***
"Penthouse?" tanya Aletta mengeja.
Arkhano mengangguk pasti, membalas genggamannya dengan erat dan yakin juga. "Ya, penthouse."
Gadisnya kehilangan kata-kata. Dia berkedip berkali-kali dan itu terlihat lucu di mata Arkhano.
'Apa semengejutkan itu?' batin Arkhano bertanya-tanya sembari mengulum senyum.
"Ya, penthouse, penthouse," gumamnya menoleh ke pintu lift perlahan. "Kekasihku orang kaya, gold spoon, jadi dia punya penthouse."
"Apa semengejutkan itu?" tanya Arkhano menyelidik pada akhirnya.
"Kamu bertanya?" balas Aletta menoleh lagi padanya dengan pupil yang bergetar.
"Ya, aku bertanya. Memangnya salah kalau aku punya penthouse?"
"Tidak," Aletta menggeleng kencang, "tidak salah. Hanya... mentalku langsung down begitu kamu menyebutkan penthouse. Sudah lunas? Ah, bodoh," ujar Aletta menghina dirinya sendiri.
Arkhano terkekeh kecil. "Tidak bodoh, Ale. Sudah lunas. Penthouse dua lantai, semuanya milikku."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください