Saat hendak keluar dari kamar, Jeni melirik wajah suaminya sekali lagi. Wajahnya sangat berbeda dan terlihat pucat. Sementara dadanya, pun terlihat diam. Tak ada kembang kempis keluar masuknya nafas.
"Mas Jefri kenapa ya!" Jeni merasa aneh. Ia kembali mendekati Jefri dan memegang dadanya yang semalam dikeluhkan sakit.
"Ya Tuhan! Mas Jefri kenapa ini?" Jeni tercengang saat ia memegang dada Jefri tanpa ada gerakan nafas sama sekali.
Dengan segera, Jeni mendekatkan jari telunjuknya pasa lubang hidung Jefri. Benar saja, tak ada hembusan nafas keluar dari hidung mancung milik suaminya.
"Ya Tuhan. Kenapa kamu, Mas Jefri?" Lagi Jeni bertanya oada dirinya sendiri. Dia berbicara sendiri dengan rasa takut dan cemas yang tiba-tiba menguasai dirinya.
Jeni segera meraba bagian pergelangan tangan Jefri. Mengecek denyut nadinya. Namun hasilnya sama, tak ada denyutan yang terasa pada bagian pergelangan tangan Jefri.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください