"Kau pikir mati bisa kau jadikan sebagai bahan lelucon hah?" Luci meradang di tempatnya dengan mata menyalak kepada Evan. 'Jangan sampai aku membunuh orang untuk yang kedua kalinya,' batin gadis itu dengan tidak tenang.
"Kau pikir aku sedang membuat lelucon?" Wajah Evan menoleh. Bengis di raut wajahnya yang kaku kini sudah musnah. Pandangan tajam miliknya beradu dengan air mata yang menguap pelan-pelan. Wajah Evan memerah, karena frustasi.
Luci menghela napas panjang kala menemukan wajah penuh kemelut milik Evan. Pada akhirnya Luci tidak berdaya lagi jika berada di depan Evan. "Jika kau mati, kau tidak memikirkan tentang orang-orang yang kau tinggalkan?" Luci merendahkan suaranya menjadi selembut mungkin. Dia sedang merayu atau berusaha untuk membujuk Evan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください