Meski hatiku merasakan dilema luar biasa antara memilih tetap di tempat untuk membantu Zero melawan Sadin atau mengobati luka Mahesa. Pada akhirnya mengobati luka Mahesa merupakan pilihan yang kuambil. Bagaimana mungkin aku tega meninggalkannya setelah kulihat kondisinya yang mengkhawatirkan. Lagi pula, kulihat setiap kali dia terbatuk maka darah akan menyembur keluar dari mulutnya.
Langkahku yang sempat terhenti, kini kembali dilanjutkan. Aku melanjutkan berlari sambil memapah Mahesa bersamaku.
"Giania, kenapa kau tidak kembali ke sana?" tanya Mahesa, tetap saja bersikeras menyuruhku pergi walaupun kondisinya terluka parah seperti ini.
"Zero pasti baik-baik saja. Yang penting sekarang aku harus mengobati lukamu dulu."
"Tapi ..."
"Mengobati lukamu lebih penting. Lagi pula, aku percaya pada kekuatan Zero. Dia tidak mungkin kalah oleh Sadin."
Mahesa tak mengatakan apa pun lagi, mungkin kini dia sudah menerima sepenuhnya keputusanku ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください