webnovel

Ch - 16 : Masalah Shin!

Setelah semua yang terjadi di Klub Basket, Shin menyatakan kalau Klub Basket belum siap mengikuti Lomba Kejuaraan. Dia mencatat apa saja yang kurang dan kelebihan Tim Basket, semua itu dia catat dari hasil Pemikirannya dan juga berdasarkan Pengalamannya.

Shin juga bertanya tentang Pendapat Alya tentang ini, dan keduanya sepakat kalau memang Klub Basket kelas satu belum siap mengikuti Lomba. Mendengar hal itu, tentunya menimbulkan kemarahan lagi dari seorang Kagami, namun mulutnya terbungkam ketika melihat isi catatan Shin.

Shin memberi mereka saran dan menulis hal-hal yang perlu mereka latih mulai sekarang. Masalahnya bukan mereka yang lemah, namun Lomba Kejuaraan Basket memiliki Tim-tim yang menakutkan dan beberapa dari Tim tersebut memiliki mantan Anggota Kiseki no Sedai.

Shin sendiri yang melatih semua Anggota Kiseki no Sedai, makanya dia merasa kalau Tim Basket kelas satu belum cukup menyaingi Tim Basket dari Sekolah lain, belum juga menyaingi kekuatan dari salah satu Kiseki no Sedai. Begitulah kira-kira.

Guru Pengawas yang ada di sana mengucapkan terima kasih kepada Shin atas sarannya, begitu juga dengan Pelatih serta Manajer Klub Basket.

Kemudian, Shin dan Alya menuju Klub Olahraga lain. Satu persatu, mereka melihat performa Klub lainnya dan mencacat hal-hal yang perlu diperbaiki saja. Rata-rata Pemainnya masih belum terbiasa bekerja sama dengan Pemain kelas dua, mungkin karena mereka baru saja beradaptasi.

"Sasaki-kun … boleh kupanggil begitu?"

"Terserah. Aku tidak terlalu mempedulikannya."

"Baiklah." Alya tersenyum kecil. Dia memikirkan soal Shin dan pikiran itu terus berputar di kepalanya menjadi pertanyaan. "Kenapa kamu … tidak masuk ke Klub Basket lagi? Sayang sekali Bakatmu itu jika kamu tidak menggunakannya."

"Banyak hal yang terjadi. Perasaan ketika aku berada di lapangan, entah mengapa aku meragukan diriku sendiri dan juga Timku sendiri." Shin menatap langit-langit dan tersenyum pahit.

"Kamu tidak percaya diri? Padahal tadi sangat hebat, loh. Bahkan aku terkejut melihat seorang pemalas sejati bermain sehebat itu." Alya mengucapnya dengan jujur tanpa kebohongan.

"Kau mengejekku atau memujiku?"

"Dua-duanya."

"... Keh. Pokoknya seperti kurang percaya diri atau yah semacamnya. Saat melawan Kagami tadi pun, aku merasa kalau dia yang bisa memenangkannya."

"Namun, kenyataannya kamu yang memenangkannya. Seharusnya kamu lebih percaya diri."

"Benar juga, ya."

***

"Ngomong-ngomong, Kuroko, apa kau tahu alasan kenapa orang itu tidak mau bermain Basket lagi?"

Kagami sedang beristirahat, namun pertanyaannya berhasil menarik minat teman-temannya. Semua orang juga ingin tahu alasannya, padahal Shin sangatlah kuat dan bisa memenangkan Lomba Kejuaraan jika masuk ke Klub Basket. Sayangnya Shin sama sekali tidak tertarik.

Kuroko terdiam sesaat sebelum berkata. "Apa kau tahu kalau Permainan Basket adalah Permainan yang sangat mengandalkan Tim?"

"Tentu saja! Apa kau membodohiku?"

"Begitulah. Semua orang pasti mengerti hal itu. Setiap ada Tim maka ada juga yang namanya Permainan Tim. Namun …" Kuroko menatap lapangan dan mengingatnya kembali. "Kaichou tidak membutuhkan semua hal itu. Yang dia perlukan hanyalah Bola Basket untuk mencetak Skor ke Ring lawan." Ucapnya.

"Maksudmu dia tak membutuhkan Tim, begitu?" Kagami sedikit bingung tapi juga penasaran.

"Benar. Alasan kenapa Kiseki no Sedai kalah melawan Shin yang seorang diri, karena Shin-kaichou sama sekali tidak membutuhkan Tim. Dia bisa bergerak dan mendaki puncak sendirian tanpa bantuan orang-orang yang ada di Pihaknya."

"Dia sekuat itu?"

"Sudah kubilang, kan. Dia sangat kuat. Dia adalah orang yang sudah berdiri di atas Puncak, sendirian dan kebosanan menunggu lawan yang sepadan untuknya. Mungkin Tim untuknya hanyalah alat agar bisa memenuhi Syarat masuk ke Lomba saat itu."

"..."

***

"Ketika aku berada di Pertandingan saat itu. Bola selalu dilemparkan kepadaku, harapan mereka agar aku bisa memasukkan bola ke dalam Ring. Selalu seperti itu di setiap Pertandingan. Aku bertanya-tanya apa mereka mempercayaiku?"

"Tentu saja, oleh karena itulah mereka selalu memberikan bola kepadamu."

Shin hanya bisa tersenyum masam saat mengingatnya kembali, dia benar-benar tidak bisa berpikir lagi apakah Basket sebuah Permainan Tim untuknya?

"Mungkin begitulah awalnya aku berpikir. Tapi, bukankah Basket adalah Permainan Tim? Seharusnya … mereka juga bisa melakukannya tanpa diriku. Jika Basket tidak memerlukan Permainan Tim, aku bisa memenangkannya sendirian. Kemudian, aku menjadi meragukan diriku sendiri."

Sekarang Alya sedikit mengerti. Seperti yang dijelaskan oleh seseorang di Klub Basket, bahwa Shin pernah memenangkan Permainan seorang diri melawan Enam orang yang dikatakan sangat hebat saat itu, Kiseski no Sedai (Generasi Keajaiban).

"Berada di Puncak memang menyenangkan, tapi bagiku sudah tak berarti lagi. Sangat menjengkelkan ketika dipandang berbeda oleh orang-orang. Makanya aku ingin menjadi NPC di dalam GAME bernama 'Kehidupan'. Seperti itu." Senyuman Shin terlihat tulus berbeda dari sebelumnya.

"Begitu." Sekarang Alya semakin paham dengan cara berpikir laki-laki di sebelahnya ini. Dia pikir itu tidak buruk dan bisa menambah pelajaran untuknya.

"{Keren.}"

"Apa?"

"Aku barusan berkata 'Idiot', begitu. Fufufu …"

'Kau tidak pandai berbohong, Nona. Tapi yah … tidak buruk juga dipanggil seperti itu dari gadis cantik.' Shin terlihat lebih lega dan berekspresi dari sebelumnya, mungkin karena dia sudah menceritakan masalahnya dengan seseorang.

***

Bel berbunyi ke seluruh Sekolah, menandakan waktunya para Murid beristirahat dan memakan makan siang. Namun, Shin justru masih belajar di Kelas, karena dia menghabiskan waktu Pelajaran untuk menyelesaikan Tugas yang diberikan oleh Kepala Sekolah.

Bukan cuma dia, tapi Alya pun sama. Shin sebenarnya hanya mengingat yang dia lupakan, lagipula buku pelajaran dia baca saat ini sudah dia pahami. Jadi hanya membutuhkan beberapa menit sebelum dia merapihkan buku-bukunya dan berniat pergi ke Kantin.

"Hm." Shin merasakan sentuhan di bahunya, lalu dia menoleh ke samping dan melihat Komi yang memegang buku. Terdapat tulisan di sana yang bisa Shin baca dengan jelas.

( Mau makan siang bersama? )

"Tentu." Siapa yang mau menolak ajakannya, bahkan Shin mulai merasakan tatapan kecemburuan dan iri, hingga dia mendengar kata-kata yang mengutuk dirinya dari sekitarnya.

Shin berdiri dan hendak keluar kelas, tapi ada suara yang bertanya kepadanya.

"Apa boleh aku ikut juga?" Ternyata yang bertanya adalah Alya, yang baru saja menyelesaikan pelajaran.

Shin ingin menolak Alya dengan cara yang halus, karena bagaimanapun juga satu gadis cantik (Komi) sudah memberikan cukup masalah baginya. Bagaimana jika dua? Tak bisa dibayangkan, tetapi dia tidak bisa menolaknya! Kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya.

"T - Tentu."

Mereka bertiga keluar. Perjalanan menuju Kantin, Alya dan Komi berkenalan satu sama lain. Tampaknya keduanya baik-baik saja, aman dan tentram, tapi tidak dengan satu laki-laki yang berjalan bersama mereka berdua.

Tatapan iri, cemburu, kesal, marah dan lain sebagainya mulai di arahkan ke Shin seorang. Bahkan Shirogane yang mau menghampirinya, mengurungkan niatnya dan justru kabur dari pandangan Shin, membuatnya kesal dan juga marah.

'Dasar pengkhianat!'

Tapi masalahnya tidak berhenti sampai di situ saja, ada gadis lain yang ikut ke dalam Medan Pertempuran! Mulai dari Shikimori dan Kamiya yang secara kebetulan bertemu mereka, lalu ikut dengan mereka untuk makan bersama. Kemudian ada Shiina yang juga secara kebetulan bertemu, dan ikut juga.

Shin yang dikelilingi gadis-gadis cantik mulai merasa kalau hidupnya dalam bahaya. Dia tidak tahu berapa Fans yang akan mengamuk kepadanya, tapi semoga saja dia bisa kabur menggunakan kekuatan fisiknya.

Semua gadis berkenalan satu sama lain dan mengobrol dengan santai, mereka sudah seperti Putri-Putri di dalam sebuah Dongeng, sayangnya ada NPC yang mengganggu pemandangan ini. Sebuah pemandangan yang langka, hancur gara-gara NPC itu!

"..." Shin cuma diam seolah tidak peduli layaknya MC yang overpower sedang menyembunyikan kekuatannya.

'''''Siapa gadis ini!?!''''' Kelima gadis itu berpikir hal yang sama ketika mengobrol dengan yang lain. Meskipun mereka terlihat biasa dan tentram di luar, namun kenyataannya mereka terkejut ketika sadar bahwa Shin mengenal banyak sekali gadis-gadis cantik!

Sesampainya di Kantin Sekolah, kelima gadis itu menjadi pusat perhatian orang-orang, tapi tentunya semua orang juga berpikir hal yang sama kalau NPC yang berada ditengah-tengah para gadis tersebut sangatlah mengganggu pemandangan.

"Micchon!" Ada seorang gadis mendekati Shikimori dan memeluknya.

"Ah, Marin-chan." Tampaknya Shikimori juga mengenal baik gadis itu.

Sayangnya dengan menambah satu lagi gadis cantik akan membuat masalah Shin tidak berakhir sampai sini saja. Entah Dewa membencinya atau apa, tapi dia terus mengutuk dan menyalahkah Ayahnya atas semua yang terjadi kepadanya.

***

"Hachhu!!" Seorang Pria membersihkan hidungnya menggunakan tisu, lalu fokus ke Komputernya dan melihat-lihat data seorang gadis.

"Jadi gadis ini yang akan pinda ke SMA yang sama dengan Shin?" Tanya seorang wanita berpakaian Maid di dekatnya.

"Benar."

"Adiknya Touka-chan, kan?"

"Yap. Gadis ini namanya Takanashi Rikka. Kata Touka, mungkin akan merepotkan Shin kedepannya, tapi aku yakin Shin bisa mengurusnya. Bagaimanapun dia adalah anakku." Pria itu tersenyum dengan percaya diri sambil menyombongkan hasil kerja kerasnya malam itu.

"Fufufu … Ngomong-ngomong, apakah anak di dalam kandungan Touka-chan sudah lahir? Akhir-akhir ini aku sibuk mengurus banyak hal."

"Sudah. Shou menamainya Youin. Entahlah, aku juga merasa aneh dengan seleranya." Padahal dia sudah memiliki niatan untuk menamain cucunya, tapi Anaknya yang bernama Shou dengan mentah-mentah menolaknya dan ingin menamainya sendiri.

"Lalu bagaimana dengan Istri-istrinya yang lain?"

"Sudah lahir semuanya, lebih dulu daripada Touka. Kita memiliki banyak cucu sekarang."

"Fufufu, benar. Belum lagi, Shin pasti akan membuat Haremnya sendiri."

"Bagaimana kalau kita juga melakukannya malam ini? Mumpung kamu memakai kostum Maid."

"Tentu saja."

"UWOOOGHHH!!!"

***

"Ada apa, Sasaki-san?" Tanya Kamiya.

"Aku merasa kalau … ini akan bertambah buruk."

"Maksudnya?"

"Jangan dipikirkan. Ayo kita pesan makanan."

***

( A/N : Maafkan aku. Mungkin besok aku harus istirahat, karena kondisi agak memburuk. Gughhh... Mungkin aku harus banyak-banyak istirahat dan juga membaca Novel untuk memperbaiki moodku yang rusak gara-gara kondisi tubuhku. ಥ╭╮ಥ )