Setelah mereka susah payah belajar dan berusaha dengan keras, akhirnya hari ujian telah datang.
Pagi ini adalah hari senin, para siswa kelas 1-E berkumpul di kelas untuk menjalankan ujian akademis.
Sambutan Pak Smith untuk ujian yang akan berlangsung satu Minggu ini akan segera dimulai.
"Selamat pagi semuanya! Aku ucapkan semoga beruntung untuk siswa yang mengikuti ujian, kali ini kalian akan menjalanj ujian untuk menguji kelayakan kalian. Seperti yang kalian ketahui, ujian kali ini berupa ujian akademis."
Selesai menyambut para siswa, kurasa topiknya beralih ke peraturan ujian akademis.
"Untuk aturannya sendiri, kalian harus mendapatkan nilai diatas 50. Karena jika tidak maka kalian akan dianggap gagal, dan tentu saja kalian mendapat pengurangan 50 point atas kegagalan itu. Untuk jumlah soal ada 100, dan waktu kalian mengerjakannya adalah 2 jam."
Oh, ternyata pengurangan point nya lebih rendah dari tahun kemarin.
Aku sedikit lega jika seperti itu.
Sambil menunggu Pak Smith selesai menjelaskan, aku melihat sekeliling.
Kemudian aku melihat ke arah Fisa, mungkin dia sedikit gugup.
Tidak hanya Fisa, yang lainnya juga merasa gugup termasuk Lina dan Danna.
Untuk Wijaya, aku cukup kagum dengan ketenangannya itu.
Seolah-olah sudah siap dengan ujian yang diberikan, Wijaya menatap Pak Smith dengan serius.
"Mungkin kalian sudah tahu hal ini, tapi biarkan aku mengulangnya. Hari ini kalian menjalani tiga mata pelajaran dalam ujian, seperti Matematika, Olahraga, dan terakhir adalah Bahasa Inggris. Jeda waktu istirahat setelah menjalani satu mata pelajaran hanya 10 menit, jadi persiapkan diri kalian dengan baik!"
"..."
Suasana terasa sunyi sekarang.
Tentu saja terasa sunyi, itu karena kebanyakan teman sekelas ku merasa gugup dengan ketiga mata pelajaran ujian yang diberikan di hari yang bersamaan.
Terlebih lagi mereka harus mendapat nilai diatas 50 jika tidak ingin mengalami pengurangan point.
Menurutku, rasa gugup itu memang wajar terjadi karena mereka terlalu memikirkan kemungkinan terburuk yang akan dihadapi, tapi sayang sekali aku tidak dapat merasakan hal itu.
Padahal aku juga ingin merasakannya, tapi apa boleh buat, tubuhku tidak bisa bereaksi pada hal seperti itu.
Mereka berbeda denganku, aku bahkan sama sekali tidak peduli dengan ujian ini.
Aku hanya memperdulikan tentang nilai ujian yang akan didapatkan oleh Fisa, dan kuharap dia tidak gagal.
"Sekarang aku akan membagikan kertas ujian Matematika untuk kalian kerjakan. Jumlahnya adalah 100 soal, waktu kalian 2 jam."
Pak Smith mengambil beberapa lembar kertas ujian dan membagikannya.
"Dengar! Jika kalian menyebarkan jawabannya ke orang lain, maka pengurangan poin akan terjadi!"
"Baik!"
Suara teman sekelas ku terdengar cukup keras untuk menegaskan perkataan Pak Smith.
Kurasa mereka juga perlu berbicara dengan keras seperti itu agar rasa gugupnya sedikit menghilang.
"Kerjakan sekarang!"
Ujian sudah dimulai sekarang.
"Semoga beruntung!"
Aku menggumam pada diriku sendiri dan kuharap suaraku terdengar oleh Fisa.
Waktu ujian telah berjalan, sekarang para siswa terfokus untuk mengerjakan soal ujian Matematika yang diberikan.
Pada dasarnya ini adalah 100 soal matematika dengan tingkat rendah hingga menengah, kurasa siswa SD hingga SMP sekalipun bisa menjawab pertanyaannya.
Aku jadi merasa aneh kenapa sekolah ini memberikan pertanyaan matematika yang terlihat mudah bagi siswanya.
Ah, benar juga.
Aku mencurigai kalau ada jebakan di beberapa pertanyaan yang mudah itu.
Oh, tidak ada?
Tidak ada pertanyaan jebakan disini, dan aku sangat yakin akan hal itu.
Tapi ada satu hal yang menggangguku.
Saat aku melihat sekeliling, aku dapat membaca ekspresi teman sekelas ku sendiri yang sepertinya sedang mengalami kesulitan termasuk Fisa.
Kenapa mereka terlihat kesulitan?
Bukankah ini pertanyaan yang mudah?
Jika mereka memang kesulitan, maka itu berlaku untuk ku.
Bagiku, pertanyaannya sangat mudah.
Bahkan aku yakin akan selesai dalam waktu kurang dari 20 menit jika aku serius.
Waktu 2 jam masih terlalu lama hanya untuk pertanyaan seperti ini.
Total ada 100 soal, jadi 1 soal bernilai 1.
Yah, aku tidak perlu bersusah payah untuk menjawab semuanya dengan benar.
Kurasa aku hanya perlu menjawab 51 soal dengan benar dan 49 soal dengan salah.
Dengan begitu kemampuanku akan tertutupi dengan baik, lagipula nilai 51 tidak akan dianggap gagal.
Tapi walaupun begitu, untuk soal pilihan ganda seperti ini, aku harus sedikit berhati-hati agar tidak salah tandai antara bagian A sampai E.
Akan kuselesaikan dalam setengah jam, walaupun aku bisa melakukannya kurang dari itu.
Mungkin tidak ada salahnya jika aku juga sedikit serius dalam menjawab soal ini, aku sedikit serius agar tidak salah menandai bagian yang benar.
Beberapa menit sudah berlalu dan ternyata aku sudah menjawab sebanyak 35 soal.
Sepertinya aku masih terlalu cepat, waktunya masih ada 1 jam 45 menit.
Dengan sedikit memperlambat caraku menjawab soal, akhirnya aku mengerjakan 51 soal saat waktu tersisa 1 jam 34 menit.
Seperti itulah ujian tertulis matematika berlangsung selama dua jam.
"Waktu habis! Kumpulkan sekarang, selesai tidak selesai harus dikumpulkan!"
Waktu ujian matematika sudah habis, para siswa termasuk aku disuruh untuk mengumpulkan kertasnya ke depan, tempat pengumpulan adalah meja guru.
"Kalian memiliki jeda waktu 10 menit!"
Waktu yang digunakan untuk jeda 10 menit sebenarnya sangat sedikit, jadi kebanyakan teman sekelas ku memutuskan untuk diam di tempat duduknya dan menunggu waktu 10 menit itu berlalu.
Saat 10 menit sudah berlalu, Pak Smith kembali membagikan selembar kertas ujian mata pelajaran Olahraga dan setelah mendapat kertas itu, mereka langsung mengerjakan ujiannya.
"Waktunya sama seperti tadi, kerjakan sekarang!"
Soal tentang Olahraga, ini memang dasar dari pengetahuan tentang olahraga.
Soal ini juga persis seperti yang aku kira, maksud ku soalnya lebih mendominasi tentang permainan bola besar.
Siapa pencipta olahraga Basket?
Pada tahun berapa James Naismith menciptakan olahraga Basket?
Kira-kira seperti itulah, soal yang diberikan juga bisa berhubungan dengan soal lainnya.
Jawabannya?
Mudah sekali.
Pencipta olahraga basket adalah James Naismith dan untuk tahunnya menciptakan olahraga basket adalah tahun 1891.
Lalu, rotasi dalam olahraga Voli dilakukan saat?
Biasanya, rotasi dalam permainan bola voli dilakukan jika sebuah tim berhasil mencetak angka atau poin.
Adapun rotasi atau perpindahan pemain dilakukan searah jarum jam.
Rotasi tidak perlu dilakukan jika sebuah tim berturut-turut mendapatkan angka.
100 soal untuk ujian seperti ini, kurasa terlalu mudah.
Berbeda dengan yang tadi, aku memutuskan untuk menjawab 60 soal dengan benar.
Aku hanya perlu waktu 10 menit untuk menyelesaikan 40 soal, dan sisanya aku mengerjakannya dengan santai.
Kupikir dengan pertanyaan yang seperti ini, paling tidak Fisa sedikit mengetahuinya karena dia memang berbakat di bidang atletik.
Tanpa terasa, 2 jam sudah berlalu dan para siswa kembali melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Jeda 10 menit, lalu kemudian Pak Smith membagikan lembaran soal ujian terakhir untuk hari ini, yaitu Bahasa Inggris.
Aku sedikit tidak mengerti.
Kenapa semua soalnya hampir menanyakan tentang grammar?
Entahlah, aku pun tidak tahu.
Kali ini aku mengincar nilai 55, jadi aku hanya perlu menjawab 55 soal dengan benar.
My brother lives in village but she … in city.
A. work
B. works
C. working
D. worked
E. to work
Mudah sekali, jawabannya B.
I always bring my dictionary everyday to my school, but I … to bring it yesterday.
A. forgot
B. forget
C. forgetting
D. forgotten
E. to forget
Apalagi yang ini, sudah pasti jawabannya A.
Aku mengerjakan ujian terakhir dengan sangat santai dan aku berhasil menyelesaikannya dalam waktu 35 menit.
Ketika 2 jam sudah berlalu, Pak Smith kembali menyuruh para siswanya untuk mengumpulkan kertasnya.
"Baik, selamat karena kalian sudah menyelesaikan ujian hari pertama dengan baik. Kuharap kalian terus berusaha hingga besok nanti, dan juga kalian harus berusaha untuk ujian atletik hari Rabu nanti. Sekarang, kalian boleh pulang dan menunggu hasilnya, hasilnya akan tertampil di ponsel kalian nanti. Sekian!"
Selesai memberikan penutup dan mempersilahkan siswanya untuk pulang, Pak Smith pergi keluar kelas sambil membawa kertas ujiannya.
Yah, untuk beberapa hari kedepan, aku masih harus menahan diri.
Untuk saat ini, aku tidak dapat menemukan orang yang kemampuannya setara denganku, jadi menahan diri memang sangat penting.
Aku akan sangat mencolok jika aku mengerahkan seluruh kemampuanku, terlebih lagi mereka bisa berharap hasil yang lebih saat aku melakukannya.
Jujur saja, aku lebih suka mencolok karena kebodohan daripada unjuk kemampuan.