webnovel

(G.I) Childe x Aloni : kelahiran kembali

Aloni dan Childe hanyalah orang asing.

Mereka sama sekali tidak memiliki kontak sedikit pun bahkan tidak pernah mengetahui satu sama lain.

Aloni seorang pembunuh bayaran yang berbahaya. Kehidupan masa kecilnya seperti sampah, gadis cantik yang sama sekali tidak mengenal apapun selain darah.

Disisi lain Childe Tartaglia, seorang anggota fatui Harbringers, sangat mencintai adik-adik nya dan kehilangan dirinya di dalam Abyss.

Kedua orang yang tidak memiliki garis takdir ini memunculkan keajaiban yang pada akhirnya mengubah Teyvat dan hidup mereka.

"... Apa? Bagaimana bisa? Pierro... Hampir dibunuh? Oleh siapa?" Childe terkejut. Siapapun yang mengenal fatui pertama pastinya mengetahui sebesar apa kekuatan pemimpin namun Arlecchino mengatakan bahwa seseorang berhasil membuat Pierro sekarat???

Gadis dingin di depan Childe dengan tanpa emosi berkata "itu adalah pembunuh bayaran. Nampaknya seorang wanita, dia berpakaian sangat tertutup sehingga Pierro hampir tidak menemukan cara untuk mengetahui identitas nya"

Arlecchino menghela nafas "Satu-satunya yang petunjuk adalah mata sebiru lapiz. Mata yang sangat indah berkilau seperti permata biru yang mempesona"

Childe menaikkan sebelah alisnya "apakah mata itu bukan hasil halusinasi?"

Arlecchino menatap nya dingin sebelum akhirnya berkata.

"Katakan saja jika kau melihat nya dan bawa dia kemari"

Childe mengangguk pelan, jika dia bertemu dengan gadis itu pastinya dia akan menangkapnya

Tetapi kenapa harus sekarang?

Childe memerah. Mata birunya menampilkan kebingungan langka yang sangat jarang dilihat.

Awalnya dia memiliki misi merebut gnosis dari Raiden Shogun namun dia melihat seorang gadis yang seperti nya sedang terburu-buru, Childe tidak tahu mengapa dia penasaran dan diapun mengikutinya.

Pesona aneh yang terlihat dari ekspresi kosong itu tiba-tiba menariknya.

Dan...

Pada akhirnya Childe melihat gadis itu membuka satu persatu pakaiannya dan mencelupkan tubuhnya ke dalam danau.

Air jernih biru perlahan-lahan berubah menjadi darah kemerahan.

Childe melihat mata biru bersinar layaknya permata, dan akhirnya menyadari nya.

Ini adalah buronannya.

Tetapi kesadaran lainnya akhirnya melintasi pikiran nya.

Dia mengintip orang mandi!!!!!!

Childe segera menutup matanya dan bersembunyi di balik pohon dengan malu.

Sial!!! Bodohnya aku!!!!!

Dia menenangkan dirinya selama beberapa saat, sebelum akhirnya memutuskan untuk menunggu gadis itu.

'Swoosh'

Angin lembut berhembus bersamaan dengan sensasi dingin dan tajam di lehernya.

Gerakan cepat yang tidak terduga itu membuat Childe terkejut.

Suara dingin yang menarik terdengar di telinganya.

"Haruskah aku membunuhmu, fatui kesebelas?"

Childe mencium aroma dingin yang anehnya terasanya lembut dan sangat wangi seperti bunga es.

Pria tampan itu terkekeh lembut meskipun lehernya bisa lepas kapan saja dari kepalanya.

"Aku takut itu akan sulit Nona"

"Bagaimana kalau begini? Ayo bertarung. Jika kau menang aku akan berhenti menangkap mu dan jika aku menang ayo bergabung dengan fatui"

Gadis itu menurunkan pedangnya seragam hitam yang dikenakannya terlihat sangat kontras dengan kulitnya yang sepucat kertas.

"Baiklah"

Menarik, indah, namun sangat kejam dan mematikan.

Itulah kata yang tepat untuk menggambarkan gaya bertarung Aloni.

Childe sangat terkejut melihat kekuatannya yang benar-benar luar biasa.

Tidak butuh waktu yang lama baginya untuk terkapar jatuh dengan tubuh penuh luka.

"... Kau benar-benar sekuat yang dikatakan Pierro"

Childe tertawa.

"Siapa namamu Nona?"

Gadis itu dengan tenang menyimpan pedang elemental nya.

"Aloni"

Nama yang sangat indah layaknya penampilan gadis itu.

Childe tersenyum lebar.

______________________________________

"Yo! Aloni kudengar kau membunuh anggota fatui lagi?"

Childe tersenyum dengan jus jeruk di tangannya.

Sudah 6 bulan sejak  Aloni menyerang Pierro namun Fatui sama sekali tidak bisa menyentuh nya sedikitpun.

Aloni menaikkan sebelah alisnya dengan aneh, dia merasa Childe hanyalah anggota palsu. Kenapa pria ini tetap saja mendekati nya meskipun mereka musuh?

Childe yang melihat wajah dengan serius terkekeh "aku akhirnya tahu bahwa ketika kau menaikkan sebelah alis mu artinya kau memikirkan hal-hal aneh"

"Saat kau mengerutkan kening mu artinya kau berpikir serius dan kau tidak senang"

"Kau mengerutkan bibirmu ketika merasa tidak nyaman atau kesal dan kau menyentuh lenganmu saat gelisah"

Aloni menatapnya kosong.

Kok.... Tau???

Childe tersenyum "mungkin karena setiap hal yang kau lakukan itu menarik mataku ke arahmu?"

Aloni mengerutkan bibirnya dan menyesap susu coklat hangatnya.

Senyum Childe semakin dalam ketika menyadari bahwa rona merah misterius terlihat samar di pipi dan telinga gadis itu.

Bisakah dia mengatakannya sebelum semuanya dimulai?

_______________________________________

"Aku mencintaimu"

Pupil mata Aloni bergetar, teriakan keras diiringi ledakan besar memekakkan telinga nya namun suara pemuda di depannya terdengar dengan sangat jelas.

"Aku sangat-sangat mencintaimu" Tangan ternoda darah itu dengan lembut mengusap pipi pucat nya.

Mata sebiru lautan kosong itu kini dipenuhi cahaya lembut penuh cinta.

'Tes'

'Tes'

Aloni tidak tahu apakah yang keluar dari matanya ini darah atau air matanya, mungkin saja ini keduanya.

Tangan gadis berambut semerah darah itu tidak berhenti untuk menekan pedang nya dengan kuat hingga menembus hati pria di depannya

"Ugh"

'Crat'

Aloni tidak peduli dengan darah yang terciprat ke bajunya dia memeluk Childe dengan seluruh kekuatannya.

Pria yang sekarat itu tertawa "andai saja...aku bisa hidup bersamamu... Memiliki keluarga dan hidup bahagia bersama semuanya.."

"Itu akan menjadi hal yang paling indah"

"Aloni kekasihku"

Childe dengan lembut menatap wajah kekasih yang sangat dicintainya, meskipun Aloni tidak pernah mengatakan ataupun membalas cintanya. Dia tetap merasa sangat senang dengan kehadiran nya.

Wajah cantik gadis itu benar-benar... Sangat indah.

"Ternyata...." Childe mengusap darah yang terus dikeluarkan gadis itu melalui matanya.

Mata biru permata itu sudah berubah semerah ruby. Namun itu tetap sangat cantik.

"Kau bisa menangis seperti ini... Dan itu semua karena ku..."

Nafas pria itu melemah, diapun jatuh kepelukan Aloni. Gadis itu memeluknya erat dan terisak.

"Aku senang... Kuharap.... Di kehidupan kita yang selanjutnya... Kita bisa bersama..."

"... Aku mencintaimu..."

Bisikan yang hampir tidak terdengar itu mematahkan hati Aloni. Tubuh gadis itu bergetar dengan putus asa. Dia berteriak di tengah kekacauan.

"AKU MENCINTAIMU..!!!! Aku selalu mencintaimu"

Gadis itu berlari sekuat tenaganya dan berteleportasi ke Snezhnaya tempat paling dingin yang dapat menjaga mayatnya dengan utuh. Menyimpan tubuh pria itu di tempat aman, Aloni yang kehilangan akal sehatnya berbisik lembut.

"Tunggu aku Childe... Aku akan menyelesaikan misiku... Dan memberikan mu tempat yang layak"

Mereka tidak akan pernah bisa menikah di dunia ini, namun setidaknya biarkan dia memberikannya pemakaman terindah.

Perang yang terjadi menghabiskan banyaknya korban berjatuhan. Tidak peduli berapa banyak hal yang dihancurkan, perang besar itu pada akhirnya berhenti menjelang akhir teyvat dan abyss order.

Namun berkatnya...

Dunia telah berubah.

_____________________________________

"Childe.."

Aloni menatap kosong nisan yang dihiasi banyak bunga matahari, tempat yang sangat indah dimana kekasihnya dikuburkan.

"Kau masih memikirkan nya" Zhongli menghela nafas pada gadis yang disebut sebagai pahlawan perang itu.

Sudah berapa lama waktu telah berlalu?

Aloni sudah berumur 120 tahun. Manusia biasa seharusnya sudah menjadi nenek-nenek dan hidup dengan cucunya, namun gadis ini masih saja terpaku pada cinta pertamanya yang bahkan belum pernah menjadi pacarnya.

Mereka bahkan tidak pernah melakukan kontak intim selain pelukan dan berpegang tangan!

Aloni mengabaikan Zhongli dan berkata dengan tenang seolah-olah berbicara dengan seseorang.

"Teucer sudah dewasa sekarang. Sama seperti mu dia ingin menjadi kuat. Tonia dan yang lainnya juga hidup dengan baik dan memiliki pekerjaan yang luar biasa"

"Ada yang menjadi prajurit, dokter, guru dan peneliti"

"Mereka benar-benar luar biasa"

"Teyvat juga aman sekarang"

Aloni yang telah menjadi nenek-nenek dengan lembut berdiri dibantu dengan Zhongli.

Setelah mengantarnya pulang dengan selamat, Zhongli kembali ke kuburan dan menatap makam temannya itu dengan senyum tidak berdaya.

"... Gadis itu akan segera menemuimu disana... Aku berdoa semoga kalian berdua bisa hidup bahagia, Tartaglia"

______________________________________

Childe menahan rasa gugupnya di ruangan nya, Zhongli temannya menepuk pundaknya dengan kekehan rendah.

"Jangan terlalu gugup, Ajax"

Pemuda berambut jahe itu tersenyum tidak berdaya "kau tidak tahu sudah berapa lama aku menunggu saat ini!"

Zhongli tentu saja tahu itu. Pria ini sudah sangat lama mencintai calon istrinya dengan cara yang gila.

"Sebentar lagi dia akan menjadi milikmu"

Childe... bukan dia sekarang adalah Ajax!

Ajax terkekeh lembut.

Ketegangan nya telah memudar. Dan pintu yang tertutup rapat itu tiba-tiba saja terbuka.

"Ayato...?"

Ajax menaikkan sebelah alisnya ketika rivalnya tiba-tiba saja muncul.

"Selamat atas pernikahan mu" Pria cantik dan menarik itu tersenyum tenang.

"Terimakasih" Ajax tersenyum sopan meskipun dia tidak suka pria ini.

"Aku berharap semoga kalian berdua bahagia" Mata violet pemuda itu menyipit penuh ketulusan.

Dia mencintai nya. Namun dia lebih suka melihat nya bahagia daripada memaksakan cinta nya.

"Jaga dia baik-baik atau aku akan merebutnya"

Kening Childe berkedut kesal "dalam mimpi mu"

Zhongli tersenyum "ayo sudah saatnya kau menunggu di altar"

Childe mengangguk dan menghembuskan nafas untuk menenangkan dirinya.

Akhirnya !

Dia akan menikah dengan orang yang dicintainya!

Musik pernikahan diputar, detak jantung yang berdebar-debar membuatnya menunggu dengan cemas hingga pastor berteriak

"Pengantin wanita masuk!"

Childe menatap sosok yang berjalan anggun dengan rona merah di pipinya.

Gadis itu memiliki mata berkilau bahagia seperti permata biru mempesona, rambut merah seperti darah itu membentuk bunga di sanggul dengan mahkota emas yang membuat nya terlihat layaknya ratu.

Senyumannya yang indah benar-benar menghipnotis. Gadis yang sangat cantik seperti peri dalam dongeng.

Childe mengambil tangan hangat yang kecil itu dalam genggamannya dengan hati-hati.

"Ajax! Maukah kau menjaga gadis ini dalam suka maupun duka? Melindungi nya dari semua bahaya dan mencintai nya seumur hidupmu?"

Childe meneguk Salivanya dengan gugup "aku bersedia bahkan di kehidupan ku yang selanjutnya aku akan selalu mencintai nya"

Pastor itu mengangguk puas.

"Pengantin wanita! Maukah kau mencintai Childe bahkan jika itu mengorbankan sesuatu segalanya dalam hidupmu?"

Gadis itu tertawa kecil. Kerlipan indah bercahaya memenuhi mata birunya.

"Aku bersedia mati untuknya"

Pastor itu tertawa dengan bahagia.

"Dengan berkah dewa angin dan seluruh archon, ku nyatakan kalian sebagai suami istri! Semuanya sah?"

Para tamu segera berteriak bahagia.

"SAH!!!!"

Pastor itu tersenyum lebar.

"Silahkan mencium pengantin mu~"

Zhongli yang duduk di kursi tamu mengusap dahinya "Lagi-lagi Venti bermain... Kali ini di pernikahan"

Lumine tersenyum lembut "dia hanya terlalu bahagia... Kedua pasangan yang akhirnya bereinkarnasi dapat menikah setelah 1000 tahun berlalu"

Aether menghela nafas "aku benar-benar terkejut ketika melihat mereka dulu. Tidak pernah kupikir kan mereka akan terlahir kembali bahkan di dunia ini dengan wajah dan sifat yang sama"

Ayato terkekeh "bukan hanya mereka, kalian seperti nya melupakan ku"

Ei menatap Ayato "bagaimana bisa kau memiliki ingatan mu ketika mereka sendiri tidak mengingat masa lalu?"

Ayato tersenyum "karena..... Rahasia"

Itu semua karena gadis bernama Aloni yang tiba-tiba meminta nya untuk menghancurkan pedangnya.

"Pedang ini adalah pedang kutukan....ini akan membuat seseorang terlahir lagi dan lagi jika kau menusuk seseorang dengan pedang ini"

"Maaf Ayato kumohon... Jaga ingatan mu...jaga pedang ini"

"... Terimakasih..kumohon tusuk aku"

Ayato menghela nafas. Dia masih menyimpan pedang itu well, anggap saja itu adalah harta berbahaya.

______________________________________

Ajax dengan bahagia mencium kening istrinya. Perasaan kerinduan di hatinya terisi penuh, seolah-olah dia memiliki segalanya di tangannya.

"Aloni.... Aku sangat-sangat mencintai mu"

Aloni tersenyum dengan air mata yang mengalir.

"Aku juga sangat mencintaimu... Ajax"

Childe ku... Ajax ku... Aku sangat mencintai mu.

Saya menulis cerita ini hanya untuk bersenang-senang. buku ini sendiri ditulis ketika ada inspirasi datang!

jadi saya memutuskan untuk slow update!

nameless8899creators' thoughts
次の章へ