"Aku… Aku tidak mau tidur dengan si kuat," ucap Qu Tan'er dengan wajah yang tampak gusar.
"Terserah kamu," balas Mo Liancheng yang tidak mau memaksa. Dia malah berbalik badan, kemudian melempar sepatu di kakinya, namun binatang kecil di tangannya masih berada di sana. Sembari menatap langit-langit, tiba-tiba dia bertanya, "Apa kamu mau tahu bagaimana suasana hatiku saat ini?"
"Tidak tertarik!"
"Aku dengar, kamu marah saat bertemu Pangeran Pertama."
"Ya." Memangnya apa urusannya? Batin Qu Tan'er.
"Kamu bahkan dipeluk cukup lama olehnya…"
"Omong kosong! Kalau dia tidak memelukku, aku sudah mati!" Qu Tan'er mulai emosi, sampai-sampai dia berteriak sambil mengepalkan tinju.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください