Mira tak menyangka dengan apa yang diucapkan oleh Laksmana sebelum pergi. Kalimat yang membuat semangat belajar Mira kembali membara.
"Sampai ketemu lagi bulan depan, ya, Sayang."
Mira mengerjap beberapa kali, menatap kepergian suaminya dengan perasaan yang membuncah. Namun, dia kemudian menggeleng cepat. Ada keraguan yang menyelinap di dalam hati. Apa benar yang dia dengar adalah nyata, atau hanya halusinasi saja?
Mira lalu mencubit lengannya sendiri. Dan seketika dia sadar kalau apa yang dia dengar adalah nyata. Itu terbukti saat merasakan sakit pada lengan yang dia cubit sendiri.
"Ya ampun ... gue meleleh, Mas, dipanggil sayang, hi hi hi," gumam Mira sambil senyum-senyum sendiri.
Pak Satpam yang sedari tadi memperhatikan, hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah santriwati yang satu itu.
"Permisi, Pak, he he." Mira mengangguk saat melewati pos jaga di gerbang pesantren.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください