webnovel

7. Kembali Membantu

"Lepaskan aku," ucap Camelia.

Camelia menarik tangannya untuk melepaskan diri dari orang yang begitu ingin membawanya pergi. Namun, orang itu tidak mau melepaskannya dan terus saja membawanya ke dalam sebuah mobil dan pergi meninggalkan hotel tersebut.

Di dalam mobil Camelia hanya diam dan dia sudah lelah dengan perlawanan yang sia-sia, dia melihat ke arah luar dan jalanan yang terlewati. Camelia mengabaikan perkataan orang yang sudah membawanya pergi dari hotel itu.

"Semuanya sudah siap dan Tuan bisa menikmatinya," ucap orang yang tadi membawa Camelia dan dia saat ini duduk di sampingnya.

"Sebenarnya Nenek menjualku kepada siapa?" tanya Camelia pada sang nenek yang baru saja menutup sambungan teleponnya .

Sang nenek yang memiliki rencana bagus agar mendapatkan sejumlah uang yang begitu besar. Dia tersenyum dan membayangkan jika dia mendapatkan uang itu maka dia akan berlibur dan berbelanja tas atau pakaian yang dia inginkan.

"Satu kali saja dan aku akan berterima kasih padamu," Sang nenek berkata sembari tersenyum menatap Camelia.

Mobil terus berjalan dan menuju sebuah rumah besar, Camelia tidak tahu rumah siapa yang dituju sang nenek. Dia melihat ada kesempatan untuk lari setelah mobil berhenti, dia terus berlari dan mengabaikan apa yang sudah diteriakkan oleh sang nenek kepadanya.

"Camelia, berhenti! Kamu akan menyesalinya jika pergi," teriak sang nenek kepada Camelia yang terus berlari.

Beberapa pria mulai mengejar Camelia, mereka diperintahkan oleh sang nenek untuk membawa kembali Camelia. Sang nenek tidak ingin mengecewakan orang yang akan membayar dengan mahal atas sang cucu.

"Dia pasti marah jika tidak mendapatkan Camelia," gumam sang nenek yang terus menunggu mereka menangkap Camelia.

Sang nenek tidak tahu apa yang akan dilakukan pria itu jika tidak mendapatkan Camelia malam ini, dia berpikir jika dirinya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan lagi untuk mendapatkan uang darinya. Dia terus merutuki dalam hatinya karena sudah lengah menghadapi sang cucu.

Camelia terus saja berlari dan dia tidak ingin mereka semua menangkapnya, dia tidak ingin melayani pria hidung belang yang sudah bekerja sama dengan sang nenek. Dia lebih memilih mati jika harus menjadi wanita penghibur pria-pria hidung belang.

"Cepat tangkap dia," teriak seorang pria kepada rekannya setelah dia melihat Camelia.

Mereka mempercepat larinya untuk mengejar Camelia dan mereka juga tidak ingin kehilangan wanita yang diinginkan oleh tuannya. Apabila mereka gagal mendapatkan wanita itu maka mereka akan mendapatkan hukuman dari sang tuan.

Camelia berdiri di tengah-tengah jalan dan dia melihat sebuah mobil yang melaju dengan cukup cepat dan dia tidak bisa menggerakkan kedua kakinya. Dia menutup kedua mata dengan kedua tangannya dan di dalam hatinya dia berkata, 'Mungkin ini adalah yang terbaik.'

Mobil pun terhenti saat sang sopir menginjak pedal rem dengan cuku kuat, sehingga terdengar suara decit ban mobil yang bergesek dengan jalanan beraspal. Dua orang pria ke luar dari mobil yang baru berhenti tadi dan melihat ke arah Camelia.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya seorang pria kepada Camelia.

Pria itu mengenali jas yang menempel di tubuh wanita yang hampir tertabrak oleh mobilnya, dia tidak lain adalah Cornelius yang sedari awal memang mengikuti Camelia yang pergi bersama dengan seorang wanita. Dia melihat ke arah beberapa pria yang mengejar Camelia dengan tatapan yang tajam.

"Urus mereka," perintah Cornelius kepada seorang pria yang selalu mengikutinya ke mana saja dia pergi yang tidak lain adalah sang asisten.

"Berikan wanita itu," ucap seorang pria yang mengejar Camelia.

"Lewati dulu aku jika kau menginginkannya," Sang asisten berkata kepada pria yang menginginkan wanita sang tuan.

Mereka pun kesal dengan perkataan sombong sang asisten dan mereka mulai menyerangnya, sang asisten hanya tersenyum menerima semua serangan dari mereka. Sang asisten pun bisa menghadapi mereka dengan begitu cepat karena mereka semua hanya bisa mengancam seorang wanita.

"Pergi kalian sebelum aku menghabisi kalian," ucap sang asisten kepada mereka semua yang sudah terlihat tidak bisa menyerangnya.

"Ethan, kita pergi," perintah Cornelius kepada sang asisten.

Ethan mengangguk dan dia pun berjalan menuju mobil, dia membukakan pintu mobil dan menunggu hingga sang tuan masuk ke dalam mobil bersama dengan wanita yang baru diselamatkannya tadi. Setelah sang tuan masuk ke dalam mobil, dia pun masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya.

Cornelius menatap ke arah samping dan dia melihat wanita yang sedang bersedih dan dia tidak tahu siapa wanita yang sudah membawa Camelia. Dia merasakan jika semua yang terjadi malam ini begitu membuat Camelia syok. Entah mengapa dia tidak bisa marah kepada Camelia meski sudah membuatnya masuk ke dalam penjara selama beberapa jam saja dan sudah menyebutnya sebagai pembunuh.

"Tuan, ke mana tujuan kita?" tanya Ethan kepada sang tuan karena dia tidak tahu ke mana dia akan membawa sang tuan dan wanita yang baru dia selamatkan tadi.

"Di mana rumahmu? Aku akan mengantarmu," tanya Cornelius kepada Camelia.

"Turunkan saja aku di halte bus," jawab Camelia.

"Apa kamu ingin mendapatkan masalah lagi? Aku sudah dua kali menolongmu padahal aku sangat ingin membalas semua hal yang kau lakukan kepadaku kemarin," timpal Cornelius yang kesal dengan Camelia.

"Jika seperti itu maka turunkan saja aku! Lagi pula aku memang tidak ingin diselamatkan olehmu," Camelia menimpali Cornelius dan dia sangat ingin segera ke luar dari dalam mobilnya.

Mereka berdua pun terus berdebat dan sama sekali tidak ada yang ingin mengalah, Camelia terus memaksa untuk turun karena dia tidak ingin satu mobil dengan seorang pembunuh. Semua perkataan Camelia sudah keterlaluan dan akhirnya Cornelius pun menyuruh sang asisten untuk menghentikan mobilnya.

Setelah mobil berhenti Camelia pun membuka pintu mobil dan ke luar dengan hati yang kesal karena sudah berdebat dengan Cornelius, dia berkata di dalam hatinya agar tidak bertemu kembali dengan pria itu. Namun, dia masih berpikir bagaimana pria itu bisa bebas dengan cepatnya.

"Sepertinya uang bisa membuat seorang pembunuh ke luar dari penjara dengan cepat," gumam Camelia sembari berjalan dan dia tidak tahu harus ke mana.

次の章へ