"Kar, kok kamu gitu sih?" cicit Naya pada sahabatnya itu saat mereka kembali terlibat dalam satu pembicaraan.
Ruang keluarga menjadi ruangan yang dipilih oleh Karin untuk berbicara dengan Naya meski itu hanya lewat telepon.
"Lah, aku memangnya kenapa? Apa yang salah?" tanya Karin dengan polosnya.
"Kamu akting pura-pura bodoh atau setelah menikah stimulus otakmu itu memang sedang berada di kondisi yang tidak stabil?" Naya memang bertanya dengan sangat halus pada Karin, tapi sayangnya itu sarat dengan sindiran.
"Sebodoh-bodohnya aku kamu tetap yang memiliki predikat paling bodoh, Nay. Lo tinggalkan cowok terbaik demi cowok paling brengsek di dunia ini." Naya hanya diam, bukan karena dia tak bisa untuk melawan apa yang dikatakan oleh Karin, tapi untuk hal ini dia memang adalah orang yang paling layak untuk disalahkan. Bahkan dilihat dari sudut mana pun saat ini seorang Kanaya Erika Zefanya tidak ada benarnya sama sekali.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください