webnovel

Bab 318 tim musisi

setelah puas berciuman, kami berdua menatap anggota tim akrobat yg masih duduk di tanah.

"tuan.. terima kasih sudah menyelamatkan istri ku." pria yg memeluk istrinya segera mengucapkan terima kasih dengan sungguh sungguh.

"sebaiknya kalian pindah ke kota perbatasan barat yg di pimpin oleh pangeran Roland, di sana keselamatan kalian terjamin."

"apa tuan juga tinggal di sana?"

aku mengangguk ringan. "di sana sedang dalam pengembangan, kamu bisa mendapat pekerjaan dan hidup yg nyaman dengan istrimu."

"bagaimana dengan mu tuan, bisakah kami bekerja untuk mu?" aku menatap pria itu dalam dalam yg membuatnya merasa canggung.

"aku ingin membuat sebuah tim musisi dan membuat nama di berbagai kerajaan, tujuan utama adalah merekrut wanita terlantar dan para penyihir, lalu yg kedua membuat kerusuhan dengan gereja. apa kamu masih ingin bekerja dengan ku?"

"tuan ijin kan kami berdiskusi sebentar." tapi aku segera melambaikan tangan ku.

"ayo kita pindah ke perahu ku dulu, di sini rasanya tidak nyaman."

mereka semua saling menatap dan menganggukkan kepala mereka.

akhirnya kami pun pindah ke perahu kami yg ada di dermaga.

di valkyre ship kami semua duduk untuk mendiskusikan rencana kedepan, tentu saja sambil makan mie cup instan.

"tuan Robert, kami sudah berdiskusi dan memutuskan untuk bekerja bersama mu"

aku mengangguk lalu menatap semuanya. "aku akan melatih kalian selama satu bulan dari cara bertarung dan juga bernyanyi, jadi kita akan pergi ke tempat ku untuk berlatih."

lalu aku membawa valkyre ship ke luar daerah kota raja lalu masuk ke mode terbang.

"ini..."

"perahu ini bisa terbang."

mereka semua menunjukan expresi terkejut saat merasakan perahu yg mereka tumpangi terbang ke langit yg luas.

tapi aku mengabaikan keterkejutan mereka dan segera menuju pesisir pantai kerajaan down untuk berlabuh.

setelah itu aku membawa mereka semua ke dunia mandiri.

"tuan Robert, mana tempat ini?"

"ini adalah rumah ku, kita akan berlatih selama satu bulan di sini dan selama misi ini, istrimu akan tinggal di sini untuk membantu istriku yg sedang hamil. ini juga demi keamanan istrimu."

"tuan terima kasih banyak"

melihat pria itu membungkukkan badannya aku segera melambaikan tangan ku. "mulai sekarang aku akan memanggil mu no: 1"

lalu aku menunjuk pria kekar di belakangnya. "kamu no 2"

lalu ke pria kurus di sebelahnya. "kamu no 3"

lalu aku menatap Veronica. "ajak nona ini tinggal di rumah untuk membantu Wendi."

"baik sayang ku" Veronica segera menjemput istri no 1. "ayo nona."

"baiklah"

setelah mereka pergi aku kembali menatap mereka bertiga.

"pagi sampai siang kalian akan berlatih teknik tempur dan penggunaan senjata, di malam hari kalian akan berlatih bernyanyi."

lalu aku melambaikan tangan ku dan sebuah rumah tiba tiba muncul di dekat mereka.

"istirahatlah, aku akan memberitahu istrimu untuk segera kembali setelah dia selesai memahami tugasnya."

"terima kasih tuan."

"mm" aku memberi anggukan ringan pada mereka sebelum kembali ke rumah ku.

di dalam ruang tamu Wendi dan yg lainnya menatap ku yg baru saja masuk ke dalam.

"Robert, aku tidak perlu pembantu" dan Wendi langsung mengeluh pada ku, tapi aku segera mengenakan bahu ku dengan expresi tak berdaya. "bagaimana saat kamu melahirkan, aku bisa segala hal tapi aku tidak bisa membantu mu selama proses melahirkan."

"...." seketika Wendi langsung terdiam dan ibuku juga ikut menambahkan. "Robert benar, enam bulan lagi bayi kecil kita akan lahir. ibu juga perlu seseorang untuk membantu proses persalinan."

"baiklah jika ibu berkata begitu" Wendi segera menyandarkan kepalanya di bahu ibuku sambil membelai perutnya yg sudah membesar.

aku juga ikut duduk di sebelah Wendi dan membeli perutnya dengan lembut. "oohhh Rin kecil ku sayang"

Wendi, Veronica dan ibu ku langsung menatap ku. "dari mana kamu tahu anak kita perempuan."

"karena yg lahir harus perempuan"

mata mereka langsung melebar mendengar omong kosong ku.

"sayang seperti kamu sedikit lelah, aku akan memijat mu sambil beristirahat di kamar" Veronika segera menarik ku dan membawaku ke kamar.

"bukankah itu akan tambah lelah."

"tenang, kamu hanya istirahat saja. biar aku yg bekerja."

"aku rasa sama saja."

tapi Veronica tidak membalas dan terus menarik ku ke kamar.

"apa kakak Robert dan kakak Veronica akan berbuat mesum lagi" tanya Emma.

"sssttttt" Shasa segera memberi kode untuk diam.

ibu ku dan Wendi hanya bisa menggelengkan kepala tak berdaya.

***

di kantor Roland.

Roland membaca isi surat dan segera menepuk dahinya dengan expresi gelap.

"apa ada masalah yg mulia." scroll yg penasaran segera bertanya.

"ini tentang Robert."

"ada apa dengan Robert." Agatha yg sedang membaca buku yg aku tinggalkan pada Roland segera bangkit dengan expresi cemas.

"dia membunuh semua kesatria penjaga yg ada di kota raja saat Timothy sedang pergi berperang melawan Gracia. bahkan pasukan gereja yg ada di sana di musnahkan olehnya."

"apa Robert baik baik saja."

"menurut informasi dia segera pergi dari kota raja setelah membuat kekacauan."

"syukurlah..." Agatha menepuk dadanya penuh dengan kelegaan.

"tapi sekarang Timothy mengarahkan sasarannya ke pada kita, jadi kita harus mempercepat proses pengembangan senjata."

***

di istana pelabuhan clear water.

Gracia yg membaca surat di tangannya tiba tiba tersenyum. "seorang pedagang, penyihir dan kesatria yg bisa mengalahkan ratusan pasukan."

lalu dia menutup matanya untuk sesaat. "aku tidak tahu kenapa kamu mendukung Roland, apa karena aku kurang bernilai di mata mu."

"jika begitu akan ku tunjukan nilai ku kepada mu." lalu Gracia menatap pengawalnya.

"bersiap untuk berangkat, tujuan kita kali ini adalah kerajaan ever winter."

"baik yg mulai ratu."

***

di istana gray castle.

"sial sial sial" raja Timothy meremas surat di tangannya dan membanting nya ke lantai.

"penyihir pria, Robert, kota perbatasan, Roland, aku tidak akan melepaskan kalian semua"

"kirim pasukan untuk menyerang kota perbatasan."

"tapi yang mulia"

"lakukan saja..." teriak Timothy dengan kesal. "bawa pasukan ke benteng longsoro dan gunakan warga di sana untuk menyerang kota perbatasan dengan bantuan pil dari gereja."

"baik yang mulia."

次の章へ