webnovel

CEO Dadakan

Kenyataan pahit harus ditinggal oleh Ayahnya membuat Imelda harus menerima kenyataan, meninggalkan masa mudanya untuk berjuang mempertahankan perusahaan Ayahnya... Perusahaan ini satu2nya mimpi terbesar ayahnya, ketika ayahnya meninggal, perusahaan sedang dimasa krisisnya, Imelda yang masih sangat mudah dan belum berpengalaman harus berjuang mempertahankan satu2nya mimpi ayahnya...

msarie · ファンタジー
レビュー数が足りません
252 Chs

Persiapan

Imelda berusaha sangat keras untuk berlatih berjalan. Setidaknya setelah di fisiotherapy dia mulai bisa menggerakan otot2 kakinya. Walaupun untuk 1 langkah saja, kakinya terasa sangat sakit. Dia mencoba tanpa menyerah, apa lagi Putra terus mendampinginya tanpa henti. Zai pun menungguinya, tapi karena dia ada kuliah maka cuma sampai fisiotherapy saja. Putra sebenarnya sedikit lega jika Zai tidak ada karena takut Imelda keceplosan membicarakan tentang rencana pertunangan mereka dan kepulangan mereka besok lusa.

Puku, kenapa kita harus merahasiakan kepulangan kita sama bang Zai?

Kita tidak pernah tau, apakah ada orang yang mau mencelakaimu atau tidak. Sampai ingatanmu akan kejadian di pantai kembali lagi, kita harus waspada pada semua orang ya... Siapa tau ada orang yang tidak ingin kamu kembali, makanya kita harus merahasiakan semuanya. Ibu, Tuan Anggo dan Chan yang tau rencana kita. Selain mereka kamu tidak boleh mempercayai siapa pun?

Baiklah!! Aku tau kamu pasti punya alasan lain. Untuk sementara aku tidak akan bertanya-tanya lagi, tapi setibanya di Indonesia dan selesai kita mengadakan pertunangan. Aku ingin tidak ada lagi rahasia antara kita berdua.

hem... Putra mengangguk...

Imelda melakukan 2x fisiotherapy hari ini walaupun harus menjalaninya malam2, Keesokan harinya Zai bahkan datang pagi2 sekali untuk mengajak Imelda jalan2 pagi dan menemani belajar berjalan. Putra sengaja meminta izin menjemput Chan di bandara dan menitipkan Imelda pada Zai. Karena tidak aman jika mereka membahas ini di RS.

Chan sudah menghubungi encek Kurniawan, koleganya di negara ini. Mereka sengaja membahas di food court bandara, dan kembali setelah menemukan kesepakatan dengan Encek Kurniawan.

Ketika mereka kembali, Imelda sedang melakukan Fisiotherapy dan Zai menunggu di luar ruangan.

Kamu tidak ikut masuk Zai? tanya Putra

Hay Bang Chan, how are You? Long Time No See...

hay Zai, I'm Fine and like to see you againt...

Bagaimana Imelda?

Tadi aku menawarkan diri untuk menemani di dalam, tapi Imelda menolak. Katanya dia bisa sendiri.

Oh baiklah, Putra mengetuk pintu dan menanyakan pada suster untuk menanyakan pada Imelda apakah dia boleh masuk...

Suster langsung mempersilahkan, apakah anda Tuan Putra?

Ya...

Nona Imelda berpesan jika Tuan Putra sudah kembali agar menemuinya di dalam.

Chan, Zai aku masuk sebentar ya...

Chan melihat ke arah Zai, What's Up Bro?

Kenapa Imelda tidak mau aku masuk ke dalam? menurut abang..

Mungkin Imelda masih segan padamu, bagaimana pun Putra sudah mendampinginya lebih lama dari kita terlepas sekarang mereka berpacaran ya jawab Chan... Kamu kenapa Zai?

Tidak apa2 bang, tapi aku juga ingin bisa menjaga Imelda seperti bang Putra...

Kamu sudah sangat luar bisa loh Zai, ketika Putra menitipkan Imelda padamu sebelum pulang keindonesia, aku mendengar kamu sangat menjaga Imelda. Bahkan kamu yang menemaninya setiap hari di sini.

Zai senyum ceria, abang benar! Toh bang Putra juga tidak akan selalu bisa disamping Imeldakan Bang, pantas Imelda meminta bantuan bang Putra sekarang. Karena aku yang akan selalu disampinya jika bang Putra kembali ke Indonesia lagi. Kan bagaimana pun bang Putra bekerja tidak bisa selamanya disamping Imelda.

Chan menepuk pundak Zai dan tersenyum sambil berlalu, yuk kita cari kopi dulu...

Chan tidak mau menambah imajinasi Zai, toh Putra dan Imelda akan kembali ke Indonesia besok siang. Mereka akan menjalani hari seperti biasanya tapi Imelda dan Putra akan langsung ke bandara setelah selesai fisiotherapy.

Bang Chan berapa lama di sini?

Aku akan pulang setelah rapat dengan beberapa Kolega yang ingin membuka Merchan di sini.

Kamu sedang libur kuliah Zai?

Sebenarnya aku ada kelas bang, tapi Jam 2. Aku akan berpamitan setelah Imelda selesai fisiotherapynya.

Kamu kan bisa mengirim pesan ke Imelda atau Video Call padanya, kan tidak harus pmit langsung. Zaman kita ini sudah enak, walaupun jauh pun sekarang bisa saling berkomunikasi. Contohnya abang, abang dan imelda tiap hari Video Call walaupun berjauhan. Kami bisa saling melihat, berbicara, bahkan curhat curhatan... Selama Imelda di sini tiap hari kami bisa bertemu walaupun tidak secara fisik...

Diruang Fisiotherapy Dokter Zain menyiapkan semua surat2 untuk kepulangan Imelda besok, surat keluar RS sementara dan tehnis kepulangan Imelda besok. Putra menitipkan semua berkas dikursi samping Imelda, dan mendorong Imelda kembali ke ruangan.

Semua dokumen sudah dimasukkan Putra kedalam tas laptopnya sebelum Chan dan Zai kembali. Chan sungguh bisa di andalkan ujar Putra...

Putra memindahkan Imelda kembali ke tempat tidur dan menelepon Chan bahwa mereka sudah kembali ke Ruangan. Chan mengajak Zai untuk menemui Imelda karena Zai akan ke kampus.

Hy, My little sweety... Chan langsung menuju Imelda dan memeluk Imelda...

Hem... hem... Ujar Putra

Maafkan, apakah aku sekarang harus meminta izin kamu dulu untuk memeluknya? atau mulai sekarang aku akan memanggilmu Bang Putra juga, karena Imel adalah my little sweety.

Iku panggil Putra...

Iya Puku, maafkan Kak Chan... Imelda melepaskan pelukan Chan...

Oh tidak, apa itu Iku dan Puku? sungguh membuat telingaku gatal mendengarnya...

Itu rahasia kami jawab Putra, kamu jangan Kepo ya...

Oh God!! Imel kamu menyakiti hati kakakmu ini... Sungguh hancur berkeping-keping... Begitu jahatnya kamu Fulgoso memisahkan aku dengan dirinya...

Apakah kau tak tau, bagaimana aku sangat menyayangi kalian berdua?

Hidup ini memang kejam, begini rasanya air susu di ganti sirup Marjan...

Putra hanya tertawa dan Zai ikut tertawa kalau sedikit bingung dengan maksud Chan..

Putra duduk d samping Imelda sambil mengupas jeruk dan menyuapkannya ke Imelda...

Aku pamit dulu ya Bang, Imelda... Masih ada jadwal kuliah...

Oh, kamu kuliah tiap hari tanya Putra?

Iya bang, tapi jam nya yang berubah-ubah. Hari ini hanya 1 mata kuliah tapi besom lumayan ada 4 mata kuliah....

Okey Zai, hati2 dijalan ya...

Chan dan Putra tidak sama sekali membahas apa pun tentang kepulangan mereka besok, banyak obrolan mereka tentang bisnis dan selera pacaran Chan. Ketika Imelda sudah mulai terlelap tidur, Putra perlahan menarik tangannya dari tangan Imelda dan memberi kode pada Chan yang sibuk berkutat dengan laptopnya untuk mengajak keluar.

Putra tidak mau mengambil resiko membicarakan soal kepulangan mereka di ruangan Imelda karena takut Imelda ikut bertanya tentang Zai. Kenapa kepulangan mereka harus dengan cara sembunyi2 dan menukar tiket Chan. Akan Panjang nantinya, Putera ingin Imelda fokus ke kesehatannya saja. Urusan yang lainnya biar dia yang melakukannya.

Chan, bagaimana apakah semua sudah siap untuk besok?

Ya, besok mobil akan stand by dr Jam 11 siang. Kapan pun kalian siap berangkat, mobil stand by...

Untuk urusan pemeriksaan dibandara gimana? ujar Chan

Surat2 sudah selesai semua dan sudah ada di tas laptop itu. Bagaimana dengan Encek Kurniawan apakah sudah ada informasi?

Belum, karena dia harus mendapat informan dari dalam kediaman Datuk Noer jadi mungkin membutuhkan waktu lebih banyak.

Baiklah! Kamu tolong terus pantau, dan bagaimana keberngkatanmu besok?

Aku akan pulang melalui penerbangan lain dan transit di Bali dulu. Aku akan sampai malam harinya. Kita bertemu di apartemen mu ya...

Terima kasih Chan, kamulah satu2nya yang bisa aku harapkan sekarang.