Elina terus menangis sendiri di dalam kamarnya, karena Elina yang masih belum terfikirkan bagaimana ia bisa merasa tenang sedangkan Vino masih saja memikirkan mantannya dan barang yang ia dapatkan dari mantannya.
Elina melirik ke arah ponselnya sekilas saat yang dilihatnya terpampang jelas nama Vino, Elina tak menggubrisnya karena ia malas untuk menghubungi Vino, terlebih lagi Vino yang menghubunginya terus.
"Apa sih yang dia mau," pekik Elina dengan kesalnya, jelas saja Elina masih merasa kesal dan Elina yang tak bisa merubahnya seperti semula, ia bahkan merasakan sakit setelah ia yang benar-benae melupakan Elan.
Seseorang memanggilnya di balik pintu kamarnya, terdengar jelas itu suara kakaknya yang mengatakan ada seseorang yang mencarinya di luar.
"Siapa?" saut Elina dari dalam kamarnya.
"Seina," ucapnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください