Satria terus berjalan hingga akhirnya terowongan yang dia lalui berakhir setelah cukup lama berjalan, kini di depannya terdapat sepuluh pintu gua yang lebih lebar dan tinggi dari pintu masuk Dungeon. Satria hanya tersenyum sejenak karena dia masih ingat betul bahwa lantai 1 sampai lantai 10 Dungeon Luxurie adalah gua-gua besar seperti labirin, hanya ada satu gua yang terdapat jalan untuk ke lantai berikutnya.
"Kalau tidak salah di dalam game juga pintu lantai berikutnya itu selalu berubah-ubah setiap waktunya," gumam Satria sambil menatap tajam kesepuluh pintu gua yang ada di depannya.
"Ranger," ucap Satria mengubah job classnya. Api di tangannya juga langsung lenyap karena dia mengubah job classnya.
"Apakah tidak ada satupun petualang yang sedang menjelajahi lantai satu ya?" gumam Satria sambil memfokuskan indera pendengarannya untuk mendengar suara dari semua gua.
Tapi sejauh ini dia masih belum bisa mendengar suara orang ataupun monster. Seingatnya dulu di lantai 1 Dungeon Luxurie hanya ada monster skeleton dengan level rendah jadi tidak perlu ditakutkan meski dia saat ini bukan dalam job class petarung dengan daya tahan tinggi atau daya serang kuat.
Tujuan Satria saat ini adalah mencari tempat yang aman untuk mencoba menggunakan item-item yang ada di dalam tas akun game miliknya. Satria langsung memilih jalur gua nomor tujuh, dia mulai berjalan di tengah gelapnya gua perlahan samar-samar dia bisa mendengar pergerakan monster skeleton yang mendekat. Benar saja tak lama kemudian dari arah depan tiba-tiba saja muncul lima monster skeleton, yaitu monster yang terdiri dari tulang belulang membentuk tubuh seperti manusia atau hewan.
"Meski job class ranger tidak cocok untuk bertarung jarak dekat, tapi begini-begini juga levelku sudah level 70!" ucap Satria sambil melesat menuju lima monster yang mendekat.
'Braakkhh'
'Bbeeuukh'
Satria berhasil menghantamkan pukulannya ke satu monster skeleton hingga tubuhnya hancur dan tulangnya berserakan, lalu dua monster mendekat dan langsung ditendang oleh Satria dengan gaya berputar, kepala kedua monster itu hancur. Tapi tubuhnya tetap maju hingga Satria kembali menendangnya lagi sampai tulang-tulangnya berserakan.
Dua monster yang tersisa tampak membawa pemukul kayu, Satria dengan gesit menendang tangan satu skeleton sampai terlepas. Setelah itu Satria melompat dan menghantam dada skeleton dengan lututnya sampai tulang-tulangnya copot. Tanpa menoleh ke belakang Satria langsung memutar tubuhnya dan melayangkan tendangan kaki kanannya.
'Bbbraakkhh'
Monster skeleton terakhir kembali hancur setelah terkena tendangan Satria. Setelah semua monster skeleton hancur Satria kembali berkonsentrasi untuk mendengarkan apakah ada monster lagi yang mendekat atau tidak. Setelah dirasa tidak ada, Satria kembali melanjutkan perjalanannya. Sebenarnya hatinya sudah tidak sabar untuk membuka slot tas miliknya, tapi dia baru sebentar menjelajahi gua dan itu sangat berbahaya jika tiba-tiba ada petualang lain yang datang.
Satria terus meneruskan perjalanan, beberapa kali dia harus berhadapan dengan monster skeleton namun dengan mudah dia mengalahkannya. Setelah cukup jauh dan dirasa aman akhirnya Satria duduk bersandar di dinding gua yang lebar tersebut. Dia langsung menekan nickname diatas telapak tangan kirinya dengan telunjuk.
"Akses!" ucap Satria. Saat itu juga hologram kembali muncul diatas telapak tangan kirinya, entah mengapa Satria lagi-lagi tersenyum senang. Jika dia bisa membuka slot tasnya itu artinya semua perlengkapan, senjata dan item yang bagus bisa langsung dia gunakan.
"Mungkin hari ini aku bisa menjelajahi Dungeon Luxurie sampai lantai 70, atau mungkin aku teruskan sampai lantai terjauh. Aku penasaran seperti apa lantai 71 dan seterusnya," ujar Satria seraya senyum-senyum sendiri. Matanya terus melihat berbagai armor dan senjata yang dia koleksi saat ini.
"Duh saking banyaknya jadi bingung mau yang mana," kata Satria sambil tersenyum kembali.
Sebenarnya slot tas di game Mythical World RPG memang terbatas. Player level 1 akan diberikan 10 slot kosong yang bisa diisi. Saat mencapai level dua maka slot tasnya bertamab 1 slot jadi 11 begitu seterusnya hingga level 100 yaitu 110 slot tas. Setiap satu barang dihitung satu jadi tidak bisa ditumpuk meski sejenis.
Tapi untuk Satria pembatasan tersebut tidak ada, sebab dia adalah salah satu dari 10 player yang pernah menang di event sangat langka yang bernama 'save the pocket'. Bagi 10 player yang memenangkan event tersebut akan mendapatkan hadiah slot tas yang tidak terbatas, itu artinya mau 1 miliar benda dimasukan juga tidak masalah. Karena itulah Satria sengaja mengoleksi banyak barang berharga baik perlengkapan, senjata maupun item lainnya.
Hampir semua barang yang ada di game Mythical World RPG dia miliki dari kualitas N, R, SR sampai SSR. Kecuali mungkin ada beberapa barang dari event yang belum pernah dia ikuti atau memang belum pernah dia temukan sebelumnya di dalam game. Atau juga event hadiah top up dalam jumlah tertentu, sebab Satria memang tidak terlalu suka top up apalagi dalam jumlah yang banyak.
"Tunggu, tapi jika aku menggunakan perlengkapan yang terlalu mencolok maka itu akan menarik perhatian petualang lain. Saat ini mungkin sebaiknya aku menggunakan perlengkapan kualitas N saja lebih dahulu. Eh tapi kalau begitu aku tidak bisa menjelajahi Dungeon lebih jauh dong," batin Satria yang mulai pusing harus berbuat apa.
"Ah aku baru ingat, mungkin itu akan cocok," batin Satria yang langsung melihat-lihat slot tas miliknya.
Satu persatu dia mulai mengeluarkan item yang dia perlukan. Jubah khas priest kualitas N yang telah di enchant untuk meredam serangan sihir. Lalu sepatu khas priest kualitas N yang di enchant untuk meningkatkan kecepatan bergerak dan beberapa item lainnya. Terakhir Satria mengeluarkan sebuah senjata berupa besi putih yang cukup besar dan panjang, itu adalah satu-satunya barang kualitas SSR yang dia keluarkan.
Nama besi itu adalah Dreamer's Weapon, itu adalah senjata yang dia dapatkan satu paket dengan skill khusus yang dia miliki saat ini saat memenangkan event sangat langka yang bernama Dreamer. Besi putih itu bisa berubah bentuk dan menyesuaikan bentuknya sesuai dengan job class yang Satria pilih.
Saat Satria memegang besi putih tersebut tiba-tiba saja bentuknya berubah menjadi sebuah tongkat sihir khas yang sering dibawa oleh para petualang dengan job priest. Satria tanpa sadar langsung senyum-senyum sendiri menatap tongkat sihir di tangannya. Namun sejenak dia tertegun karena ingat bahwa senjata itu sering sekali dia gunakan di dalam game. Andaikan ada yang mengenali senjata itu sebagai senjata yang biasa digunakan Loner King maka akan berbahaya.
"Repot sekali hidupku. Kelihatannya aku harus menggunakan senjata lain saja," batin Satria sambil memasukan kembali senjata Dreamer's Weapon miliknya.
Akhirnya Satria memilih membawa tiga senjata kualitas N sekaligus, yaitu pedang yang di enchant dengan elemen api, pedang itu dia ikatkan di pinggang sebelah kanannya. Lalu pisau kecil kualitas N yang di enchant dengan efek racun, dia simpan di balik jubah priest miliknya. Terakhir dia membawa sebuah busur panah kualitas N yang di enchant dengan elemen api.
"Segini kelihatannya sudah cukup," ucap Satria sambil meregangkan otot-otot tubuhnya. Lalu dia perlahan memainkan tombak yang dia pegang. Setahu dirinya jika seorang player menggunakan senjata yang tidak sesuai dengan job classnya maka akan dikenaka penalty berupa pengurangan damage 50%.
"Sekarang semua perlengkapanku tidak perlu mencari lagi, tapi untuk memulai segalanya aku tetap membutuhkan uang dalam jumlah yang banyak," batin Satria.
"Terlebih jika semua player yang masuk ke dunia ini juga tahu tentang cara mengakses slot tas mereka maka bisa dipastikan player-player kuat akan semakin sulit dikalahkan. Itu artinya Andre dan Vanzard serta yang lainnya yang merupakan player game ini juga tidak perlu mencari perlengkapan," gumam Satria.
"Cih, padahal aku sudah mempersiapkan rencana untuk melacak mereka. Dengan adanya informasi ini maka rencananya harus aku rombak total dan pastinya akan semakin sulit mencari keberadaan mereka," gerutu Satria.
Perlahan dia mengatur kembali nafasnya, jika dia terus memikirkan semua itu secara berlebihan maka tidak akan ada yang berubah. Saat ini dia hanya fokus menjalankan rencana awalnya dulu untuk mendapatkan banyak perbekalan dan meningkatkan level secepat mungkin. Setelah cukup tenang Satria langsung berjalan lagi menjelajahi gua tempatnya berada.
Beberapa monster skeleton dengan mudah dia kalahkan. Tapi saat berada di ujung gua nyatanya jalannya buntu, itu artinya gua yang dia pilih bukanlah gua yang memiliki jalur menuju lantai 2 Dungeon. Mau tidak mau Satria kembali berjalan menuju tempat pintu 10 gua tadi. Samar-samar di kejauhan dia bisa mendengar percakapan beberapa orang yang lumayan ramai.
"Priest," ucap Satria mengubah kembali job classnya.
Suara hingar bingar di kejauhan itu tidak terdengar lagi karena dia sudah berganti dari job class rangernya. Sesampainya di ruangan tempatnya memilih jalur ternyata ada tujuh orang petualang dengan perlengkapan lengkap sedang berunding di sana. Dari perlengkapannya yang sederhana dengan kualitas N bisa Satria pastikan kalau mereka juga petualang pemula.
"Ssssttt.." ucap seorang petualang saat mendengar langkah Satria mendekat dari gua ke 7. Kelihatannya job classnya adalah seorang ranger karena kepekaan indera pendengarannya.
"Ada apa?" tanya seorang fighter.
"Ada orang datang kemari," jawab ranger. Saat itu juga pembicaraan mereka terhenti, secara bersamaan Satria juga keluar dari pintu gua ke 7 sambil menenteng tombak.
"Seorang lancer?" gumam archer.
"Tidak, pakaiannya seperti seorang wizard atau priest," tukas wizard.
"Tujuh orang ya, kelihatannya mereka memang satu squad," batin Satria sambil menatap ketujuh petualang di depannya.
"Gua nomor 7 ini hanyalah jalan buntu, jika kalian ingin mendiskusikannya sebaiknya pilih yang lain," tutur Satria sambil berjalan ke gua nomor 9.
"Untuk apa coba aku memberitahu mereka, lagipula mereka itu squad. Tidak ada gunanya aku bersikap seperti itu, pasti pada akhirnya mereka tetap menggunjingkanku," pikir Satria yang menyesali perkataannya. Entah kenapa niat baiknya selalu dia utamakan tanpa pikir panjang, padahal belum tentu ketujuh petualang itu ingin mendengar pendapatnya.
"Terima kasih tuan," terdengar seorang fighter berucap kepadanya. Satria hanya berbalik lalu mengangguk dan masuk ke gua nomor 9.
"Mereka paling pura-pura baik di depanku, padahal setelah aku masuk kemari mereka pasti tertawa," gumam Satria. Semua bullying dan siksaan yang dilakukan teman-temannya di sekolah tampaknya memang berdampak buruk terhadap mental dan cara pandangnya terhadap orang lain.
Satria langsung menelusuri gua nomor 9 dan mengalahkan monster yang mendekatinya. Setelah cukup jauh dia kembali mengubah job classnya ke ranger untuk memudahkannya menyusuri gua, dengan job class ranger dia bahkan bisa melihat di tengah kegelapan jauh lebih baik dari job class lainnya. Dari kejauhan dia sudah terdengar suara monster dalam jumlah banyak, Satria langsung tersenyum karena dia tampaknya tidak salah jalan.
"Tidak salah lagi, jalan menuju lantai 2 pasti ada di depan. Karena itulah banyak monster dalam jumlah banyak di jalur ini," tukas Satria yang langsung berlari sambil menenteng tombak di tangan kanannya.
Tiba-tiba saja di depannya muncul skeleton raksasa yang membawa pemukul kayu besar, Satria langsung tersenyum saat monster itu mengibaskan pemukulnya. Satria melompat ke samping, belasan skeleton seperti kerangka goblin berlari ke arahnya. Tapi Satria langsung memutarkan tungkatnya dan membabat habis skeleton yang datang, saat ujung tombak menghantam tulang skeleton terlihat percikan api muncul dan menghancurkan tulangnya.
'Bbrrreegghh'
Skeleton raksasa menghantamkan pemukulnya, tapi Satria kembali menghindarinya. Di saat yang bersamaan dari belakang Satria langsung melesat puluhan skeleton berbentuk anjing dengan gerigi tajam, tapi dengan ujung tumpul tombaknya dia menghantam mereka satu persatu sampai hancur.
Tapi sebuah bola api melesat dari belakang skeleton raksasa menghantam tubuh skeleton raksasa, terlihat skeleton raksasa itu oleng meski tidak ambruk. Seorang petualang terlihat melompat dari balik skeleton raksasa dan menghantamkan pedangnya.
'Ttttraannkks'
"Cepat lari kemari, monster skeleton raksasa itu tidak akan bisa dikalahkan dengan mudah," terdengar suara seorang wanita sambil melambaikan tangannya ke arah Satria seiring dengan suara dentingan senjata menghantam tulang. Di dekat wanita itu terlihat seorang wizard membawa bola api di tangannya untuk menerangi jalan.
"Cih. Apa maksud mereka," gerutu Satria yang malah berlari menuju skeleton raksasa.
Petualang yang tadi menghantamkan pedangnya terlihat mendarat lagi di tanah di dekat teman-temannya, Satria dengan penuh semangat langsung melompat ke atas dan menghantamkan tombaknya. Percikan api tampak muncul dari ujung tombaknya, semua petualang yang tadi tiba-tiba datang terlihat kaget.
"Ternyata levelnya tidak seberapa, bahkan meski kena penalty namun damagenya masih bisa menghancurkan tubuhnya," batin Satria sambil menghantamkan tombaknya secara beruntun di udara menghantam tubuh skeleton raksasa.
"Mustahil, benda tajam tidak akan melukai monster jenis skeleton," ucap swordman yang tadi menyerang skeleton raksasa.
"Senjatanya bahkan mungkin sudah di enchant," tukas wizard pria yang membawa bola api.
'Bbbrreegghh'
Tubuh skeleton raksasa itu langsung hancur hingga tulangnya berserakan, Satria kembali menapak di tanah. Meski itu bukan seberapa tapi sensasi mengalahkan monster di dalam Dungeon membuatnya merasa bersemangat.
Bersambung…