Sepanjang jalan Jonathan terus mengomeli hadiah yang diberikan Pangeran Thalal untuk keponakannya itu kepada Arani. Arani hanya senyum - senyum kaku mendengarnya. Untungnya udara terasa sejuk karena banyaknya pepohonan sehingga musim panas ini tidak terlalu panas. Omelan Jonathan mirip omelan nenek - nenek yang sedang menghadapi kenakalan cucunya. Arani memalingkan wajahnya menatap daun bunga lilac yang bergoyang tertiup angin. Saking semangatnya mengomel, Jonathan sampai lupa kalau Ia sedang sakit. Kakinya yang kokoh, panjang, kekar dan berotot itu melangkah lebar - lebar dengan gaya berjalan yang gagah. Maklum saja sebagai atlit basket, kekokohan kaki adalah modal yang paling utama selain kekokohan tangannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください