Terisak menahan sakit, mencoba untuk berdiri walaupun sulit. Darah terus mengalir dengan pisau masih tertancap di paha. Ingin kulepas, tetapi rasanya begitu sangat menyiksa.
Menatapnya sejenak, hingga akhirnya memiliki keberanian untuk melepaskannya. "Arghh ...." Kucoba untuk tidak berteriak sebisanya, tetapi masih saja air mata jatuh hingga membuat mulut bersuara.
Hanya bisa merobek baju agar bisa membalut luka itu. Darah terus mengalir, membuat penglihatanku hilang untuk sejenak. Gelap gulita, itulah yang dirasa ketika begitu banyak darah yang tumpah tanpa disengaja.
Sungguh tidak bisa dimengerti dengan apa yang ibu inginkan. Namun, satu hal yang pasti. Dia akan bahagia jika aku mati.
Saat ini aku sudah mulai memahami kondisiku, yang hancur secara mental dan fisik. Entah sampai kapan tubuh ini akan bertahan jika terus ditempa selayaknya sebuah pedang. Kuharap semua ini akan berlalu seperti angin lalu, tetapi takdir tidak akan mungkin melakukan hal itu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください