webnovel

4. Siasat Erika

"Oke, dengerin aku dulu. Maksud aku nggak gitu." Jojo meminta Sari tenang dan kembali duduk. Ia pun berjanji akan menyelesaikan semuanya. Perlahan Sari mau duduk dan mendengarkan Jojo.

Hatinya sakit. Namun, tidak ada salahnya memberi kesempatan. Sebenarnya Sari pun berat untuk membatalkan semua acara pernikahan. Ia pun terjebak oleh mimpi indah hidup bersama sahabatnya, sebagai pasangan suami-istri.

"Sar, aku mohon sama kamu, beri aku waktu untuk memutuskannya. Tolong jangan batalkan pernikahan kita." Mereka saling beradu pandang. Sesaat Sari terlihat menghela napas panjang dengan mengerjapkan matanya setelah beradu pandang.

"Oke, aku tidak akan membatalkan pernikahan kita. Tapi, aku mau kamu putuskan dia, se-ka-rang! Melupakan bisa berjalan, bukan?" tegas Sari.

Jojo diam. Ia tertunduk. Memikirkan cara lain untuk tetap mempertahankan Erika. Entahlah seolah hatinya telah terkena racun cinta yang Erika tebarkan. Gadis manja itu adalah tipikal Jojo. Tidak hanya cantik fisik. Bagi Jojo hatinya pun sangat baik. Meskipun memiliki masa lalu yang tidak seberuntung Sari.

"Gimana, bisa?" tanya Sari dengan tegas.

Lamunan Jojo buyar. Sepasang mata Sari menatapnya dalam. Jojo memberanikan diri mengangkat wajah, membalas tatapan itu dengan sebuah anggukan.

"Video call dia sekarang!" seru Sari.

"Ya, nggak sekarang juga, 'kan? Nanti 'kan bisa aku telepon dia?"

"Kenapa? Kamu takut? Aku tidak mau kamu mengelak lagi. Ayo, buktikan kalau kamu serius mau mengakhiri dengannya."

"Dia lagi kerja. Pasti nggak akan diangkat." Jojo tetap menolak. Sari membuang pandangannya ke arah kiri sambil menggigit bibirnya, gemas. Lelaki macam apa di hadapannya sekarang, pikir Sari. Masih juga ia beralasan.

"Mencoba tidak ada salahnya. Aku tunggu hingga satu menit atau aku yang mengambil keputusan, untuk mundur." Ancam Sari. Ia tidak mau terlalu lama menggantung hubungan ini. Ingin semuanya segera terselesaikan.

Dengan ragu, Jojo mengambil gawai. Ia tidak memiliki pilihan lain. Ia harus segera mencari kontak Erika. Melepaskan gadis itu dan menjalani kehidupan dengan Sari. Meski hati kecilnya berbisik, nanti ia akan temukan cara lain untuk menjelaskan ke Erika jika gadis itu tidak bisa menerima keputusannya.

Tangan Jojo bergetar saat mencari kontak Erika. Dia merasa tidak siap jika melihat gadis itu menangis, gadis yang telah membuatnya jatuh cinta secara berlebihan dan bisa membahagiakannya dari segi lahir.

Sesaat Jojo menatap Sari yang tengah menatap wajahnya dalam. Dia berpikir, apa gadis di hadapannya itu bisa menggantikan posisi Erika. Apa dia bisa menjadi Erika yang tidak hanya membahagiakan hati tetapi nafsu seksnya.

Namun, mau bagaimana lagi. Jojo tidak bisa membatalkan pernikahan dengan Sari. Tidak ingin keluarganya kecewa dengan semua perilakunya. Sudah cukup pertunangannya yang gagal dulu. Kali ini ia harus menikah dengan Sari.

Dalam hati, Jojo mencoba meyakinkan diri bahwa Sari pun bisa menjadi lebih baik dari Erika. Terlebih mereka sudah saling kenal lama dan Sari adalah gadis pilihan ibunya. Pilihan ibu pasti tidak akan salah, pikirnya. Karena beliau selalu tahu yang terbaik.

Panggilan video pun sudah nyambung. Sari berpindah duduk di sebelah Jojo. Akan tetapi ia tidak menampilkan wajahnya di kamera. Menanti waktu yang tepat untuk muncul di kamera.

[Iya, Honey.]

Erika menyapa dari balik gawai. Senyumnya mengembang dengan ramah. Rambut yang bergelombang panjang terurai ke depan menutupi sebagian tubuhnya yang hanya mengenakan baju tanktop berwarna hitam. Penampilannya begitu seksi. Jojo tak tega melepaskan tetapi demi nama baik orang tua dan keluarga, ia harus bisa.

Jojo mengatur napas sebelum berbicara. Tatapan matanya memandang Erika serius.

[Ka, maafin aku. Aku nggak bisa melanjutkan hubungan dengan kamu.]

[Hei! Kamu kenapa? Apa aku ada salah?]

Suara lembut Erika, menandakan sikap manjanya. Ia tidak menampilkan wajah marah. Justru mengajak berunding tentang masalah yang sedang Jojo hadapi. Berulang Erika meminta maaf jika ia berbuat salah. Gadis itu masih tidak paham dan berpikir bahwa Jojo hanya bergurau.

Rayuan manja Erika membuat Jojo terdiam tidak bisa menjelaskan. Ia semakin berat melepaskan. Bibirnya kaku dan bergetar pelan. Suara Erika yang lembut seolah obat penenang bagi hati yang runyam. Dua wanita yang berbeda sikap. Keduanya memiliki kelebihan yang sangat Jojo suka.

Erika si gadis manja dan lembut sedangkan Sari gadis tegas dan mandiri. Jojo mulai bimbang. Ia menatap Erika dengan saksama. Namun, tiba-tiba Sari menginjak kakinya. Sesaat Jojo meringis lalu beralih pandang pada wanita di sampingnya.

[Ti-tidak, kamu tidak salah. Aku yang salah. Maaf. Kita harus berakhir seperti ini. Aku… aku akan menikah dengan wanita lain.]

Erika tercengang, matanya membulat menatap lelaki di hadapannya. Namun, pikirannya berjalan, mana mungkin Jojo akan menikah dengan wanita lain. Sementara dia sibuk bekerja, disaat libur mereka habiskan waktu bersama. Jadi, hal yang tidak masuk akal menurut gadis berambut ikal itu.

Lalu, Erika tergelak-gelak. Mengatakan pada Jojo untuk menghentikan leluconnya. Dia yakin kekasihnya hanya bergurau untuk membuatnya cemburu.

[Nggak lucu bercanda kamu. Kamu lagi dimana, sih? Kita jalan aja, yuk? Biar bercanda kamu nggak garing. Bercanca lewat video call nggak bisa cubit kamu.]

Namun, seketika tawa Erika terhenti. Sari muncul dari balik kamera. Ia merebut gawai Jojo, menatap Erika dalam dengan senyuman sengit.

[Mbak, masih ingat saya yang minggu lalu datang ke kos kamu?]

Erika terdiam. Matanya berputar, mencoba mengingat kejadian lalu. Ia paham sekarang. Sambil menggeleng tidak percaya, Erika menggigit bibir bawahnya. Menahan marah. Lalu, segera menutup telepon tanpa ingin mendengar penjelasan Jojo.

"Argh!" teriak Erika.

Tidak pernah ia semarah ini. Tersadar bahwa ia telah jatuh hati pada Jojo terlalu dalam. Menggantung banyak harapan dengannya. Namun, tak putus akal, Erika akan mencari cara untuk membuat Jojo kembali.

Di lain tempat, Sari dan Jojo saling pandang.

"Kamu sudah percaya?"

Sari tak menjawab tanya Jojo. Jika semudah itu Jojo putus dengan Erika dan mau menikahinya, mengapa tidak dari kemarin Jojo memutuskan hubungan dengan gadis itu? Mengapa harus setelah Sari paksa dan ancam?

Lalu, apa yang membuat Jojo sulit melepaskan gadis itu? Pikiran Sari melayang. Hatinya mengatakan bahwa Jojo telah mendapat lebih dari cinta. Namun, tak enak hati ia tanyakan.

Akan tetapi, jika benar begitu ia harus menerima masa lalu Jojo. Kini Sari ragu. Apakah ia bisa menerima Jojo dengan segala kekurangan dan masa lalunya? Apa ia juga bisa memaafkannya?

"Biasanya dia kalau malam sabtu atau minggu menginap di rumah pacarnya."

Tiba-tiba terlintas ucapan Roni lalu. Itu sudah cukup meyakinkan bahwa mereka pernah tidur bareng, yang artinya….

Sebuah pesan masuk ke gawai Jojo. Ia melirik gawai yang tergeletak di meja, dari Erika. Jojo dengan cepat mengambil gawai itu. Sari melirik isi pesan yang Erika kirim. Sebuah gambar tespek yang menandakan bahwa gadis itu positif--hamil.

Bersambung….