan berteriak bersama semuanya.

Gay, maksudku Rio memeluk setiap pria yang ada di dekatnya. Ah, aku harus menjauh.

Saat dalam suasana senang itu, Yuki berjalan ke arahku. "Zack?"

"Ya?"

"Te-Terima kasih karena tadi kau sudah menyelematkanku." Yuki menunduk ragu. Dia memang gadis yang dingin dan cuek, tunggu! Apa bedanya? Yah, yang pasti, Yuki adalah gadis yang baik, aku yakin itu.

"Iya, sama-sama."

Karena jika Yuki bukanlah gadis yang baik, dia tidak mungkin mau repot-repot berjalan menemuiku hanya untuk mengucapkan kata terima kasih.

Rio tiba-tiba berteriak, "KITA HARUS MERAYAKANNYA DENGAN MINUM-MINUM DI BAR!!!"

"Yaaaa!!!"

"Setuju!"

Teriakan dukungan semacam itu menghiasai ruangan ini. Walau perjalanan masih panjang, tapi kami seperti sudah menyelesaikan Area terakhir saja. Walaupun begitu, aku tidak akan melarang hal itu, karena menaikan mood adalah hal terpenting dalam peperangan.

Setelah semua teriakan kemenangan itu, satu per satu para player mulai mengucapkan 'sampai ketemu lagi' dan langsung menggunakan kristal teleportasi dan pergi dari sini, sampai akhirnya hanya aku dan Ray yang berdiri di sini.

"Jadi, kau mau melakukan apa dengan item air kebangkitan ini?" Tanyaku.

"Kekasihku."

"Hmm?"

Ray menunduk sedih, "Dua minggu yang lalu, kekasihku, tidak! Tunanganku di bunuh di Monster Troll Zone."

"Dan kau mau menggunakan air ini untuk-"

"Aku tahu mungkin itu tidak akan berguna! Tapi aku tetap ingin mencobanya."

"Lalu, jika tidak berhasil, apa yang akan kau lakukan? Aku sarankan jangan lakukan hal bodoh seperti bunuh diri."

Ray menggeleng kuat-kuat, "Dia meninggal melindungiku dari serangan Raja Troll. Jadi aku tidak mungkin membuang nyawa yang sudah dia selamatkan ini."

Aku mengangguk, "Baguslah! Karena mau bagaimanapun, kau akan menjadi salah satu pemimpin paling terkenal dari seluruh serikat. Benarkan, ketua The Green Eyes?"

Ray tersenyum tipis, "Iya."

Aku mengambil air pembangkit itu dari ruang itemku. Item ini berbentuk seperti sebuah potion berwarna biru. Aku menyerahkan item itu pada Ray.

"Terima kasih, Zack."

"Aku mau tanya sesuatu."

"Iya."

"Kau, kau beta tester ya?"

Ray mengangguk pelan, "Aku dan tunanganku sama-sama beta tester. Tapi seperti yang kau tahu sendiri, para beta tester hanya berhasil menyelesaikan Area satu. Kami malu untuk mengatakan yang sebenarnya."

"Terserahlah. Sekarang, kau mau aku pergi, atau tetap disini? Yah, kau mau menggunakan item itu di mana?"

"Disini. Dan aku harap kau tinggal, Zack."

"Baiklah."

Ray mengaktifkan item bernama air pembangkit itu. Dia mengoperasikan sesuatu di sistem menunya. Dia melakukannya selama kurang lebih tiga puluh detik, lalu dia terdiam selama dua menit lebih. Lalu tiba-tiba air matanya menetes.

Aku tidak perlu menanyakan apapun, karena tidak mungkin dia menangis sedih jika dia berhasil.

"Item... Item... Item telah kadaluarsa."

Aku mengangguk pelan, "Yah, itu artinya apa yang dikatakan Prof. Jack adalah kenyataan."

"Ya!" Ray mengangkat kepalanya dan memaksakan dirinya untuk tersenyum, "Kau bahkan tidak mencoba untuk menghiburku ya, Zack?"

Aku tersenyuk kecut, "Aku tidak mungkin bisa menghibur seseorang yang kehilangan orang terkasihnya."

"Terima kasih, Zack."

"Mulai sekarang, apa yang akan kau lakukan?"

Tatapan mata Ray menajam setiap detiknya dia menatapku. "Aku akan membuat The Green Eyes menjadi serikat terkuat di tim penyerbu, tidak! Terkuat di Free World Online!"

Aku tersenyum sinis, "Itulah semangat! Itulah Ray yang aku kenal!"

"Kalau begitu, aku pergi sekarang, Zack. Dan pastikan kau jadi lebih kuat lagi untuk melawan Boss Area dua."

"Kau tidak perlu mengandalkanku."

"Terserah kau saja." Kemudian Ray mengambil kristal teleportasi dan menghilang menuju kota awal.

Aku sendirian di ruangan Boss ini.

Kali ini kami semua beruntung karena tidak ada satupun korban jiwa, tapi bagaimana dengan Area dua? Mau bagaimana pun aku yakin Area dua akan lebih mengerikan dari pada Area satu. Kami sudah buta dari awal. Kami hanya diberikan perintah untuk menaklukan seluruh lantai di Free World Online, tapi Prof. Jack sama sekali tidak mengatakan alasannya, bahkan menurutku dia terdengar terburu-buru saat mengatakan semua peringatan itu. Tapi entah apapun yang aku pikirkan, aku memang membenci Prof. Jack setelah kengerian itu terjadi. Aku mungkin belum mengalami apa yang Ray alami, yaitu kehilangan orang terkasihnya, karena aku memang tidak memiliki orang seperti itu.

Game ini yang awalnya terlihat sangat menyenangkan, tapi hanya dalam beberapa menit dan beberapa kata yang dikeluarkan oleh Prof. Jack, game Free World Online langsung berubah menjadi mengerikan. 

Aku menaruh pedang dan perisaiku di punggung, lalu menatap langit-langit gelap itu. Rasanya seperti bahwa itu adalah hidupku kali ini. Gelap.

Aku mengeluarkan kristal teleportasiku dan langsung pergi ke kota awal.

Saat aku sampai di kota awal, aku di kejutkan oleh kota awal yang terlihat seperti kota mati. Tidak ada satupun player yang terlihat di kota ini. Pada dasarnya memang para player yang tidak kita masukan sebagai daftar teman memang tidak akan muncul nama di atas kepalanya, tapi tetap saja, player memiliki bulatan hijau di atas kepalanya yang membedakan dari NPC.

Sejauh mata memandang, aku hanya melihat beberapa NPC yang berjalan-jalan. Saat itulah aku sadar, ternyata AI di dunia ini memang luar biasa. Maksudku, mereka bahkan terlihat hidup, mereka berjalan-jalan dan berbincang-bincang dengan sesama NPC.

"Zack?" Suara perempuan itu berasal dari samping kananku.

Aku langsung menoleh, "Yuki. Kemana orang-orang?"

"Mereka semua menuju Area dua."

"Dan kau?"

"Aku suka suasana kota yang seperti ini, jadi aku hanya mencoba untuk menikmati ini."

"Hmm, oke. Apa kau mau aku pergi?"

"Satu orang saja tidak akan mengubah kota ini."

"Kau benar."

"Umm... Terima kasih lagi untuk yang tadi."

Aku mengangguk, "Iya. Jangan di pikirkan."

"Apa ada yang bisa aku lakukan untuk membalasmu?"

Aku menggeleng, "Tidak perlu."

"Jangan begitu, aku jadi tidak enak."

"Hmm." Aku berlagak seperti sedang berpikir. "Aku belum makan."

Yuki tiba-tiba tersenyum. Senyuman itu adalah senyuman pertama yang dia tunjukan padaku. Bahkan jika biasanya aku paling benci lag, tapi jika sekarang lag terjadi, aku rela, bahkan jika ada tombol pause, aku sangat ingin menekan menu itu. Wajah Yuki yang biasanya dingin, kini tersenyum begitu hangat dan manis. Walau ini bukan pertama kalinya aku melihat senyuman seorang gadis, tapi aku tetap terpesona oleh senyuman Yuki. Hal itu mungkin karena senyuman itu adalah senyuman pertama Yuki padaku.

"Kalau begitu, ayo ke kafe. Aku yang bayar." Dan senyuman itu berakhir. Yuki kembali pada sisi dinginnya. Apa namanya? Benar! Coolbeauty.

Aku mengangguk.

Kami berjalan bersama, tidak juga! Karena aku berjalan setengah meter di belakang Yuki. Aku tidak biasa berjalan di samping perempuan, jadi aku tidak mau melakukan hal itu dan tidak juga mau membiasakan diri dengan hal itu. Lagi pula aku yakin Yuki sudah punya pacar, dan jika ternyata pacarnya juga Log In ke game ini, maka PvP tidak bisa di hindari, dan aku tidak mau melakukan hal seberbahaya itu.