Luci belum bisa mengatakan satu pun sanggahan kepada Nyonya Besar, karena Evan sudah lebih dulu menyerocos dengan kegirangan. "Siap, Nek. Aku akan segera mencari satu waktu yang tepat untuk melamar Luci." Evan tersenyum malu-malu. 'Tidak kusangka takdirku untuk mendapatkan Luci bisa begitu mudah,' syukur Evan di dalam hatinya sendiri.
Luci semakin tak berdaya karena Nyonya Besar sudah menyela dan juga menjawab perkataan dari Evan. "Bagus, lakukan dengan segera! Kalau bisa bulan ini juga boleh." Deret gigi Nyonya Besar terlihat menyilaukan sekaligus mengancam bagi Luci.
"Tunggu dulu…" Luci berusaha untuk menyela dan juga membela diri. Akan tetapi dia tidak pernah memiliki satu pun kesempatan yang sempurna untuk bisa mengutarakan isi hatinya karena cucu dan juga nenek itu sudah sibuk berceloteh berdua saja, seolah-olah Luci tidak pernah ada di dunia ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください