Sudah semakin tak terkendali. Nathan semakin lancang untuk bersentuhan fisik dengan Devan. Seperti di setiap waktu senggang remaja mungil itu di sekolah, Nathan di pastikan datang dan tanpa basa-basi menggeser posisi kawan-kawan Devan. Perbincangan yang semula saling menimpal seru seketika berubah seratus delapan puluh derajat, menjadi dingin senyap hanya karena kehadiran sosok yang tak di harapkan.
Fandy, Rifky, dan Reno di pastikan keheranan karena tak menyangka sikap Nathan yang sangat begitu baik. Ah, tidak! Maksudnya pria menyebalkan itu membuat raut wajah yang sangat tak normal untuk di tampilkan seorang seperti Nathan. Pria itu seperti tak sungkan untuk mengubah anggapan semua orang tentang kedinginan sikapnya. Nathan menebar senyum hanya karena menatap Devan secara intens. Ya, mengulas senyum dengan pandangannya yang sekali pun tak teralih pada Devan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください