Masih di acara pernikahan. Aini masih juga terkurung dengan ulah Mursal. Aih! Entah apa yang diinginkan pria ini, hingga tetap menatapinya. Ck!
"Pak ... Bapak masih sadar?" tanyanya, lalu meringis saat melihat bola mata Mursal bergerak. "Saya lapar, Pak ... Saya makan cuma tadi pagi, lho," keluhnya sambil memegang perut.
Mursal akhirnya tersenyum mendengar ucapannya, lalu menghela napas dan menatap meja. Tadi, sebelum mereka shalat, pelayan mengantarkan makanan itu untuk keduanya, hingga sekarang dia pun merasa lapar.
"Baiklah, ayo kita makan," ucapnya membuat Aini menghela napas lega.
"Alhamdulillah, akhirnya Bapak sadar ..."
Mursal menatapnya lagi, yang sudah terkekeh dan bangkit lebih dulu. Dia menarik Mursal karena tangannya pun tak terlepas, hingga akhirnya pria yang sudah menjadi suaminya itu bangkit dari duduknya dan melangkah bersama istrinya menuju meja.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください