webnovel

Crystal Pair

Sejak kecil, Liza tahu kalau dia berbeda. Liza diberkahi sepasang mata yang memiliki kemampuan aneh, yaitu melihat kristal cahaya gaib yang dimiliki oleh setiap manusia di dunia. Selama ini Liza mengira kristal cahaya itu tidak berarti apa-apa, sampai suatu ketika ia terseret dalam sebuah kejadian tak terduga. Sejak itulah Liza mendapatkan suatu fakta mencengangkan tentang kebenaran jati dirinya yang ternyata adalah seorang keturunan penyihir putih legendaris yang pernah hidup di zaman abad pertengahan bernama Adera. Konon penyihir putih legendaris itu adalah penyihir yang mampu mengendalikan tujuh cakra dalam tubuhnya untuk mengeluarkan sihir dengan fungsi tertentu. Salah satunya adalah cakra jantung, cakra yang berfungsi untuk cinta dan penyembuhan. Dan berkat kemampuan sihir yang dimilikinya, Liza mampu menyembuhkan manusia dari serangan magis dan juga menolong mereka untuk menemukan jodoh sejati hanya dengan melihat pola-pola kristal gaib yang dia lihat. Itu seperti menemukan dan menyatukan jodoh kepingan puzzle. Sampai suatu hari, Liza memiliki keinginan untuk mencari siapa pasangan jiwa menggunakan kemampuan sihirnya itu. Namun anehnya, Liza masih belum menemukannya hingga sekarang. Keberuntungan jodoh seolah tidak berpihak padanya. Alih-alih mencari pasangan, Liza malah dipertemukan terus dengan Chistone, pria misterius yang memiliki pola kristal jodoh yang tidak terbaca. Siapakah sebenarnya Christone? Bagaimana bisa kristal jodoh pria itu tidak bisa terbaca oleh Liza? Lalu apakah nanti Liza bakal menemukan jodohnya? Follow untuk info dan update cerita di : @fenlykim

Fenly_Arismaya · ファンタジー
レビュー数が足りません
235 Chs

Langkah Awal Menyusup ke Istana Raja Iblis

"Sesuai harapan keturunan penyihir murni tipe satu!"

Kakek Tony tersenyum lebar, menatap Liza dengan penuh kebanggaan. Sembari tangannya menepuk-nepuk punggung Liza beberapa kali.

Pun dengan Denise yang lebih dulu merangkul bahu Liza dan memberi acungan jempol. "Hebat sekali! Tak kusangka ternyata kau menyimpan kekuatan fisik yang besar!"

Liza meringis sungkan. Tidak pernah ia disanjung-sanjung seperti ini, jadi Liza bingung harus bereaksi bagaimana.

"E ... teman-teman ... Tolong bisakah kalian berhenti sebentar untuk tidak merangkul dan menepuk-nepuk tubuhku? Lama-lama sakit juga ... Hehehe!" pinta Liza sembari menahan rasa sakit yang mulai menjalar di tubuhnya.

"Ah ya! Maaf maaf! Hahaha!" Denise baru sadar kalau rangkulannya membuat Liza sesak napas dan sakit.

Kalau si kakek Tony, beliau masih saja tidak mau berhenti. Sampai Liza mendelik kesal pada pria tua itu, baru beliau melepaskan tangannya dari punggung Liza, sembari cengengesan tanpa dosa.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください