webnovel

Kantor

Cuaca yang panas membakar semangat Jian untuk menyemangati sahabatnya.

" Pake rok kok pake sepatu kets si Ji.?" Tanya heran Rania.

" Ini tuh trens baru Ran."Tegas Rania.

" Tapi kaya mau maen golf Ji.!" Tegas lagi Rania.

" Euh ini teh gaya baru atuh Rania." Ucap Jian menggunakan aksen bahasa Sunda.

" Hihihi Rania tertawa kembali melihat tingkah sahabatnya itu, Rania kaget ketika memasuki kantor milik ayah sahabatnya. Kantor Papa Joni begitu besar dan tinggi benar -benar gedung pencakar langit yang mewah, staf yang ramah dan modis terlihat juga pegawai yang memakai rok pendek dan sepatu kets.

" Aku beneran ketinggalan jaman yah?" Tanya Rania.

" Baru nyadar. " Jawab seenaknya Jian.

" Terus kenapa pakaian aku mewah banget?" Tanya lagi Rania penasaran.

" Soalnya, kamu itu mau dijadiin sekertaris papap aku." Jawab Jian membuat kaget Rania.

" Serius Ji.? Tanya Rania dengan wajah melongo.

" Serius, kebetulan sekertaris papap ngundurin diri soalnya mau nikah." Jelas Jian, Rania tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sampai lah mereka di ruangan Papa Joni yang memiliki nama lengkap. Drs. Muhamad Joni zola Agustian. Nama yang aneh untuk Jian yang juga bernama lengkap Jian zola Agustian. Yang membuat Jian menjadi insyekur dengan namanya, bukan apa-apa karena Jian memiliki nama yang aneh karena dia lahir dibulan desember tapi diberi nama oleh ayahnya yang lahir di bulan Agustus. Jian sering mendapat salah paham dari orang lain terutama guru dan dosennya. Ketika di absen mereka selalu berkata." Pasti lahirnya bulan Agustus?" Begitupun dengan orang yang berkenalan dengannya, makanya Jian jarang berkenalan dengan nama yang lengkap dia hanya menyebutkan Jian zola saja. Namun seiring berjalannya waktu Jian tidak pernah mempermasalahkan namanya itu, menurutnya nama itu benar - benar buatan Ayahnya dan menjadi daya tarik unik untuknya.

" Assalamualikum..papap." Ucap Manja Jian.

" Waallaikumsalam." Jawab santun Papa Joni.

"Assalamualikum Pak." Sapa santun Rania. yang juga dijawab oleh Papa Joni.

" Deuh lembut banget nyapanya tumben!" Ledek Papa Joni.

" Kan harus sesuai, gak liat apa Jian feminim gini !" Centil nya Jian pada papanya

" Aneh ah, kaya bukan Jian. Jian papap tuh slebor, bar- bar." Jawab Papa Joni.

" beuuhhhhh " Hela Jian yang juga mengibas- ngibas rambutnya seperti iklan shampo.

" Euu mari kita abaikan orang ini Rania." Ajak Papa Joni yang merangkul Rania dan menyuruhnya duduk. Sedangkan Jian duduk di kursi kejayaan milik papa Joni dan ia berlagak seperti bos saat itu.

" Gini ya Ran mulai hari ini kamu jadi sekertaris pribadi saya, dan panggil saya pak jika di kantor. namun bila di luar kamu bisa panggil saya papap seperti Jian." Jelas Papa Joni.

" Baik pak." Jawab Rania dengan mengangukan kepalanya, duduk dengan sopan dan memasang wajah yang ayu.

" Kamu bisa bekerja hari ini. Masalah teknisnya kamu akan di bimbing sama rekan kamu, nanti saya kenalkan. Kamu juga harus menaati semua peraturan kantor dan peraturan saya, terutama ketika bekerja disini tidak ada yang namanya Kpopers, fans club dan sebagainya." Jelas serius Papa Joni dan Rania mengerutkan dahinya.

" Itu tidak boleh pak? misalnya memajang poto bias di meja juga tidak boleh?" Tanya Rania yang jiwa Kpopers nya muncul.

" Itu sangat-sangat tidak boleh karena perusahaan ini sangat menjungjung tinggi ke Nasionalan." Jelasnya lagi serius. Rania yang kaget dan heran melihat Jian yang senyum-senyum sendiri.

" Jadi Ran, seorang jiwa kpop di sini tuh gak boleh, karna kamu sekertaris papap aku jadi kamu harus biasain denger lagu kesukaan papap aku kaya dangdut, tarling, celempungan, tarawangsa gitu-gitu." Tambah Jian dengan serius.

" i i ia, Rania tau dan suka juga kok lagu dan musik tradisional itu." Jawab Rania terbata -bata.

" Bagus." Ucap singkat papa Joni.

" Hahahahahahahahahahah, Udah ah pap kasian muka Rania bingung gitu." Ucap Jian yang menunjuk ke arah Rania yang kebingungan.

" Kasian, hari pertama udah kena prank." Ucap Papa Joni.

" Di ospek Pap." Ucap Jian. Rania hanya melongo dan belum menyadari semuanya.

" Udah sana anter Rania ke Kak Mila biar Mila yang jelasin semua peraturan dan kerjaan dia." Suruh Papa Joni pada Jian. Jian mengambil tangan Rania yang masih syok dan tidak mengerti apa yang terjadi.

" Ji ayah kamu suka artis dangdut siapa?" Bisik Rania.

" Itu loh yang nyanyi, nang ning nang eu.. nang ning nang eu." Jawab Jian memberikan nada lagu.

" Apa itu Ji ? " Tanya polos Rania.

" Mana gue tau gue kan anak kpop buambang.." Jian menyeret tangan Rania dengan kencang dan membawa pada kak Mila orang kepercayaan Papa Joni. Disana Jian mengenalkan Rania pada Kak Mila dan membiarkan Rania untuk belajar dari kak Mila, sementara itu Jian kembali keruangan Papa Joni.

" Hahahah Seneng deh liat wajah Rania tadi Pap. " Ucap bangga Jian.

" Hahaha ia lucu banget." Balas Papa Joni.

" Makasih yah pap udah mau bantuin Jian." Ucap Jian.

" Ia sama-sama kapan kamu nyusul kerja di tempat papap?" Tanya serius papa Joni.

" Emang masih ada lowongan buat Jian?" Tanya balik Jian.

" Ada, tuh Ofice girl, eh bukan lebih tepatnya yang cocok buat kamu Oficeboy kang angkut galon, dorong meja, dorong-dorong dus. Cocok tuh buat kamu." Canda papa Joni.

" rrrrrrrrrrrrrrrrr papap dah sama nih kaya Rania kek nya cocok nih." Jawab Jian membalas.

" Cocok, cocok kaya obat urut aja." Canda lagi papa Joni khas becandaan bapak-bapak.

" Ini loh pap aku kan bentar lagi mau PKL ( Praktek Kerja Lapangan) kayanya aku udah ada pilihan mau kemana !" Sanggah Jian menyudahi candaan mereka.

"Kemana?" Tanya Papa Joni.

" Korea." Jawab singkat Jian membuat papa Joni tertawa.

" Hahahahahah ngaco. Alasan PKL, bilang aja mau liburan pake PKL, PKL segala.

" Ya Allah papap, Jian serius." Tegas Jian.

" Ji, kamu itu jurusan Sastra Indonesia, PKL nya pasti tentang kebudayaan indonesia mana ada budaya indonesia di korea buambang ...! " Sanggah keras Papa Joni.

" Pap, Jian itu selain mahasiswa pinter di kampus, Jian dapet kesempetan PKL di Kedutaan Indonesia yang ada di korea. Semacam pertukaran pelajar gitu pap jadi Jian neliti budaya Korea sekaligus Jian ngenalin budaya-budaya Indonesia ke orang korea pap, dan kesempatan itu cuma Jian yang dapet pap. Jian gratis kesananya." Jelas panjang lebar Jian.

" Ngapain neliti budaya Korea, kayanya kamu dah hatam tuh masalah Korea." Ucap kesal Papa Joni.

" Ih papap, pokonya Jian mau ambil itu kesempatan, kapan lagi atuh Jian ke korea, kan siapa tau Jian bisa gapai idola Jian." Rayu Jian pada papanya.

" Istigfar neng." Ucap papa mengingatkan.

" Lagian gak lama pap cuma satu tahun." Ucap Seenaknya Jian.

" Apaan lulus tinggal 6 bulan lagi kok PKL nya setahun." Heran Papa Joni.

" Hahahaha becanda Pap cuma 3 bulan saja. " Sebut Jian dengan memasang wajah lucu.

" Ya udah lah terserah Jian. Papa ikut yah?" Balik merayu Jian.

" Jangan atuh pap ih ngapain sih. Papap banyak kerjaan disini mana banyak karyawan baru lagi." Balas Jian memasang muka kesal.

" Ya kali dapat Jodoh orang Korea." Jawab dengan gaya kemayu.

" Iiihhhhh geuleuh (Jijik) Pap ih. Mana ada orang korea yang mau sama papap gitu, Merinding ih liat Papap gitu sebel deh." Rengek Jian yang membuat Papa Joni puas menggoda anak nya.

" Kamu juga suka cowok-cowok cantik. Plastik yah ?" Ucap papa bikin kesal Jian.

" Papap tuh Ember plastik." Balas Kesal Jian dengan memukul- mukul badan Papap Joni yang berlari seperti anak kecil.

" Udah sakit Ji, papap dah gak kuat lari-lari." Ucap lemah Papa Joni dengan ter engah-engah nafasnya.

" Makanya tu mulut dijaga, plastik, plastik ta robek tu lambe." Kesal Jian.

" Ya maaf, maaf becanda Ji. Kamu tuh Urusan gitu sensitif nya anak papap nih. Ngidam nya kebanyakan plastik nih kayanya." Tambah lagi Papa joni. Jian pun mencubit perut papa Joni dan akhirnya papa Joni menyerah mengusili Jian.

" Ya udah ah, Jian mau ke kampus. Nitip Rania pap." Pamit Jian.

" Mau ngambil surat pernyataan persetujuan orang tua yah?" Tanya Papa Joni serius.

" Enggak. "

" Terus mau ngapain?"

" Mau nyerahin surat pernyataannya."

" Kan Papap belum tanda tangan! " Ucap papa Joni keheranan.

" Udah Jian tanda tangan.Tadinya opsi kalo papap gak setuju." Ucap Jian sambil mencium pipi papa Joni dan berlari keluar ruangan.

" Anak kurang asem..." Teriak Papa Joni yang melemparkan bantal sofa ruang kerjanya ke arah Jian.

" Gak kena we we we..." Ledek Jian dengan bergoyang, dan sekejap hilang dari pandangan papa Joni. Seisi kantor sudah tidak asing lagi melihat interaksi Ayah dan anak tersebut. Bahkan mereka salut pada keduanya yang terlihat seperti sahabat.

次の章へ