Tak ubahnya Felicia yang punya pergumuluannya sendiri. Kaisar pun begitu. Sudah satu bulan ia merintis bisnis jasa penjagaan dan keamana, namun belum ada hasil apa pun. Hutangnya masih utuh belum bisa terbayar padahal angsuran pertama akan jatuh tempo sebentar lagi.
Kaisar bertanya-tanya dalam hati,
Kenapa masih belum ada yang mau memakai jasanya?
Kenapa tak ada satu pun yang melamar sebagai pegawainya?
Dan bagaimana cara ia mendapatkan uang bila terus begini??"
"Hei, ngalamun? Awas adukan semennya jadi cuer! Dan lagi, kalau lagi kerja bangunan jangan ngelamun, rawan kecelakaan kerja." Budi memperingatkan Kaisar, pemuda itu memang tidak konsentrasi sama sekali semenjak datang ke proyek pagi ini.
"Kenapa?"
"Ini, Bang. Usaha lagi macet."
"Oh … ya?"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください