Naya mulai mengangkat kepalanya, "Apa yang kamu katakan, coach Bianca?! Ka Rafael kecelakaan saja aku tahunya dari mama. Mana mungkin aku melakukan hal jahat itu." kedua mata Naya terfokus pada wajah Bianca yang sejak tadi membuatnya kesal. Tidak hanya itu saja, seringaiannya membuat Naya meremas tangannya sendiri.
"Mungkin dong, Naya. Bisa saja kamu menyuruh seseorang untuk mencelakai Rafael. Lalu,"
"Lalu kamu seenaknya menuduh Naya seperti itu. Padahal jelas-jelas polisi pun belum mengungkap penyebab dari kecelakaan itu." potong Dito dengan wajah penuh selidik. Ia tidak bisa mengondisikan hatinya untuk menerima perkiraan jika Bianca tidak salah.
Dari situasi yang semakin memanas, Bram langsung menatap Bianca dan Dito secara bergantian. Tatapannya menusuk tajam bagaikan seorang elang yang sedang mencari mangsa. Naya yang juga melihat itu langsung menunduk patuh. Meskipun ia tidak ditegur, tapi ia paham karena memang situasinya pun tidak tepat.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください