webnovel

Awakening Of The Fallen Soul

Violet Charlotte, hanya memiliki dua pilihan dalam hidup. menjadi seorang Ratu di negeri nya, atau di negeri pasangannya. pilihan tersebut membuat nya di tuntut untuk terus-menerus melakukan hal egois, pilihan yang selalu membawanya ke ambang penyesalan tak berakhir. sedangkan takdir tidak memperdulikan hal tersebut, suka ataupun tidak, pada akhirnya Violet memang harus tetap memilih, dan menerima apapun hasil yang akan diterima dari keputusan nya.

Ni_zza · 歴史
レビュー数が足りません
131 Chs

malam penuh makna

Violet melenguh pelan dan terbangun dari tidur pulas nya saat sosok bayi yang berada di samping tubuhnya berbaring meliuk-liuk kan tubuhnya bergerak tak nyaman.

ia usap lembut ubun-ubun Kevyan agar bayi itu merasakan kehangatan dari tangannya, "ssstt.. sayang, apa kau bermimpi buruk?"

"apa kau merasa haus?" Violet bertambah gelisah ketika Kevyan enggan diberi susu dan mengencangkan suara tangisnya.

bersamaan dengan Violet yang sudah bingung harus bertindak bagaimana, pintu kamarnya tiba-tiba saja berdecit seolah ada orang yang membukanya.

Violet bersiaga, menatap tajam ke arah pintu kamarnya, kondisi ruangan yang temaram membuat Violet tak dapat melihat jelas apakah ada seseorang di ambang pintu atau tidak.

hal itu membuatnya hendak menarik pergerakan untuk menyalakan lilin di nakas yang bersebelahan dengan tempat tidurnya, wanita yang sedang dalam keadaan was-was itu meraba-raba atas nakas dengan buru-buru dengan salah satu tangannya yang masih mengusap kepala Kevyan.

ketika ia mendapatkan pemantik dan juga Lilin, ia segera berusaha menyalakan cahaya yang ia butuhkan, tetapi tangannya yang memegang pemantik terhenti di udara saat akan membakar lilin, tubuh Violet sudah menegang karena tangannya di genggam begitu erat oleh seseorang yang tak ia ketahui.

"siapa kau yang dengan lancang memasuki kamar seorang Ratu!" murka Violet ketika tangannya yang digenggam tak kunjung dilepaskan.

"apa aku tak boleh memasuki kamar wanita yang ku kagumi?"

violet mencoba menepis genggaman seseorang itu menggunakan tangannya yang tadi mengelus Kevyan, namun yang ia dapatkan justru sebaliknya, seseorang itu menahan tangan violet hingga kedua tangannya ikut tak berdaya oleh orang itu.

"anak kita sudah kembali lelap, jangan membuat suara yang dapat membangunkannya."

bingung, Violet mencoba mencerna perkataan orang itu, "kau siapa?" tanya Violet lagi, ia sungguh tak bisa melihat wajah lelaki yang tengah menahan tangannya itu.

pria itu tak menjawab, hal itu semakin membuat Violet penasaran hingga tanpa bisa di cegah ia membuat satu kesimpulan sendiri, "Adam? kau Adam?"

"apa kau berpikir seperti itu?" tanya pria itu seolah ingin mengulur waktu dan membuat Violet dalam rasa bingung lebih lama lagi.

"kalau kau Adam, kau seharusnya sedang dalam perjalanan menuju kerajaan Barat, kau jelas bukan dirinya!"

"jangan asal menebak sayang, aku datang karena sangat merindukan mu, maafkan aku yang baru mengakui rasa rindu ku sekarang."

"jadi... kau Adam?" Violet menaruh ragu, tapi juga tak bisa menutupi rasa senangnya. jika pria itu memanglah Adam, bukankah sudah jelas bahwa perasaannya yang ia kira bertepuk sebelah tangan ternyata terbalas.

lagi, pria itu kembali diam dan tak menjawab Violet, Violet gusar, pasalnya pria itu tidak menjawab 'iya' atau 'tidak'.

"aku adalah kekasih sejati mu, dan kau adalah milikku," ujar pria itu yang melepaskan salah satu tangannya yang menggenggam tangan violet dan berpindah untuk mengelus pipi lembut Violet.

hati Violet menghangat ketika merasakan sentuhan tangan pria itu menyentuh kulitnya, menciptakan semburat merah yang tak dapat keduanya saksikan.

Violet menebak bahwa jarak mereka begitu dekat, ia meyakini hal itu karena dapat merasakan nafas dari pria itu menerpa permukaan wajahnya.

"apa kau juga merasakan apa yang ku rasakan, Ratuku?" tanya pria itu, yang membuat Violet gelagapan akibat salah tingkah, tangan pria itu sendiri masih mengelus-elus pipi Violet dengan penuh perasaan.

"a--apa?"

"apa kau juga merasakan rasa ini?" pria itu menarik tangan violet untuk menyentuh permukaan dada bidangnya, hingga Violet dapat merasakan debaran dari jantung milik pria itu yang berpacu begitu cepat.

perasaan senang Violet tak terkendali dan semakin membuncah, hingga tanpa sadar menganggukkan kepala walau wanita itu sendiri tau lawan bicaranya tak dapat melihatnya.

"kau tau aku terlalu malu untuk mengatakan kejujuran," lirih Violet pelan.

cup.

DEG!

lagi dan lagi tubuh Violet kembali menegang setelah menerima kecupan mendadak dari pria yang ia yakini sebagai Adam.

"Adam, kau.."

"jangan membuat suara, sayang," bisik pria itu tepat di telinga violet, membuat tubuh Violet merinding dan meremang.

pria itu mendaratkan ciuman di bibir ranum Violet untuk ke dua kalinya dengan lebih lembut.

violet yang sempat ragu pun membalas pagutan mesra itu dengan hati bahagia, karena akhirnya apa yang ia sedihkan hanyalah bentuk kecemasan semata, dan nyatanya pria yang menjadi sebab kesedihannya juga sama menginginkan satu sama lain, bukankah itu sudah cukup untuk mengusir perasaan tak nyaman yang ia rasakan.

"aku harap kau tidak akan menyesalinya," ujar pria itu seolah mengingatkan Violet tentang hal yang sedang mereka lakukan.

"beri aku alasan mengapa aku harus menyesalinya?" jawab Violet yang sudah terlena dalam ciuman singkat itu.

"karena setelah ini, kau akan menjadi milikku seutuhnya, apa kau tidak keberatan?"

"tentu."

pria itu menyambar bibir Violet dengan lebih nafsu, ia melumat habis bibir Violet hingga lidah kedua insan itu saling bertautan dan bertukar Saliva.

tangan nya pun tak tinggal diam, pria itu menyusuri tubuh Violet dengan liar, hingga desahan Violet tak tertahankan pun keluar yang terdengar sangat merdu di telinga pria itu.

Violet membara, badannya seperti terbakar sesuatu, membuat ia merasa harus melakukan lebih, kedua tangan Violet dengan gencar membuka satu per satu kancing kemeja pria yang sedang memainkan aksinya terhadap dirinya.

hingga malam yang tak pernah terbayang dalam angan Violet pun terjadi dengan begitu panas, malam yang tak akan pernah terlupakan, dimana ia merasa ada begitu banyak kupu-kupu berterbangan di dalam tubuhnya.

***

to be continued