Sudah beberapa menit berlalu sejak Rava tiba di rumah kontrakan, tetapi pemuda itu belum juga mengetuk pintu. Sejak berangkat dari rumah persembunyian istri Bagas sampai sekarang, dia belum juga menemukan alasan yang tepat untuk menjelaskan semuanya kepada sang ibunda.
Rava sudah berpikir untuk pergi terlebih dahulu, tepat ketika pintu itu akhirnya terbuka. Rava tersentak begitu mendapati sang ibunda yang melihatnya dengan tatapan tajam.
"Masuk," perintah sang Ibunda. Ketika Rava akhirnya memasuki rumah, wanita itu menunjuk salah satu sofa di ruang tamu. "Duduk."
Rava hanya bisa menurut. Ia pun duduk di sana. Pikirannya masih saja bekerja keras merangkai kata-kata yang tepat.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください