--- **AFTER BOOK** *Karya Luciel Veronica* "Kata-kata adalah arwah, dan buku ini adalah pusara bagi yang tak bisa melarikan diri." Di balik jendela kaca yang retak, matahari senja terjerat debu, merayapi rak-rak buku yang berdiri seperti makam bisu. Perpustakaan itu, sunyi dan terlupakan, menyerupai rongga dada tua yang hanya berisi bisikan-bisikan waktu. Di lorong terkelamnya, tersembunyi sebuah buku—tak bernama, tak bernyawa, namun tetap berbisik. Alea tak pernah mencari buku itu. Ia bahkan tak seharusnya ada di sana—di tengah udara dingin yang menggigit kulit seperti gigi hantu, di bawah cahaya lampu yang berkedip seakan ketakutan. Tapi ketika tangannya menyentuh sampulnya yang dingin, seolah-olah buku itu bernafas di genggamannya, halaman-halamannya mulai bergerak. Namanya terukir di tinta hitam yang berdenyut seperti nadi: “Alea S., nafasnya berhenti di bawah cahaya yang pecah.” Teks itu menulis kematiannya—pelan, penuh kenikmatan, seolah mencari makan untuk kepuasan