"Sayang .... kak Pras. Bangun sayang", ujar Xena sambil sedikit mengguncang tubuh Prasetya yang tertidur disampingnya.
Pras membuka matanya lalu dengan kesadaran penuh langsung duduk melihat ke arah istrinya yang memerah mukanya. Dikarenakan memang hamil Xena yang sudah mendekati waktu kelahiran nya membuat Prasetya gampang sekali terbangun dan langsung bersikap siaga.
"Kamu kenapa sayang? Kamu mau melahirkan ya?", tanya Pras terlihat panik.
"Antar aku ke rumah sakit ya, sepertinya ketubanku pecah ... lihat", ujar Xena sambil memperlihatkan kasur yang basah dengan air ketubannya tercampur darah.
"Astaga sayang. Ayo. Eh iya perlengkapan kamu dan little bean.... ", ujar Pras langsung mengambil koper pink yang telah dipersiapkan Xena jauh hari yang berisi pakaiannya dan pakaian bayinya.
Pras langsung keluar kamar menuju lemari kunci dan mengambil mobilnya. Saat ia memasukkan koper pink-nya, dia teringat sesuatu yang penting yang belum dibawanya, istrinya yang masih tergolek di kamar. Buru-buru Pras kembali masuk ke dalam kamar lalu membopong istrinya keluar kamar, untungnya mereka tidur dikamar tamu yang dibawah sehingga mereka tak perlu menuruni tangga.
"Lupa aku ya?", ejek Xena.
"Maaf sayang, aku panik", ujar Pras nyengir.
Nathan yang keluar dari kamarnya kaget melihat Pras membopong Xena.
"Ada apa? Apa sudah waktunya? Bukannya masih 2 Minggu lagi?", tanya Nathan.
"Ketuban Xena sudah pecah Dad. Aku langsung ke rumah sakit ya", ujar Pras yang terlihat panik.
"Daddy yang bawa mobil, kamu kelihatan panik, bahaya. Mommy, ayo ikut aku ke RS antar Xena, bawakan dompet dan HPku", ujar Nathan kepada Adelia yang sedang melipat alat sholatnya.
"Daddy ngga ganti celana panjang dulu?", tanya Adelia. "Uda ngga sempat, bawakan saja, nanti aku ganti di mobil saat tiba di RS", ujar Nathan dan Adelia mengikuti permintaan suaminya, mengambil satu stel celana dan kemeja untuk Nathan lalu mengikuti langkah Nathan keluar rumah.
Pras sudah memasukkan Xena ke dalam mobil lalu mengubah posisi duduk mobil sehingga terlihat Xena yang begitu nyaman bersandar. Kemudian Nathan memasuki mobil dalam posisi mengemudi dan Adelia duduk di sampingnya. Sebentar kemudian mobil segera melaju meluncur menuju ke RS Lexi Group. Pras membuat panggilan telepon ke dr Franky dan beruntung nya saat itu dr Franky sedang ada di RS karena dia baru selesai melakukan tindakan darurat.
"Xena sayang, sabar ya, sebentar lagi sampai", ujar Pras menghibur Xena atau tepatnya menghibur dirinya sendiri karena dibandingkan Xena justru ia yang terlihat lebih panik.
Xena hanya diam dengan muka memerah sambil mulutnya tak berhenti mengucapkan doa pelan. Nathan mengemudi dengan kecepatan tinggi dan beruntung nya dini hari itu belum banyak kendaraan lewat sehingga sebentar kemudian mereka telah memasuki halaman RS Lexi Group.
Di depan ruang UGD, dr Franky sudah menunggu dengan satu tempat tidur dorong dan Nathan langsung memberhentikan mobilnya di depan mereka. Setelah pintu terbuka, dengan sigap perawat dan dr Franky langsung memindahkan tubuh Xena ke atas tempat tidur dorong dan langsung membawanya pergi menuju ke ruang operasi.
Pras yang mengikuti hanya bisa mengantar sampai di depan ruang operasi lalu tak lama seseorang menghampiri nya memberikan surat persetujuan untuk tindakan operasi. Pras lalu menandatangani segera surat itu.
Nathan yang telah berganti pakaian tiba dengan Adelia duduk di ruang tunggu dengan cemas. Pras lalu duduk di sebelahnya dan mulut nya tampak melafalkan doa untuk istrinya.
Sekitar 45 menit kemudian suster membawa dua box bayi keluar dari pintu ruang operasi, dua orang bayi kembar ada dalam box-box itu. Pras melihat ke arah kedua bayi itu dan perawat mengucapkan selamat kepada Presdir mereka.
"Selamat ya pak Presdir, bayi kembar anda telah lahir dengan selamat, keduanya laki-laki. Ibunya sedang dilakukan tindakan lanjutan, kami akan antarkan bayi-bayi ini untuk ditindak lanjuti di ruang bayi dan nanti akan kami antar ke ruang ibu Xena setelah kami rapikan", ujar salah satu perawat.
Nathan dan Adelia berpandangan dan mereka melihat ke arah dua bayi itu lalu kepada Pras yang terlihat mencium ke dua bayinya.
"Bayi kalian kembar? Kok ngga bilang kalau kembar?", tanya Adelia yang terkejut.
"Itu memang kejutan Mommy. Kan kami selalu bilang Little Bean itu terdiri dari dua suku kata, menandakan bayi nya satu kami panggil little dan yang satu bean tapi bukan Mr. Bean loh mommy", ujar Pras menjelaskan.
"Astaga kalian ya. Ternyata sengaja buat kejutan terus kepada kami", ujar Nathan bersemangat karena dia telah resmi menjadi eyang untuk dua orang cucu kembarnya.
"Apakah di keluarga mu ada gen kembar Prasetya? Karena kalau keluarga kami sepertinya tidak ada", ujar Adelia.
"Iya ada Mom. Dari Keluarga papi ada yang kembar Mom", ujar Pras dengan ekspresi yang seperti memenangkan lotre milyaran rupiah.
Dr Franky keluar dari ruang operasi dan tak lama Xena juga di dorong keluar dari ruang operasi menuju ke arah lift untuk di bawa ke ruang perawatan. Pras melihat istrinya dengan penuh kecemasan karena melihat wajah pucat istrinya yang seperti tanpa darah.
"Selamat ya pak Presdir untuk kelahiran putra kembarnya. Mereka hanya selisih 3 menit kelahiran nya. Untung cepat tertolong. Silakan pak langsung ke ruang perawatan di VVIP untuk bersalin di lantai 5 pak, kamar 501", ujar dr Franky sambil menyalami Prasetya.
"Terimakasih ya dr Franky. Saya langsung susul istri saya", ujar Pras setelah berjabat tangan langsung meninggalkan dr Franky karena dia tak sabar ingin bertemu istrinya.
"Terima kasih untuk pertolongannya ya dokter. Harap maklum ya, itu bapak baru jadi seperti itu, tak sabaran", ujar Nathan sambil menyalami dr Franky.
"Iya pak Nathan, kami sering melihat seperti pak Presdir. Selamat juga ya pak sudah menjadi eyang, bukan cuma satu tapi dua bayi sekaligus", ujar dr Franky.
"Iya, itu kejutan banget. Mereka belum bilang sebelumnya kalau bayi mereka kembar", ujar Nathan tersenyum.
"Oh begitu. Silakan pak naik ke atas, nanti bayinya akan kami antar ke ruangan", ujar dr Franky.
Nathan lalu menggandeng Adelia berjalan mengikuti Pras yang menunggu lift dengan tidak sabar. Kemudian mereka bertiga masuk ke dalam lift untuk naik ke ruang perawatan Xena di lantai 5.