webnovel

Chapter 6 The King Of Fairy Oberon vs The Seven Archon Electro

Keduanya saling menatap satu sana lain tak bergeming sedikit pun.

Raiden Shogun pun mulai memunculkan Pedangnya dari belahan dadanya, sedangkan Oberon memunculkan Tombak Serangganya ditangan kanannya.

"perlu kau tau aku ini hanya bisa mengandalkan para serangga seranggaku saja " ujar Oberon terus menatap Raiden Shogun yang kini sudah mengangkat tinggi pedang sampai menciptakan shockwave yang begitu luas.

Dengan pergerakannya yang lihat, Ia segera melompat agar tidak mengenai serangan tersebut.

"hihi... Boleh juga... " ucapnya dengan senyum diwajahnya.

Namun, tiba tiba saja Raiden Shogun sudah berada dibelakangnya tepat diudara.

Ketika tebasan pedang tersebut hendak mengenainya, ia langsung mengecilkan tubuhnya dan mengendarai Blanca yang sangat cepat serta karena ukurannya yang begitu kecil ia jadi kesulitan melacak mereka.

"serang dia Blanca!! "

Blanca berhenti sejenak dan langsung menerobos cepat menabraknya sampai membuat lintasan cahaya dari depan, lalu dilanjutkan dari atas ke bawah sampai membentuk jalur lintasan bintang dengan Raiden Shogun sebagai pusatnya.

Beberapa serangan tersebut ada yang berhasil ia tahan tetapi ada juga yang masuk mengenainya.

Membuat dirinya marah, Raiden Shogun langsung melesat begitu cepat ketika Blanca berhenti setelah serangan sebelumnya. 

Oberon yang sudah siaga pun langsung membesar kembali dan menahan pedangnya dengan bagian tengah tombak miliknya

Trang!!...

"serangan yang indah tapi-" Oberon pun segera mengambil kembali serbuk tidur dari kantungnya.

Ketika hendak melemparkannya, Raiden Shogun langsung menjaga jarak dari dirinya

"jadi itu serbuk yang membuat orang-orang tertidur . Merepotkan juga ya" balas Raiden dengan nada datarnya

Oberon pun segera menggaruk-garuk kepalanya dan berkata "iyahh... Ketahuan ya. Pada hal ini salah satu kemampuan andalanku... "

"bercanda" lanjut perkataannya setelah jeda.

Raiden langsung menatap serius Oberon didepannya dan ketika ia melihat tubuhnya, ia melihat ada seekor kupu kupu dilengannya.

Raiden mulai merasakan pusing serta rasa mual disekujur tubuhnya.

"sialan kau!... "

Raiden pun mengalirkan kekuatan petirnya diseluruh tubuhnya untuk membunuh kupu kupu tersebut.

"ahahahaha... Lucu sekali, kau begitu lenggah hanya perkataanku saja. " ucap Oberon yang menertawakan Raiden.

Raiden pun kembali mengangkat pedangnya kembali dan melancarkan shockwave petir secara beruntun kearah Oberon.

Oberon terus menghindarinya dengan mudah karena berkat kemampuan matanya, ia bisa membaca serta mengetahui kebeneran dari target yang ia tatap.

"sepertinya pengalaman bertarungmu masih kurang untuk menandingiku. Baiklah akan kuberitahukan hal-hal yang saat bertarung"

Ketika ia terus menyerang Oberon, ia mengibaskan jubahnya saja kebelakang dan tiba tiba muncul jebakan sebuah gelondong kayu berduri dari belakangnya. 

Raiden yang merasakannya serangan, langsung berbalik dan menghancutkan gelondong tersebut dalam sekali tebasan.

"jangan membelakangi musuh"

Oberon sudah berada dibelakangnya ketika ia baru sadar dan langsung menusukkan tombaknya kearah kepala.

Raiden sempat menghindari serangan mematikan tersebut yang hampir mengenai kepalanya walaupun serangan tadi mengenai beberapa helai rambut.

"yang kedua jaga jarak" oberon langsung menjetikan jarinya dan langsung muncul 3 tombak serangga dari bawah tanah dan berhasil melukai paha kirinya walaupun hanya goresan kecil. 

Raiden disini sudah mulai kewalahan karena melawan Oberon yang serangannya sangat membingungkan ditambah dia menggunakan kekuatan yang bukan berasal dari Vision

'tcih... Sial bagaimana bisa dia mempermainkanku seperti ini'

"terima ini!! "

Raiden langsung memasang kuda kuda, dan langsung menciptakan banyak tebasan diagonal disekitar Oberon.

Oberon disini hanya diam saja ditempat tanpa niatan untuk menghindari serangan tersebut sama sekali dan lanjut menjelaskan "dan yang terakhir tapi hanya berlaku padaku.

Semua serangan terlancarkan tertuju pada satu pusat yakni Oberon seorang. Secara visual terlihat semua serangan Raiden masuk tetapi...

"selama serangan itu bukan Inner Sea semuanya sia sia" ucap Oberon yang terlihat baik baik saja.

Disini Raiden yang melihatnya terasa putus asa karena semua serangan yang lancarkan tidak ada yang berhasil melukainya sedikitpun

"tidak mungkin... Siapa kau sebenarnya?!! "

Oberon pun memasang senyum sini dihadapan Raiden dengan posisi hormat layaknya seorang pangeran "The King Of Fairy Oberon... "

"Fairy King Oberon!?... "

Seketika Raiden langsung tertunduk lalu memuntahkan darah setelah nama tersebut ditempatnya.

Raiden sendiri pun juga terheran padahal ia hanya terkena luka kecil darinya.

"kenapa bisa.... Apa jangan-jangan!... "

"yap betul sekali. Semua seranganku serta para seranggaku adalah racun. Tentu saja racun ini adalah racun yang mematikan kau baru saja mengalami gejala awalnya saja"

Raiden pun berdiri kembali sembari mengelap bekas darah yang tersisa didagunya.

"hahh... Hhaa... Meskipun begitu setidaknya aku harus bisa membunuhmu agar ini impas" ucap Raiden langsung mengarahkan pedangnya kepada Oberon, meskipun kondisinya saat ini sudah tidak memungkinkan untuk bertarung terdengar dari suara napasnya yang semakin berat

Disisi lain Oberon merasa kecewa jika pertarungan mereka akan berakhir begitu singkat walaupun diawal tadi ia merasa terhibur bisa bertarung dengannya.

"hahhhh... Yasudahlah, kita buat penawaran saja." ujar Oberon yang terus melihat kondisi Raiden yang cukup memprihatinkan 

"penawaran? Maaf saja aku tidak akan tertipu lag-"

"bahkan jika itu kemauan dari Makoto sekalipun Raiden Ei ? " jawab Oberon yang memotong pembicaraan.

Mendengar perkataan yang keluar dari mulutnya membuatnya ia diam membeku ketika mendengar nama Makoto.

"Da-darimana kau tau nama itu?!! " seruan Ei

Oberon pun menopang dagunya sembari berpura pura berpikir "hmm... Kasih tau gk ya?... Jika aku tahu pun apa untungnya buat aku? " tanya kembali Oberon yang terus menatapinya tanpa henti

Ei pun sampai menggertakan giginya lalu berkata "...Baiklah aku terima penawaranmu, tapi beritahu aku apa yang dia katakan! "

Oberon pun tersenyum dengan mata tertutup "baguslah. Aku akan mengatakan setelah kau meminum penawar racunnya"

Lalu ia pun berjalan mendekati Ei dan mengeluarkan botol kayu kecil dari balik jubahnya.

Ketika sudah dekat, ia memberikan penawar tersebut. Sembari melihat sekelilingnya sekali lagi.

'hmm... Hebat juga dia bisa membuat Reality Marble, apa dia pengguna energi Mana? ' pikir Oberon.

Setelah selesai meminumnya, ia kembali lagi memperhatikan Oberon yang kini sedang diam melihat tempatnya.

"sekarang ceritakan, dari mana kau tau nama itu!?"

Mendengar suara yang begitu lancang kepada dirinya ia berusaha untuk menenangkannya. "eit tenang dulu. Tidak perlu tergesah gesah begitu"

Disini Oberon pun menceritakannya jika ia mendengar suara seorsng perempuan yang hampir mirip dengan Ei serta percakapan Makoto dengan Ei ketika dirinya masih dalam wujud kepompong.

"jadi... Dia sampai mengatakan itu kepada Miko " ujar Ei yang sedang merenung setelah mendengar cerita dari Oberon.

Oberon merasa masa bodoh dengan perasaannya saat itu ntah dia sedang sedih ataupun rasa penyesalan. Karena pada akhirnya semua makhluk yang ada dipandangannya adalah makhluk yamg menjijikkan seakan akan dirinya bisa saja muntah jika dia mau.

"sudah puas bukan? Cepat batalkan kembali Domain milikmu. Atau mau kubatalkan secara paksa? " tanya kembali dengan tatapan tajamnya

Ei pun menutup matanya sembali memasukan kembali pedang miliknya dibelahan dadanya. "baiklah"

Ei pun membatalkan Domainnya dan kini mereka kembali lagi didalam kastil walaupun terdapat 2 Raiden dihadapannya.

Baru saja dikembalikan seperti semula, Yae Miko pun datang dengan kondisi tergesah gesah diikuti dengan Tenryou Commission yang dipimpin oleh Kujo Sara.

"Oberon! Apa yang kau lakukan!!?" seruan Yae

"Oberon! Kau ditangkap atas tindakanmu!!" teriak Kujo Sara dengan tatapan tajamnya menuju Oberon.

Semuanya pun terkejut kecuali Yae dengan apa yang dilihat oleh mereka.

"mengapa ada 2 Raiden Shogun disini!?"

Disini Oberon pun menghela napasnya.

"hahhh... Semuanya ada disini ya?! Baiklah kalau begitu kurasa sekalian saja" ujar Oberon

Oberon pun perlahan lahan tidak menapakan kakinya lagi ditanah lalu mulai melayang diudara dan merentangkan lebar jubah miliknya.

"Ei kembalilah kau ke Domain milikmu jika tidak mau ingatanmu terhapus"

Ei pun langsung menurutinya begitu saja dan ia pun kembali masuk kedalam domain miliknya.

"Tidur tidak bisa dihindari. Fajar malam, pagi hari."

Sara pun langsung memanah Oberon yang kini sudah terbang diatasnya tetapi semua serangan itu langsung menembusnya.

"tidak mungkin... Bagaimana bisa?!...."

Serbuk emas mulai bertebaran keluar dari sekeliling Oberon yang perlahan jatuh kebawah.

"siapa kau sebenarnya Oberon? " gumam Yae yang telah menyaksikannya didepan mata

"Setiap orang punya mimpi, tidak peduli apa mimpinya."

Serbuk tersebut mulai memunculkan ilusi berupa pepohonan musim gugur serta beberapa kupu kupu yang berterbangan disekitar mereka.

"Rye Rhyme Goodfellow..."

Semuanya merasakan rasa sakit yang sama yakni sakit kepala yang luar biasa serta jantung mereka yang terasa diremas diiringi dengan sebuah cahaya yang keluar dari tubuh dan terbang keatas.

Dalam sekejap semuanya langsung ambruk dilantai kayu kastil tanpa pengecualian bahkan boneka Shogun sekalipun.

Ia pun turun kembali dan mendarat dipermukaan kemudian jongkok mendekati wajah Boneka Raiden sembari memegang rambutnya " dengan begini ingatan mereka tentang semua kejadian disini, bahkan tentang keberadaanku pun juga sudah kuhapus dari ingatan mereka. Jadi sesuai penawaranku, jangan anggap lagi aku ada di Inazuma. Aku tidak akan ragu ragu untuk menghancurkan Inazuma beserta langit palsu Teyvat ini. " ucap Oberon dengan tatapan dingin dan nada bicara yang serius.

Lalu ia kembali berdiri dan melirik Yae yang sedang tertidur sesaat sampai ia membuka pintu kastil dan meninggalkan mereka. 

Dan sejak saat itu hanya nama Oberon saja yang warga Inazuma tahu sebagai penulis novel tetapi tidak mengetahui wujud dan seperti apa sosoknya. 

-To Be Continued-

次の章へ