"Kamu sudah di depan sayang?. Oke aku ke depan ya", ujar Adelia langsung bangun dan akan berjalan ke luar Resto tempat acara reuni SMA nya berlangsung.
"Hantu Putih sudah datang?", tanya Andika yang dijawab anggukan manis Adelia.
Tidak banyak teman Adelia yang ada di Lobby Resto, tetapi mereka terpesona melihat penampilan Nathan yang berpakaian lengkap dengan dasi dan jasnya. Benar-benar menunjukkan kelasnya sebagai CEO WD Group, namun tetap saja dengan perisai diri berupa tatapan dingin dan tajam nya kepada orang sekelilingnya. Saat melihat Adelia muncul, pandangan nya baru menghangat. Nathan membuka kedua tangannya dan Adelia segera berlari memeluk tubuh suaminya.
"I miss you Mommy Sayang", bisik Nathan.
"I really miss you too Daddy Sayang", balas Adelia tersenyum.
Tonny mendekat, "Adelia tidak akan kah kau mengenalkannya padaku?".
Adelia melepaskan pelukannya lalu berkata, "Sayang ini Tonny, dia dulu ketua kelas di SMA. Tonny ini Nathan suamiku", ujar Adelia dan Nathan mengulurkan tangannya.
"Tonny. Kamu kalo ngga salah Nathan Utomo kan ya, CEO WD Group?", tanya Tonny kepada Nathan. Nathan mengangguk.
"Mari masuklah, perkenalkan suamimu dengan yang lain Adel", ujar Tonny riang. "Eh iya, Adikmu sudah datang dari tadi", ujar Tonny lagi.
"Adik", tanya Nathan tak mengerti.
"Nanti aku ceritakan. Ayo si kodok sudah menemukan jodohnya", ujar Adelia sambil menggandeng lengan Nathan dan masuk ke dalam Resto itu.
Tak banyak orang yang berlalu lalang karena kebanyakan dari mereka berkumpul mengelilingi geng Chelsea. Andika yang melihat Nathan lalu mengangkat tangannya dan Nathan bergadengan dengan Adelia berjalan mendekati Andika dan Yuni yang terpesona melihat ketampanan Nathan.
"Sayang, ini calon Nyonya Andika Putra", ucap Adelia kepada Nathan memperkenalkan Yuni.
"Apaan si Adel", ujar Yuni tersipu malu lalu menyambut uluran tangan Nathan. Nathan hanya menyalaminya sebentar karena ia segera menarik tangannya setelah menyentuh tangan Yuni.
Nathan tersenyum melirik ke Andika, "Cepatlah menikah agar bujang lapuk ini tidak mengganggu hidupku lagi".
"Kapan gw ganggu elo, ada juga elo aja yang terlalu posesif. Tuh makan, bini loe Uda ambilkan Spaghetti buat loe", ujar Andika kesal.
"Kebeneran, I skip my lunch just to be right here as soon as possible", ujar Nathan ceria.
Nathan melahap makanannya dengan cepat, Adelia memberikan minuman jus jeruk yang baru saja ia pesan untuk Nathan yang kemudian menyeruput nya.
"Sayang, jangan ditunda akh makanmu, kalau kamu sakit, aku juga yang repot", ujar Adelia mengusap lembut pipi suaminya.
"Aku kangen kamu sampai semua pekerjaan aku kerjakan sampai malam. Sehari aku hanya tidur 3 jam agar bisa mencapai targetku", ujar Nathan sambil kemudian dia mencium punggung tangan Adelia yang menyentuh pipinya lembut. Yuni melihatnya sangat iri hati pada Adelia.
"Yuni, jadi kamu mengerti kan kenapa aku bisa senewen bila di depan pasangan ini. Mereka kalau bermesraan ngga liat orang sekelilingnya. Makanya Yuni, mending kita pacaran yuk biar kita juga bisa seperti mereka. Syukur-syukur kalo kamu mau langsung nikah", ujar Andika melihat ke arah Yuni di samping nya.
"Iya Yuni, langsung nikah aja. Kodok ini bos AN Jadi tenang aja, setiap bulan kamu bisa borong isi mall tanpa takut diblokir ATM mu", ujar Nathan memprovokasi.
"Bener banget tuh Yun, kamu Uda kenal Andika lama kan, tenang aja, dia setia kok buktinya sampe sekarang masih jomblo", ujar Adelia ikutan suaminya.
"Baiklah kita coba", ujar Yuni malu-malu.
"Jadi kita jadian ni? Makasih ya sayang", ujar Andika lalu mengecup tangan Yuni yang ada di atas meja.
"Berarti loe Uda ngga harus ngawasin gw lagi ya", sindir Andika kepada Nathan.
"Weitss let's see. oke", ujar Nathan sambil melap bibirnya yang sudah selesai makan dengan tissue.
Lalu ia mengeluarkan sesuatu dari kantong jasnya, sebuah kalung emas putih dengan liontin inisial huruf A bertahtakan untaian berlian. Nathan memakaikan ke leher Adelia yang saat itu memang kosong tanpa perhiasan apapun.
"Kamu suka sayang?", tanya Nathan kembali sambil mencium pucuk rambut Adelia.
"Suka banget", ujar Adelia sambil melihat ke arah kalung yang dipakaikan Nathan.
Kemudian Nathan mengeluarkan satu kotak besar dan satu kotak kecil dan dia sodorkan ke Yuni dan Andika.
"Itu jam tangan buat loe", ujar Nathan dan Andika dengan antusias membuka kotaknya yang berisi sebuah jam tangan.
"Widih keren banget ni. Thanks a lot ya", Ujar Andika senang sambil memakai jam tangannya. Yuni hanya diam melihat kotak kecil yang disodorkan oleh Nathan.
"Yuni maaf mungkin itu tak seberapa karena saya ngga tau tentang kamu. Itu hanya bingkisan kecil saja, semoga suka", ujar Nathan tulus.
"Terimakasih. Maaf ngerepotin", ujar Yuni lalu membuka kotaknya. Ternyata sebuah Bros bunga anggrek yang sangat manis.
"Itu juga bisa jadi liontin loh. Kalau kamu punya untaian kalung emas. Itu dilapisi emas 22 karat", ujar Nathan menjelaskan.
"Akh saya tak bisa terima ini, ini mahal pasti", ujar Yuni malu-malu lalu menyodorkan lagi kotak itu ke arah Nathan.
"Ambillah Yuni. Memang itu untukmu, cocok kok", ujar Adelia sambil mendorong kotak kecil itu ke arah Yuni.
Nathan memberikan sesuatu ke tangan Andika lewat kolong meja, yang Andika kemudian menyadari itu sebuah untaian kalung emas. Andika lalu tersenyum pada Nathan lalu kemudian dia membuka kotak Bros Yuni lalu memasangkan kalung itu ke Bros sehingga terlihat Bros itu berubah fungsi menjadi liontin yang sangat cantik. Andika memasangkannya ke leher Yuni dan Yuni tersenyum malu memandang Andika dan mengagumi kalungnya.
"Cocok kan", ujar Andika meminta persetujuan Nathan yang langsung memberikan dua jempol tangannya kepada Yuni. Begitu juga Adelia.
Kemudian terdengar tawa heboh dari kelompok Chelsea dan Nathan memandang ke arah mereka.
"Sayang, dengarkan ini", ujar Adelia lalu memberikan rekaman di penanya dan meletakkan nya di telinga Nathan.
Nathan terkejut mendengar perkataan yang ada dalam rekaman itu. Lalu ia memandang ke arah Andika mencari kebenaran nya.
"Itu yang tadi gw tanya sama loe, apa loe punya adik?", ujar Andika. Nathan menggeleng tegas.
"Gw anak tunggal. Kalaupun orang yang gw anggap adik ya cuma si Alex doang dan diapun tidak pernah menyombongkan dirinya seperti itu", ujar Nathan kesal. Yuni mulai mengerti arah pembicaraan orang-orang yang semeja dengan nya.
"Kamu lebih ngga percaya lagi siapa orangnya. Dia Richard yang waktu itu pernah kamu pecat", ujar Adelia menjelaskan. Makin kagetlah Andika dan Nathan bersamaan.
"Elo kenal?", tanya Andika dan diangguki lemah oleh Nathan.
"Harus diberi pelajaran orang itu", ujar Nathan kesal.
Kemudian dia bangun dari duduknya dan berjalan mendekati meja kelompok Chelsea. Adelia sengaja tidak bersamanya, karena itu akan menjadi kejutannya yang terakhir untuk Chelsea.
BTW ternyata Chelsea memang sudah memusuhi Adelia sejak dari SMA. Chelsea tidak tahu kalau Adelia adalah anak orang kaya karena Adelia selalu bersikap sederhana di depan kawan-kawannya. Di SMA, Adelia hanya membawa motor skuter nya saja untuk pergi ke sekolah sementara Chelsea dan kelompoknya menggunakan mobil pribadi.
Kembali lagi ke Nathan yang sudah mendekat dengan kelompok itu, Nathan dengan suara khas penguasanya berujar, "Richard sudah lama tidak berjumpa".
Semua orang berpaling ke arah sumber suara dan mereka langsung mengenali sosok Nathan yang belakangan ini sering muncul di majalah bisnis. Semua orang yang berkerumun nemberikan jalan untuk Nathan menghampiri Richard yang langsung pucat pasi melihat kehadiran Nathan yang mempunyai tatapan membunuh ke arahnya.
Setelah Nathan duduk dekat Richard, Richard langsung bertanya, "Nathan ... apa yang anda lakukan disini?".
"Oh ini kakak iparku ya? Ganteng banget sayang?", ujar Chelsea terpesona dengan ketampanan Nathan.
"Halo, aku Chelsea, aku tunangan Richard adikmu", ujar Chelsea menyodorkan tangannya memperkenalkan diri.
Semua orang yang melihat Chelsea merasa iri hati karena mereka melihat Chelsea bisa dekat dengan pengusaha muda yang banyak menerima kesuksesan tahun ini sehingga bisnisnya makin berkembang. Richard hanya diam dengan muka pucatnya berbeda dengan apa yang tadi dilakukannya.
"Adik?", tanya Nathan tanpa menerima uluran tangan Chelsea. Tangan Nathan hanya bersidekap di atas dadanya yang bidang.
"Siapa adik saya?", tanya Nathan yang bagaikan petir di tengah bolong saat Richard mendengarnya. Semua yang mendengar ucapan Nathan kebingungan.
"Pak Nathan saya bisa jelaskan pak", ujar Richard ketakutan. Tak lama ada lima orang tegap datang dan berdiri di belakang Nathan sehingga membuat orang sekitanya makin kaget.
"Bos, kami sudah datang", ujar salah satu orang itu kepada Nathan. Richard makin ketakutan karena kelima orang ini dikenal sebagai pengawal pribadi Nathan yang sangat ahli beladiri dan ahli senjata. Nathan hanya mengangguk kecil. Adelia merasa ada yang tidak beres, segera dia menghampiri Nathan.
"Sayang", ujar Adelia lembut sambil duduk di samping Nathan. Chelsea yang belum menyadari situasinya malah menghardik Adelia.
"Eh ganjen, ngapain loe ikut-ikutan disini. Ini bukan level loe. Loe levelnya sama dengan Andika", ujar Chelsea.
"Nona jaga mulutmu. Kamu yang tidak selevel dengan istri saya. Dia adalah wakil direktur AN Entertaintment dan dia punya kedudukan terpandang di masyarakat. Sedangkan kamu ... hmm liat pakaian kamu yang cuma tiruan, saya rasa level kamu ada di bawah telapak kaki istri saya", ujar Nathan ketus.
Richard lalu memperhatikan Adelia dan baru menyadarinya kalau Adelia adalah "ratu" WD Group.
"Maafkan ketidaktahuan tunangan saya pak Nathan, Bu Adelia", ujar Richard memohon.
"Sayang aku dihina kakakmu", ujar Chelsea lagi.
"Tutup mulutmu Chelsea kalau kamu mau hidup", ujar Richard menghardik Chelsea.
Orang-orang sekitar mereka mulai berbisik-bisik, mereka memperhatikan Nathan dan Adelia bergantian lalu ke arah orang-orang tegap yang ada dibelakang mereka. Adelia hanya tersenyum mengejek lalu memeluk lengan suaminya erat. Chelsea memandang tajam ke arah Adelia.
"Dari tadi saya mendengar perempuan ini memanggil saya dengan ucapan kakak ipar? Siapa kakak iparnya? Seingat saya, saya hanyalah anak tunggal dari Cakra Utomo papi saya dan papi saya sangat loyal terhadap mami saya jadi tak akan mungkin dia memiliki anak dari perempuan lain", ujar Nathan makin ketus dengan rahang yang mengeras.
"Apakah kamu mengaku sebagai adik saya? Sudah lupakah kamu dengan perjanjian kita? Atau pengacara saya yang akan mengingatkan?", ujar Nathan lagi. Richard langsung melemas, lalu dia turun ke lantai berlutut.
"Maafkan saya pak Nathan, saya lancang mengaku sebagai adik bapak. Maafkan saya. Ini terakhir kalinya pak, jangan masukkan saya ke penjara pak", ujar Richard lagi memohon.
Langsung hebohlah sekeliling mereka melihat perbuatan Richard terutama Chelsea. Chelsea langsung mengangkat lengan Richard menyuruhnya berdiri.
"Sayang kenapa kamu memohon kepada kakakmu", ujar Chelsea lagi.
"Chelsea diamlah", hardik Richard lagi.
"Sepertinya kamu harus menjelaskan secara detail dengan perempuan bodoh ini karena dia tidak bisa membaca situasi saat ini. Otaknya terlalu bodoh bahkan sampai bisa tertipu dengan mudahnya", ucap Nathan dengan cueknya.
"Kamu ... kamu kira karena kamu kakak nya bisa berlaku semena-mena terhadap adikmu?", ujar Chelsea sambil menunjuk ke arah Nathan. Richard bangun dari berlutut nya lalu menampar Chelsea dengan keras.
"Jaga mulutmu bodoh. Dia bukan kakakku. Dia Nathan Utomo CEO WD Group yang bisa menghancurkan kita berdua dengan gampangnya seperti menginjak semut. Omonganmu bisa menjadi bumerang yang akan menghancurkan kita. Beri hormat pada mereka. Bu Adelia ini istri sahnya pak Nathan jadi dia adalah istri CEO WD Group. Jangan berani menghinanya lagi karena memang kamu tidak selevel dengan Bu Adelia", ujar Richard geram.
Kaget dan bercampur malu yang amat sangat, Chelsea mengambil tasnya lalu keluar dari Restoran itu dengan berlari diikuti beberapa orang kawannya. Sebelumnya dia memberikan tatapan sinis ke arah Adelia, sementara Adelia hanya tersenyum ringan kepadanya.
Nathan lalu bangun sambil memeluk istrinya mesra, lalu melihat ke arah Richard sambil berkata, "Richard tunggu panggilan dari kepolisian ya, pengacara ku akan mengurus semuanya".
Kemudian Nathan bergandengan tangan dengan Adelia keluar dari ruangan itu. Ia hanya melambaikan tangannya ke arah Andika lalu berlalu menuju parkiran mobil nya diikuti tatapan mata semua orang yang kagum dengan keanggunan mereka. Teman-teman yang tadi memandang kagum ke arah Richard berganti memandang sinis ke Richard.
"Dasar penipu. Bagus nya ketahuan duluan belangnya. Si Chelsea memang perempuan bodoh bisa ditipu dengan mudahnya", ujar kawan mereka yang tadi sempat meminta pekerjaan kepada Richard.
Richard hanya terduduk lemas di kursinya sementara para pengawal pribadi Nathan mulai menghilang mengikuti kepergian tuannya. Adelia tersenyum bahagia dalam pelukan Nathan yang memeluknya erat sepanjang perjalanan. Pak Mul yang mengendarai mobil sampai tak berani menoleh ke kaca spion tengah mobil karena dia tahu tuannya sedang ingin bermesraan dengan istrinya.