webnovel

Chapter 4

Sesampainya di rumah, Kendo dan Issei langsung menuju ke kamar masing-masing. Begitu pintu kamar tertutup rapat, Kendo melepas seragam sekolahnya, kemudian mengenakan pakaian santainya. Dia duduk sejenak di ujung tempat tidurnya, membiarkan pikirannya melayang ke peristiwa hari ini.

Dalam keheningan kamar, Kendo merenung, menggali lebih dalam ke dalam benaknya untuk meresapi momen-momen yang baru saja terjadi. Di antara berbagai peristiwa tersebut, yang paling memikat perhatiannya adalah sistem Evil Piece.

Kendo merenung dan berspekulasi tentang Evil Piece. Pikirannya terus berputar, mencoba memahami esensi dari sistem tersebut. Pengantar Rias tentang permainan manusia, Catur, dan peran yang dimainkan oleh iblis sebagai 'raja', 'ratu', 'kuda', 'benteng', 'bishop', dan 'pion' membuat Kendo semakin penasaran.

"Bagaimana permainan ini memengaruhi hubungan di antara iblis? Dan Rating Game yang mereka mainkan, bagaimana hal itu mempengaruhi status sosial mereka? Apakah semakin kuat dan semakin banyak kemenangan yang mereka dapat, status sosial mereka akan naik?"

Dalam ruang pikirannya yang mendalam, Kendo kemudian beralih untuk terus berspekulasi dan menebak karakteristik bidak lainnya dari permainan catur, sambil menyadari bahwa ia hanya tahu karakteristik Bidak Kuda, Benteng, dan Ratu.

"Bidak Bishop mungkin memiliki kemampuan untuk melibatkan musuh dengan serangan jarak jauh, Seperti kekuatan magis mereka. Tapi jika ini benar, berarti mereka lebih rentan terhadap serangan fisik jika terlalu terpapar"

Sambil merenung, Kendo mencoba memasangkan karakteristik yang diketahuinya dengan yang belum.

"Raja, mungkin memiliki peran penting dalam permainan ini. Mungkin memiliki kemampuan untuk memberikan perlindungan kepada bidak-bidak lainnya. Untuk kekuatan serangannya sendiri, Ketua Rias telah memperlihatkannya saat memusnahkan Iblis Liar. Mungkin dia masih memiliki kemampuan yang tersembunyi."

Kemudian, pikirannya berpindah pada Bidak Pion.

"Pion, yang dapat dipromosikan menjadi bidak lebih kuat di wilayah musuh atau dengan izin Raja. Mungkin memiliki potensi besar yang belum terungkap. Apakah ini berarti Pion dapat menjadi elemen kejutan yang bisa merubah dinamika permainan?"

Kendo terus merenung, mencoba memecahkan misteri di balik setiap bidak dan peran mereka dalam Rating Game. Pikirannya melaju pada kemungkinan strategi yang bisa digunakan oleh iblis dalam permainan ini.

"Mungkin ada hubungan khusus antara bidak-bidak tertentu, atau bahkan kemampuan khusus yang hanya terungkap dalam situasi tertentu"

Dalam upayanya untuk memahami lebih jauh, Kendo mulai merenung tentang bagaimana peta permainan dapat memengaruhi dinamika pertempuran.

"Apakah medan permainan memiliki pengaruh? Misalnya, apakah ada wilayah tertentu yang memberikan keuntungan taktis? Atau mungkin ada elemen lingkungan yang dapat dimanfaatkan atau bahkan dihindari?"

Seiring waktu berlalu, Kendo semakin terperangkap dalam refleksi dan spekulasi ini. Dia merasa bahwa Rating Game tidak hanya menjadi sebuah permainan strategi, tetapi juga sebuah panggung di mana kekuatan, kepintaran, dan ambisi iblis diukur dan ditentukan. Dalam dunia ini, mungkin saja kemenangan dalam permainan itu sendiri bisa membawa perubahan besar dalam hierarki sosial para iblis.

Kendo menghela nafas dalam-dalam, selesai merenung di ujung tempat tidurnya. Ia berdiri dan kemudian meninggalkan kamarnya menuju ruang kerja pribadinya. Setelah mengambil tempat di depan meja kerjanya. Kendo melihat sekeliling ruangan, di atas meja, terletak Faiz Edge yang masih belum selesai. Dia merenung sejenak dan fokus pada senjata ciptaannya yang belum mencapai kesempurnaan.

Energy Handle Blade SB-555H Faiz Edge adalah senjata mirip lightsaber satu tangan milik Kamen Rider Faiz. Saat tidak digunakan, disamarkan menyerupai bagian pegangan kiri dari Auto Vajin, yaitu sepeda motor Kamen Rider Faiz, Kerusakan sebenarnya tidak disebabkan oleh ketajaman pisau itu sendiri, tetapi oleh energi yang dilepaskannya setelah bersentuhan dengan target. Namun dikarenakan Kendo belum memutuskan untuk membuat Auto Vajin didunia ini, dia memutuskan untuk membuat ulang kembali Faiz Edge miliknya.

Dengan tekad bulat, Kendo duduk di depan meja kerjanya dan memulai proses pembuatan ulang Faiz Edge miliknya. Dia memutuskan untuk mengintegrasikan dua sistem canggih, Materialisasi Instantan Quantum dan Replikasi Materi Quantum ke dalam senjatanya untuk meningkatkan kemampuan dalam pertempuran dan Faiz Phone yang akan menjadi kendali untuk mengaktifkan kedua sistem ini.

Kendo memulai dengan menyesuaikan panel kontrol Faiz Edge, mempersiapkan sistem untuk menerima kedua teknologi baru ini. Dia memasukkan Memori Misi {Mission Memory} yang mengandung blueprint dan instruksi untuk integrasi MIQ dan RMQ ke dalam senjata. Sebuah layar holografis muncul di depannya, menunjukkan alur proses yang kompleks namun terkoordinasi dengan baik.

Materialisasi Instantan Quantum atau MIQ, diimplementasikan dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kuantum. MIQ membangun senjata itu secara instan dengan mengatur partikel-partikel kuantum untuk membentuk struktur Faiz Edge yang akhir. Ini memberikan kemampuan untuk materialisasi yang seketika dan presisi.

Sederhananya, MIQ memungkinkan Faiz Edge muncul secepat berkedip mata, memanfaatkan karakteristik partikel kuantum untuk menciptakan senjata yang siap pakai dalam sekejap. Inilah inti dari kemampuan Materialisasi Instantan Quantum.

Setelah selesai dengan MIQ, Kendo berpindah ke RMQ, Replikasi Materi Quantum. Dia memprogram Faiz Edge untuk mereplikasi dirinya sendiri dengan cepat dan efisien. Sistem RMQ menggunakan prinsip-prinsip kuantum untuk menggandakan materi, menciptakan salinan yang identik dengan Faiz Edge asli.

Sederhananya, dengan RMQ, dapat memberi Faiz Edge kemampuan untuk mereplikasi atau memperbanyak dirinya dengan cepat melalui manipulasi materi pada tingkat kuantum. Dengan RMQ Ini, dapat memberi Kendo fleksibilitas untuk menghasilkan salinan Faiz Edge dengan kecepatan tinggi, memberikan keuntungan taktis dan kejutan di medan perang.

Kendo, dengan kecerdikannya, mengambil langkah terakhir dalam peningkatan ini. Dia merancang tombol aktivasi pada Faiz Phone-nya, ditempatkan dengan hati-hati agar mudah dijangkau selama pertempuran. Tombol ini mungkin digunakan untuk mengaktifkan atau mengendalikan sistem MIQ dan RMQ , memberikan kontrol penuh kepada Kendo.

"Sekarang, dengan sekali tekan pada tombol ini, aku dapat mengaktifkan sistem MIQ untuk memunculkan Faiz Edge dan RMQ untuk menggandakannya secara bersamaan. Dengan ini Faiz Edge akan menjadi senjata yang lebih tangkas dan adaptif dalam menghadapi berbagai situasi"

Kemudian Kendo memberi nama baru untuk sistem yang menggabungkan Materialisasi Instantan Quantum {MIQ} dan Replikasi Materi Quantum {RMQ}. Sistem baru ini akan dikenal sebagai Quantum Materi Synthesis System {QMSS}. Nama baru ini mencerminkan tingginya integritas teknologi yang tergabung, menciptakan sebuah entitas yang mampu mensintesis materi dengan cermat dan seketika.

Kendo, sambil mengagumi hasil karyanya yang telah ditingkatkan dengan tambahan Quantum Materi Synthesis System (QMSS), tiba-tiba sebuah pemikiran yang kritis melintas dalam pikirannya, dan dengan tangan yang lincah, dia memutuskan untuk menambahkan fungsi tambahan pada Faiz Edge-nya.

Di Faiz Phone, dia menempatkan tombol tambahan dengan label "Quantum Reset." Tombol ini memiliki fungsi untuk mengembalikan Faiz Edge ke keadaan kuantumnya saat tidak sedang digunakan, mengoptimalkan efisiensi energi dan memastikan keselamatan dalam penyimpanan senjata.

Kendo merasa penuh keyakinan. Dia merenung sejenak, memastikan bahwa tombol tersebut ditempatkan dengan sempurna, mengakui bahwa kontrol penuh atas QMSS memberinya keunggulan strategis yang luar biasa.

Setelah menyelesaikan peningkatan pada Faiz Edge dan menyempurnakan berbagai tombol kontrolnya, Kendo melihat jam dan menyadari bahwa masih ada waktu sebentar untuk menguji hasil karyanya.

"Saatnya mengujinya"

Setelah mengatakan itu, Kendo berdiri membawa Faiz Phone, kemudian berjalan kearah sebuah ruangan kosong tanpa jendela didalam ruang kerjanya dan kemudian masuk. Ruangan kosong ini adalah tempat Kendo menguji berbagai penemuannya untuk perusahaan keluarganya, yaitu SMART BRAIN , Inc.

Didalam, Kendo berdiri ditengah Ruangan, kemudian dia membuka Faiz Phone dan menekan tombol aktivasi QMSS.

[Faiz Edge Materialize]

Setelah suara elektronik khas terdengar, muncul cahaya biru redup diiringi oleh garis-garis tak beraturan yang membentuk pola unik sebelum akhirnya bergabung menjadi sebuah siluet.

Saat cahaya biru mereda sepenuhnya, Faiz Edge muncul di tangan Kendo dengan keindahan cahaya biru yang masih terpancar dari permukaannya. Namun, kali ini, terdapat perubahan yang mencolok. Dengan gerakan yang halus, bilah energi berwarna merah melesat keluar dari Faiz Edge, sepenuhnya menggantikan warna biru sebelumnya.

Kendo memandang Faiz Edge dengan senyum puas. Kemunculannya yang dramatis tidak hanya mencerminkan kecanggihan teknologi yang ada di baliknya, tetapi juga memberikan kesan yang memukau. Dengan senyuman penuh kepuasan, Kendo mulai mengayunkan Faiz Edge melalui serangkaian gerakan yang presisi.

Tak lama kemudian, Kendo selesai mengayunkan Faiz Edge, dia kemudian menguji sistem RMQ. Kendo menekan tombol aktivasi QMSS skali lagi.

[Confirmed Replication]

Suara elektronik yang familiar kembali terdengar, diikuti oleh cahaya biru yang redup. Garis-garis tak beraturan yang membentuk pola unik kembali muncul, menciptakan atmosfer yang mempesona.

Namun, kali ini ada elemen yang berbeda. Seiring dengan cahaya biru yang memancar dari Faiz Edge, sebuah replika persis dari senjata tersebut mulai terbentuk di sampingnya. Proses replikasi ini berlangsung dengan cepat, dan sebelum Kendo menyadarinya, ada dua Faiz Edge dengan bilah energi bewarna merah yang memancar dari permukaannya.

Kendo memandang dengan kagum pada hasil replikasi ini. Keberhasilan sistem RMQ dalam menciptakan salinan identik dari Faiz Edge secara instan menunjukkan tingkat presisi dan efisiensi yang luar biasa dari Quantum Materi Synthesis System {QMSS}.

Dengan senyum puas, Kendo memutuskan untuk menguji kekuatan replika Faiz Edge. Dengan gerakan yang mantap, ia mengayunkan kedua senjata secara bersamaan, menciptakan serangkaian gerakan yang harmonis dan efektif.

kemudian dia memutuskan untuk menguji Quantum Reset. Dia menekan tombol di Faiz Phone.

[Reset]

Terdengar lagi suara elektronik yang khas, dan dua Faiz Edge mulai memancarkan cahaya biru redup. Garis-garis energi biru tak beraturan membentuk pola unik yang akrab di sekitar pedang itu. Secara perlahan, Faiz Edge seketika kembali ke keadaan kuantumnya. Kemudian, dengan satu lagi tekanan tombol aktivasi QMSS, Faiz Edge kembali dengan kecepatan yang sama seperti sebelumnya. Setelah menguji beberapa kali lagi, Kendo menyudahi pengujian ini.

Dengan Faiz Edge yang telah diatur dalam keadaan kuantum, Kendo merasa puas dengan hasilnya. Dia melanjutkan dengan merapikan ruang kerjanya, meletakkan kembali alat-alat dan komponen Faiz Gearnya dengan rapi di tempatnya.

Setelah membereskan ruang kerjanya, Kendo kembali ke kamarnya dengan perasaan lega. Setelah mengganti pakaian dan mempersiapkan diri untuk tidur, dia meluruskan tubuhnya di tempat tidur. Dalam keheningan malam, Kendo segera tertidur.

Keesokan harinya, Kendo terbangun. Setelah mandi dan sarapan bersama Issei dan kedua orang tuanya. Setelah berpamitan dengan orang tua mereka, Kendo dan Issei berangkat ke Akademi Kuoh.

"Kau sepertinya Mulai sering bangun pagi, Issei"

"Ya, begitulah. Mungkin ini dikarenakan aku sekarang adalah Iblis"

Perjalanan mereka ke Akademi Kuoh penuh dengan obrolan ringan. Tiba di sekolah, mereka berpisah dan pergi kekelas masing-masing. Di dalam kelas, suasana tetap seperti biasa. Kendo menyapa teman sekelasnya, setelah itu dia duduk dikursinya dan menyapa Koneko, Koneko juga membalas sapaan Kendo. Tak lama kemudian, Kelas pun dimulai.

Setelah beberapa jam, tiba saat istirahat. Kendo merasa lapar dan berencana untuk pergi ke kantin, namun langkahnya dihentikan oleh Koneko yang tiba-tiba menghampirinya di koridor sekolah.

"Kendo, tunggu sebentar"

Suara lembut Koneko terdengar, menarik perhatian Kendo dan membuatnya menghentikan langkahnya. Kendo menoleh ke arah Koneko dengan senyum ramah.

"Ada apa, Koneko?"

Koneko dengan lembut menyodorkan sebuah kotak makan kepada Kendo.

"Aku membuat bekal makan siang, Kendo. Maukah kau makan bersamaku di atap?"

"Tentu, Koneko. Aku sangat berterima kasih atas bekal makan siangnya. Ayo pergi"

Kendo tersenyum, merasa hangat dengan tindakan baik Koneko. Bersama-sama, mereka menuju ke atap sekolah yang tenang. Matahari bersinar cerah, menciptakan suasana yang menyenangkan di tempat tersebut. Keduanya duduk di tempat yang nyaman sambil menikmati pemandangan di sekitar.

Koneko membuka kotak makanannya, memperlihatkan berbagai hidangan lezat di dalamnya.

"Aku harap kau suka, Kendo"

Kendo melihat dengan kagum pada berbagai hidangan yang disiapkan Koneko.

"Semuanya terlihat lezat. Kau sangat pandai memasak, Koneko"

"Terima kasih..."

Walaupun wajah Koneko tidak menunjukkan ekspresi apapun, tetapi kebahagiaan dan kepuasannya terlihat jelas dimatanya. Keduanya kemudian menikmati hidangan bersama, sambil berbincang ringan. Suasana yang hangat dan ramah membuat makan siang mereka menjadi lebih menyenangkan.

Setelah istirahat makan siang, Kendo dan Koneko kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran. Hari sekolah berjalan dengan lancar, dan saat bel berbunyi menandakan akhir hari pelajaran, Kendo dan Koneko berjalan bersama menuju keruang klub penelitian ilmu gaib.

Di dalam klub, mereka menemukan semua anggota klub lainnya telah berkumpul. Setelah menyapa, Kendo dan Koneko duduk bersebelahan di sofa, anggota lainnya juga melakukan kegiatan masing-masing.

Selang beberapa saat, Koneko mendapat dua panggilan dari kontrak iblis miliknya. Melihat hal itu, Rias meminta Issei untuk menangani satu panggilan sementara Koneko merespons yang lainnya.

"Issei, Koneko dipanggil oleh dua orang lagi. Bisakah kau menanganinya satu? Dan pastikan untuk membuat kontrak kali ini, jangan membuatku kecewa"

"Baik, ketua…"

Issei mengangguk dan tertunduk dengan perasaan kecewa. Kemudian, Kendo berbicara untuk meminta izin pada Rias agar memperbolehkannya pergi bersama Issei untuk melihat bagaimana dia melakukan pekerjaan iblisnya.

Rias mengangguk memperbolehkannya. walaupun awalnya Rias ingin Koneko yang bersama Kendo dikarenakan Koneko lebih lama menjadi Iblis dari pada Issei, namun Kendo berkata dia akan bersama Issei, jadi Rias menghormati keputusan mereka. Dengan izin yang diberikan, Kendo dan Issei bersiap-siap untuk meninggalkan klub menuju lokasi panggilan kontrak yang baru.

Sebelum berangkat, Kendo menoleh pada Koneko. Meskipun wajah Koneko tidak menunjukkan ekspresi apapun, Kendo dapat merasakan bahwa keputusannya membuat Koneko merasa tidak senang.

Kendo menyampaikan permintaan maaf pada Koneko, menjelaskan bahwa ia ingin mengikuti Issei karena merasa khawatir. Dia berjanji bahwa dia akan bersama Koneko kemudian hari. Koneko akhirnya meredakan ketidaknyamanannya dan mengangguk kecil sebagai tanggapan.

Setelah pertukaran kata-kata singkat tersebut, Kendo meninggalkan ruangan klub bersama Issei.

次の章へ