webnovel

Oshi no Ko x

"Hei~ Apakah kamu juga seorang reincarnator?"

Itu adalah hal pertama yang kudengar saat pertama kali aku mendapatkan kesadaranku.

Aku hanya memiringkan kepalaku karna aku belum mencerna semua kenangan dari Avatarku di Oshi no Ko, aku baru saja tiba OK, dan aku langsung mendapatkan pertanyaan aneh dari saudari kembarku.

"Jangan pura-pura bingung, Anda selama ini bertingkah seperti anak normal, tapi saat syuting anda seperti orang dewasa !"

"Apa itu reincarnator?"

Aku awalnya ingin berkata jujur, tapi setelah mengetahui ada prantagonis Hentai di dunia ini, jadi aku ingin mengubah rencanaku.

'Eh~.. apakah dia benar-benar anak normal?. Apakah kecerdasannya karena Gen Ai?'

Aku tidak percaya hanya dengan kata-kata sederhana itu bisa menipunya !

"Ehem... Bukan apa-apa. Tadi kakak hanya menanyakan pertanyaan acak"

"Aku lahir 5 menit lebih awal darimu"

Ruby yang menganggapku anak normal mulai bertingkah seperti seorang kakak perempuan.

Dia hanya berpura-pura melihat ke arah yang lain.

"Pokoknya ini sudah larut malam, jadi ayo tidur... Bergadang tidak baik bagi anak kecil"

Aku hanya mengangkat bahu dan berpura-pura tertidur.

[Singkronisasi - 3%]

Saat berpindah dari satu dunia ke dunia lain Proses Singkronisasi akan dilakukan untuk menyesuaikan tubuhku yang ada di dunia ini dengan kemampuan yang kuperoleh dari dunia lain.

Semakin besar perbedaan kamampuanku semakin lama Prosesnya. Walaupun aku masi bisa menggunakan kemampuan yang kudapat dari dunia lain, tapi efek yang dihasilkan sama seperti tingkat singkronisasi. Selain itu, saat Proses Singkronisasi berlangsung aku tidak bisa melakukan perjalanan ke dunia lain.

'3% ya... aku harus menunggu beberapa bulan'

Sal menghabiskan malamnya membuat jarum es tipis dan padat untuk di simpan ke dalam cincinnya.

Niatnya jelas membuat Nobles Palm seperti Gilgamesh, Walaupun senjata yang ada pada cincin tidak bisa di tembakkan tapi lain halnya dengan sihirnya sendiri.

Penderitaan karena kekurangan kekuatan sihir selama beberapa tahun terakhir memberikannya beberapa ide untuk mencegahnya mengalami hal yang sama di dunia lain nantinya.

-------------------

Paginya Sal pergi ke Taman Kanak-Kanak bersama Ruby, Ini adalah alasan kenapa dia benci kembali menjadi anak-anak.

Dia mengabiskan waktunya duduk di ayunan bersama dengan Teman yang di buat oleh avatarnya, 

"Hei Sal, Kenapa kamu tidak bergabung dengan yang lainnya?"

"Sudah berapa kali aku katakan padamu Hachimantoya. Aku benci anak-anak"

Ya. Teman yang di buat oleh Avatarnya adalah Hikigaya Hachiman, dari anime OreGairu.

Dia sendiri mungkin ingin membangun koneksi dengan karakter anime lainnya, jika berada di dunia yang sama tapi.... ini sangat.. Canggung.

Mereka hanya berbicara sesekali tengan cuaca dan lainnya. Mereka bahkan tidak berkenalan secara resmi. Mereka saling mengetahui nama masing-masing saat guru memeriksa kehadiran anak-anak.

Sal langsung mengingat karakter anime di sampingnya karena dia punya mata yang cukup bodoh untuk MC.

Sementara Hachiman mengingat nama Sal karna iri dengan matanya yang cantik.

---------------

Pergi ke TK memandang awan dengan bosan. Pulang. Berlatih Sihir. Keseharian itu terus berlanjut sampai.

"Tapi, siapa ayah kita?"

Ruby bertanya saat mereka duduk di ruang tamu membahas tentang betapa miripnya dia dengan ibu kami.

Tapi Sal menyadari bahwa pintu rumah mereka terbuka.

'Sepertinya sudah saatnya ya. Ai ingin merasakan cinta keluarga, sementara Aqua yang asli ingin aku menghilangkan penyesalannya.'

Aqua yang asli sangat menyesal karna menggunakan beberapa gadis sebagai batu loncatan untuk membalaskan dendamnya.

Jika Ai selamat setelah insiden itu, Aqua tidak akan memiliki dendam, yang berarti tugasku di dunia ini bisa di bilang selesai. Hanya perlu membunuh ayah biologis dari tubuh ini dan beberapa Prantagonis hentai yang ada di dunia ini.

-----------

*DingDong*

Hari ini adalah Hari Ai akan tampil di DOME. Bel dan Konser, adalah dua kata kunci dari tragedi itu.

Ai berlali dengan polosnya membuka pintu, Sal bersembunyi di sudut ruangan menggunakan sihir agar pembunuh itu tidak menyadarinya.

Awalnya Sal berencana mengagalkan aksi pembuh tapi dia memilih bertindah seperti Aqua asli.

Karna di saat terakhirnyalah Ai menyadari pesaraannya yang sebenarnya pada anak-anaknya,

Jika Sal mencegah Ai merasakan kehingan, keinginan terbesarnya untuk mencintai dan di cintai tidak akan sepenuhnya terwujud.

"Selamat atas konsermu di Dome."

Itu adalah kata pertama yang di dengar oleh Sal yang berada di sudut ruangan dan Ai yang sedang membukakan pintu.

Ai melihat pengunjung Asing yang memegang karangan bunga, tersentak ketika pengunjung itu mengucapkan kalimat berikutnya.

"Apa anak kembarmu Sehat?"

Ai tetap diam tak mampu bergerak karna keterkejutannya, bahkan saat pisau menembus perutnya.

"Sakit!"

Sal tidak tega melihat Ai kesakitan, dia membatalkan sihirnya membantu Ai berdiri.

"Aku jauh lebih sakit dari ini!!!"

Pembunuh itu berteriak pada mereka, dia bahkan tidak peduli dari mana Sal datang.

Sal benar-benar ingin membunuhnya sekarang, tapi saat ini dia fokus menyembuhkan Ai secara perlahan.

Dia tidak menyembuhkan Ai sepenuhnya.

"PADAHAL KAU ITU IDOL, TAPI MALAH MELAHIRKAN ANAK!!"

Pembunuh itu terus mengoceh sementara Ai berdiri seperti melindungi Sal yang ada dibelakangnya, dia sudah kehilangan banyak darah tapi tetap berusaha melindungi anaknya sambil mendengarkan cacian dari penggemarnya, seolah-olah itu adalah penebusan dosa.

"Aku sejak awal tidak bertanggung jawab... a-aku tidak polos.... ha..ha.. dan jujur"

Ai berusaha tetap tegar, dan memaksakan dirinya untuk berbicara. Sementara Sal melemparkan jarung es tipis ke baju si pembunuh untuk melacaknya nanti.

Saat pembunuh itu lari karna mengetahui Ai masi menyimpan hadiah yang dia berikan dan fakta Ai mengingatnya.

Sal membantu mendudukkan Ai di pintu seperti cerita aslinya, untuk mencegah Ruby melihatnya.

"Mama lengah ya, Mama seharusnya merantai pintu."

Ai memeluk Sal dan membelai kepalanya.

"Maaf, ya. Ini mungkin ... Akhirnya.. Apakah kamu baik-baik saja..? Kamu tidak terluka, kan?"

"Tidak"

Sal menjawab dengan suara yang sedih, dia benar-benar merasa sedih jika dia kehilangan Ai.

"Apakah konser Dome hari ini dibatalkan, ya?...Mama merasa bersalah dengan yang lain."

*Buk*Buk*

"Hei, ada apa ?. Apa yang terjadi di sana?"

Ruby terus terusan mengetuk pintu.

"Jangan ke sini, Ruby."

Sal berbicara dengan lembut, walaupun dia merasakan sedih dan marah, tapi dia ingin membiarkan Ai mengeluarkan semua perasaannya.

saat Ruby menangis Ai mencoba berbicara untuk menenangkannya, dia memuji tarian Ruby.

"Mama dan Putri tampi bersama.. Kedengarannya Keren kan?... Sal Akan menjadi Aktor yang hebat kan!"

"Seperti apa nantinya saat kalian ... dewasa.. ya?"

"Ah. Mama ingin melihat kalian memakai tas sekolah... Lalu pada hari orang tua... Mama ingin dengar orang bilang 'bukankah dia terlalu muda untuk Ibunya Ruby?' "

"Saat kalian dewasa. ... Mama ingin melihat kalian."

" Mama mungkin bukan orang tua terbaik ... Tapi mama bersyukur melahirkan kalian. Dan juga... Mama harus Mengatakannya"

"Ruby.. Sal... Mama Mencintai Kalian"

Sal berdiri, melepaskan dirinya dari pelukannya.

Dalam upaya sal dalam menyembuhkannya dia tidak langsung meninggal, sehingga dia masi punya beberapa menit tersisa.

Sal melihat proses Singkronisasi masi 10%

'satu-satunya cara yang bisa kugunakan untuk menyelamatkannya hanya itu. Salah satu kemampuan pertamaku'

"Aku juga mencintaimu, Bu. Jadi tetaplah bersamaku dan Ruby hingga kami dewasa"

"Zafkiel..!"

次の章へ