webnovel

CEO Termiskin di Dunia

Posisi Hanjo sebagai CEO terusik setelah kematian Moina, istrinya. Betul, kedudukan di kursi eksekutif tertinggi itu didapatkannya setelah menjadi suami ketiga janda bergelimang harta itu. Namun Hanjo tidak bisa menerima ketika dalam surat wasiatnya, Moina yang biasa dipanggilnya Mamoi itu, hanya menyisakan sebuah rumah kecil dan mobil tua untuknya. Selebihnya untuk kedua anaknya. Lucya dan Melina. Hanjo bukanlah pria dengan modal tampang semata. Ia menduduki jabatan sebagai CEO juga ditunjang oleh kemampuan dan kemauannya untuk belajar. Ia punya banyak kawan. Pandai bergaul. Terjadilah perseteruan dengan Lucya dan Melina. Hingga ia kehilangan posisi sebagai CEO. Ia masuk penjara. Menjadi CEO termiskin. Mampukah Hanjo keluar dari belitan masalah? Apakah ia menjadi CEO termiskin selamanya? Apa yang dilakukannya?

Rehano_Devaro · 現実
レビュー数が足りません
147 Chs

Kehadiran Pak De Lebih Penting

Randi kembali dari toilet. Mukanya memerah dan basah. Habis dicuci. Terlihat butiran air masih menempel di alis matanya.

Melina menyikut tangan Lucya. Memberi kode pada kakaknya. Lucya hanya melirik sekilas. Keduanya kemudian memandangi Randi dengan seksama.

Randi menjangkau tisu untuk kemudian melap mukanya. Berulang dengan beberapa lembar tisu. Ia menggelengkan kepala memandangi Melina. "Apa memang segitu cabe Lontong Medan itu?"

Melina menyentuh kaki kakaknya dengan ujung sepatu sebelum berkata, "Ya segitu. Kenapa? Mau nambah lagi?" tanyanya seakan belum puas mempermainkan Randi.

Randi menggeleng. Belum reda rasa panas yang membakar kerongkongannya. Belum hilang rasa mules di perutnya.

"Tergantung selera juga. Kalau tidak kuat pedas ya tidak perlu banyak," kata Lucya yang merasa kasihan melihat Randi tiap sebentar menghembuskan nafas melalui mulut mengurangi hawa panas.

Melina menahan tawa. "Katanya mau mengikuti selera aku suka Lontong Medan yang pedes."

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください