webnovel

25. MENUNGGU GANYU

Kedua mata Panji mulai terbuka, hingga mengucek dengan kedua tangannya membuatnya merasa aman namun, tidak sadar dia berada di Kantor Kerja Ganyu membuatnya merasakan kebingungan. Lalu, melihat kedua tangan misteri sedang mengikat perut Panji hingga melihat ke belakang, ternyata adalah Ganyu yang menjaga Panji sedang tidur di kantor kerjanya dengan mengeluarkan rauk muka senyum ke arahnya hingga Panji bingung.

"Kakak? Kenapa aku bisa ada disini?"ujar Panji yang kebingungan

"kau disini menjelang malam, kemarin kan..... habis dari Mondstadt Panji, kau ingat",ucap Ganyu dengan pelan kepada Panji

"Ke Mondstadt? ",ucap Panji sambil berfikir,"oh, iya aku sama Kak Eula pergi kesana saat Kak Ganyu tidak ada di sini",ujar Panji yang telah merasakan kemarin

"emangnya, habis ngapain sama dia bersamamu?",ucap Ganyu yang ingin tau tentang Panji dan Eula

"kemarin aku sama Kak Eula hanya perkenalan saja Kak, bahkan ngajak jalan-jalan. Oh iya, Kakak Ganyu tidak ada disini saat menjelang pagi maupun siang, aku mencari Kakak",jawab Panji dengan jujur

"kau mencariku?",ujar Ganyu terkejut mendengar jawaban Panji

"iya, aku mencari Kakak, sendirian tapi tidak ketemu juga tapi, dari kemarin, biasanya Kakak ada di danau sana tapi, tidak ada disana lagi Kak",ujar Panji dengan sedikit sedih hingga merasakan tangan Ganyu menggaruk kepala Panji

"hah, tidak apa-apa Panji, Kakak terlalu cape dan terbiasa tidur di mana pun berada",ujar Ganyu,"lalu ketemu sama dia, dimana?",tambahnya

"diperbatasan Kak, dia ada disana saat aku mencari Kakak",jawab Panji

"tidak apa-apa, hanya perkenalan saja kan di Mondstadt?",ucap Ganyu kepada Panji

"iya, aku hanya jalan-jalan saja disana bahkan, aku melihat dia dengan tatapan tajam ke arahku seperti ingin marah",ujar Panji kepada Ganyu

Panji menceritakan kronologi tersebut saat bertemu dengan Eula di perbatasan, bahkan melanjutkannya dimana dia bertemu dengannya, hingga Eula terkejut melihat dirinya muncul di depan mata. Lalu, Eula kenal dengan Panji, dan berkata "Panji ya?",ujar Eula kepadanya

"iya..... Kakak.... Eula kan..... waktu kita bertarung melawan musuh kemarin?",ujar Panji kepada Eula

"kau kelihatan ragu kepadaku",ujar Eula dengan pura-pura dalam tatapan tajam ke arah Panji

"aaah, Kakak.... Kakak marah padaku.....?",ucap Panji dengan kaku

Eula tersenyum ke arah Panji sambil tatapan sedikit senyum ke arahnya,"kau kuat Panji, seperti kemarin",ujarnya

Panji bingung dengan ucapan Eula hingga berkata,"Kakak..... apakah Kakak lihat Kak Ganyu disekitar sini?",ujar Panji menanyakan Ganyu

"Kakak tidak tau, Panji. Mau kemana Panji?",ujar Eula

"aku pergi kedepan, berarti ke suatu daerah mana Kak?",ucap Panji menanyakan jalan

"ooh, ke Mondstadt",jawab Eula

"ya ampun, aku sering lupa. Padahal, tujuanku kesana mencari Kakakku",ucap Panji didalam hati

"kenapa? Mencari dia. Hmmm, tapi kau baru tau tempat Mondstadt bukan?"ujar Eula dengan senyumannya ke arah Panji

"aku sebaiknya..... mencari Kakakku dulu",ujar Panji namun, dia melihat lengannya dipegang oleh Eula

"mendingan ikut saja sama Kakak, Panji. Kakak tau.... kau kesepian, nanti dia ada disana",ucap Eula dengan senyuman ke arah Panji membuat dia terkejut dan kebingungan tanpa mengeluarkan kata apa-apa hingga berfikir

Panji melihat Liyue sambil melirik Eula yang meninggu dan memegang lengan dirinya dan berkata,"haaah, mudah-mudahan dia tidak apa-apa.... aku mencarimu kemana-mana",ujarnya didalam hati sambil pergi meninggalkan perbatasan antara Liyue dengan Mondstadt

Eula mencoba menarik lengan Panji membuatnya kaget dan diikuti olehnya, hingga Panji kebingungan melihat wajah Eula yang awalnya marah hingga berubah menjadi senyum ke arahnya hingga berlari kesuatu tempat dan didepannya terlihat sebuah bukit es membuatnya kebingungan melihat bukit tersebut. Lalu, mereka melewatinya, Panji kebingungan dan merasa inging tau tentang gunung berdingin disampingnya hingga Eula berkata, jangan kebukit itu Panji, ikutlah denganku",ucap Eula yang selalu memegang lengan Panji dan melanjutkan pergi kesuatu tempat. Panji mengikuti perkataan Eula bahkan, Eula pun berhenti berjalan sambil melihat kedepan, lalu Panji kebingungan melihat kedepan,"apa itu?",ucapnya sambil menatap kedepan terdapat benteng dan sungai kecil di tempat tersebut.

Eula hanya tersenyum hingga menjawab,"itu istana Panji, mau kesana?",ujarnya

"boleh, aku belum pernah kesana walaupun hanya seperempat saja yang aku tau tentang tempat itu, Kak Eula",ujar Panji dengan ragu namun, lengannya ditarik oleh Eula untuk pergi ketempat tersebut

Sampai di dalam istana, dimana Panji melihat kondisi istana Mondstadt yang awalnya diserang oleh serigala namun, sekarang menjadi baik hingga Panji mengingatnya bahkan, Eula menarik lengannya lagi kemana dia pergi.

"mau ke Bar Panji?",ucap Eula dengan nada pelan, tajam, dan lembut

"bo bo bo boleh",jawab dengan ragu,"di di dimana tempat itu berada",ujarnya lagi

"ikutlah dengan Kakak",ucap Eula hingga menarik lengan Panji

Didepan, terlihat bar yang bersih dan anggun, Panji baru mengetahui tempat BAR di Mondstadt, lalu saat masuk kedalam melihat sejumlah orang-orang sedang menunggu pesanan minuman yang mereka pesan. hingga Eula menemui Paimon dan Lumine yang sedang mengocok minuman untuk pesanan mereka bahkan, Eula mencoba memesan kepada Lumine yang sedang mengocok minuman yang berisikan Bir yang paling terkena sambil mendengar ucapan Eula. Paimon melihat Panji yang duduk di sebelah kanannya Eula hingga berkata,"hey, kau lagi kan?",ujar Paimon.

"oh...",Panji tidak mengeluarkan kata apa-apa dan tidak tau nama dia,"aaaah",lanjutnya dengan rauk muka kebingungan

"namaku Paimon, kau lupa lagi kan anak muda?",ujar Paimon dengan senyumannya

"aaah, Paimon"ujar Panji sambil melihat ke depan terdapat jus yang misterius,"jus apa itu?",lanjutnya yang ingin memesan sesuatu

"oh, itu jus orange atau..... sesuatu yang enak dibandingkan jus?",Paimon menanyakan pesanan lainnya daripada jus kepada Panji

"tidak..... aku hanya bertanya saja" jawab Panji dengan ragu

"tidak mau pesan minuman anak muda, oh iya namamu siapa?",ucap Paimon dengan kebingungan melihat Panji

"namaku Panji, Panji Purnama Syahputra",jawab Panji kepada Paimon,"sepertinya aku memesan deh Paimon..... sebuah.... minuman cokelat dicampur susu expreso, tanpa bubble, hanya saja topingnya tampak seperti sarikaya, itulah yang aku suka, ada tidak?",ujar Panji dengan pesanan bahan-bahan minuman yang dia suka kepada Paimon yang sedang berfikir

Paimon berfikir tentang pesanan tersebut, serta bahan-bahan yang dikeluarkan Panji hingga dia berkata,"sepertinya..... ada deh Panji",ucap Paimon kepada Panji

Panji merasa senang dan percaya dengan omongan Paimon sambil berkata,"wah, ada rupanya. Aku tidak sabar meminum itu",ujarnya dengan senang

"baiklah, aku akan pergi menemui Lumine dan.... aku tau pesananmu itu",ujar Paimon hingga pergi

Panji pergi menemui Eula yang sedang asyik meminum Bir bahkan, menatap Panji yang sangat tajam yang sedang menunggu pesanan dari Paimon, lalu pintu Bar terbuka oleh seorang wanita muda dengan pakaian ungu yang merupakan seorang perempuan penyihir berelemen Electro serta, Panji terkejut melihat dia yang tinggi dan muda. Lalu, perempuan tersebut menatap yang senyuman misterius membuat Panji kebingungan dengan tatapan mistis serta mengeluarkan electro di sebuah lampu abad kuno bergaya eropa serta, menggunakan topi bundarnya ungu sebagai ciri khasnya. Panji menghadap ke depan dengan pelan-pelan dan tibalah pesanan tersebut untuk Panji, Paimon melihat dia tampak gugup dengan tatapan yang berpura-pura kedepan dan bola matanya melihat perempuan yang misterius baginya dan berkata,"Panji pesananmu",ucap Paimon yang telah membawa pesanan untuk Panji.

"oh, terimakasih Paimon",ucap Panji

"selamat menikmati Panji",ujarnya dengan balas lemah lembut dan kembali membantu Lumine

Panji meminum tersebut dan rasanya enak baginya, lalu Eula melihat Panji yang merasa senang dengan meminum dari Paimon yang dipesan bahkan, dia menyuruh Panji untuk pergi keluar dari Bar setelah meminum tersebut. Panji telah menghabiskan minuman espresso dicampur dengan susu cokelat, membuatnya senang dan merasakan manisnya alami susu tersebut. Namun, saat menjauh dari tempat duduk bar, Dia curiga dengan perempuan yang tadi dengan topi ungu hingga berpakaiannya tampak seperti penyihir namun, Panji melihat sebuah lambang electro membuatnya curiga dengannya. Lalu, Eula dan Panji keluar dari tempat tersebut hingga melihat pemandangan indah bagi Eula walaupun, Panji hanya melirik kebelakang, melihat perempuan tadi disebelahnya dan berkata didalam hati,"emangnya..... dia siapa? Wajahnya begitu berseri-seri kepadaku?",ujar Panji

Eula kebingungan melihat tingkah laku Panji dan berkata,"hey Panji, kau melihat apa?",ucap Eula dengan kebingungannya

"aku melihat... lihat...",ucapan Panji dengan nada bingung dan berkata,"melihat.... seorang perempuan yang berumur tiga puluh tahun...",tambahnya

"oh itu? Hah",Eula melihat perempuan tersebut lagi minum kopi didalam cangkir,"sebaiknya kita keluar saja dari BAR ini Panji",tambahnya

"iya dia tampak berseri kepadaku dan tatapannya tajam lagi",ujar Panji yang telah melihat ciri-ciri perempuan tersebut disampingnya

"mungkin..... kau harus mengenal kota ini bersamaku, karena aku memilihmu untuk pergi jalan-jalan sambil mencari Kakakmu di sini",ujar Eula walaupun tujuannya tidak mencari Ganyu di Mondstadt

"tentu",ucap Panji yang selalu percaya dengan omongan Eula

Mereka akan pergi dari kota ke kota walaupun kecil namun, bagi Panji merasa senang bisa menjelajah kota Mondstadt bersama Eula, dengan berpegang tangan membuat Panji melihat disekeliling kota kecil yang begitu harmonis dan rapih. Panji baru tau tempat tersebut sambil melihat pasar penjual makanan berupa buah-buahan di depan mata lalu, mengambil satu buah apel merah permata.

"wah, apel ini berih mengkilap sekali?",ucap Panji yang sedang melihat apel tersebut dan pergi menemui Eula,"Kak Eula",ujar Panji memanggil namanya

"Panji? Ada apa?",ucap Eula sedikit lemah lembut dan sedikit tersenyum serta sedikit marah

"apakah apel merah permata ini... beneran dimakan?",ujar Panji menanyakan sebuah apel permata merah tersebut

Sang penujal menjawab,"iya de itu apel paling mahal, satunya sekitar seratus mora",jawab sang penjual kepada Panji yang sedang mengeluarkan uang receh koin mora tersebut dan membayarnya kepada penjual,"terimakasih anak muda, selamat dinikmati",tambahnya

"kau bawa uang lebih Panji?",ujar Eula yang telah melihat uang koin Mora didalam tas kecilnya

"iya Kak",jawab Panji

"apel permata merah boleh dimakan Panji",ujar Eula melihat Panji memegang apel permata merah

Begitu Panji melahap satu apel tersebut, tiba-tiba muncul seorang laki-laki berparas tinggi berkulit hitam dengan pakaian Mondstadt berwarna biru dan putih sedang menatap Panji yang ingin makan apel permata tersebut. Panji terkejut melihat seorang laki-laki bertubuh besar dengan pakaian khas Cryo, lalu dia hanya terkejut melihat dirinya bersama Eula dan berkata,"kau berasal dari Liyue kan?",ujarnya

Panji mencoba menjawab dengan sikap ragu,"iiiiya..... Paman...",ucapnya dengan ragu dengannya

"Kaeya, salam kenal anak muda. tumben kau baru di Liyue bukan?",ucap laki-laki misterius tersebut

"tentu..... aku..... aku hanya....",ujar Panji namun, laki-laki misterius memotong pembicaraan Panji sambil berkata,"namamu siapa nak?"

"namaku Panji, Panji Purnama Syahputra. Paman siapa?",ucap Panji sambil melihat rauk muka laki-laki tersebut tersenyum ke arahnya

"Kaeya, kan sudah bilang Panji",jawab dengan pelan

"oh, salam kenal Paman Kaeya, iyaaaah..... aku.... memang berasal dari Liyue tapi.... aku bukan lahir ditempat itu Kak",ujar Panji kepada Kaeya yang gugup karena tidak kenal dengannya

Kaeya melihat Eula sedang diam dan bertatap dengannya hingga pergi hingga melambaikan tangan ke arah Panji dan berkata,"baiklah aku pergi dulu Panji, sampai jumpa",ucap Kaeya kepada Panji sambil pergi kesuatu tempat

"hah, dasar laki-laki itu dia selalu pergi begitu saja",ucap Eula sambil menatap Panji yang sedang menatap dirinya,"baiklah, mau kemana sekarang Panji?",tambahnya

"bagaimana kita lurus saja Kak Eula",ucap Panji yang melihat pemandangan di depan mata Panji

"boleh, Panji, yuk sama Kakak diajak kesana",ucap Eula sambil memegang lengan Panji dan pergi kedepan

Mereka melihat tempat-tempat yang belum dikunjungi Panji berupa lantai biru persegi yang berukuran besar lalu, melihat kesamping terdapat sebuah menara tinggi membuat Panji ingin tau menara tersebut. Begitu mendekat, Panji melihat sebuah patung dari dekat hingga berkata,"oh, patung apa itu Kak?",ucap Panji kepada Eula.

"Patung Archon Panji",jawabnya kepada Panji yang menatap patung tersebut

"waaah.... tinggi sekali ya patung itu, aku belum pernah melihat patung seindah di tempat ini",ucap Panji sambil mengeluarkan Handphone dan memotretnya sebagai pemandangan indah baginya,"nah sudah dapat deh",tambahnya

Kau memfotoin patung itu?",ucap Eula kepada Panji yang telah mendapat foto gambar tersebut

"iya, aku juga akan disimpan dan dilayar handphoneku ini",ujar Panji sambil menatap Eula hingga pergi jalan-jalan ke pasar

Di pasar, Panji melihat semua barang-barang yang ada di setiap samping tampak rame sekali dibandingkan dengan Liyue yang kurang rame, lalu Eula mencoba memegang lengan Panji untuk menghindar dari kerumunan orang. Hingga mereka berhasil menjauh dari mereka bahkan, Eula melihat kebelakang, Panji yang berasa aman darinya dan berkata,"kau tidak apa-apa kan Panji?"

"Aku tidak apa-apa Kak, ada apa di tempat sana ya?",ujar Panji dengan kebingungan melihat orang-orang sedang asyik berkerumunan di kota besar

"disana ada tempat penjual yang murah Panji, mereka akan membeli sesuatu Panji",jawab Eula dengan tidak jelas bagi Panji,"baiklah kita akan pergi kedepan sana",tambahnya

"ooh, begitu ya? lalu, tempat apa ini Kak?",ucap Panji yang melihat kota yang sepi dibandingkan dengan kota yang tadi

"kota ini, setengah kota pasar yang sama dengan tadi Panji, lalu setengahnya berupa kota parfum",jawab Eula kepada Panji yang selalu jalan melewati ruko

Panji melihat ruko-ruko yang wanginya yang sangat peka dengannya, bahkan Eula mencoba untuk masuk kesalah satu ruko tersebut yang merupakan penjual pewangi ketiak atau semacamnya. Dia melihat rak-rak berupa botol wangi serbak bunga untuk ketiak maupun tubuh wanita lainnya hingga Eula melihat Panji menengok semua aroma tersebut. Eula mencoba pergi menemui Panji dan berkata,"mau mencari apa Panji? semua ini berupa wangi untuk perempuan bukan untuk laki-laki",ujar Eula kepada Panji yang kebingungan.

"maaf, aku hanya tergoda dalam wangi itu Kakak",jawab Panji dan sadar hingga pergi menemi Eula didepan mata

Eula melihat Panji dan mendekatinya, sambil ke kasir walaupun Panji datang ke Mondstadt mencari Ganyu yang selalu menghilang secara misterius bahkan, Panji bingung untuk mencarinya. Eula melihat sikap Panji yang sedang berfikir mencari Ganyu di tempat tersebut lalu, dia mengajak Panji untuk mencoba mencari cara untuk menemukan Ganyu disuatu tempat.

"kau mencari Ganyu, Panji?",ucap Eula dengan melihat rauk muka Panji yang sedih kehilangan dia

"iya Kak, bagaimana ini? Dia tidak akan kembali ke Liyue?",ujar Panji yang kebingungan untuk mencari Ganyu disuatu tempat

"aku bisa membantumu anak muda",ucap seorang perempuan berbadan tinggi di hadapan Panji dan Eula

Panji terkejut melihat seorang perempuan yang mirip dengan di ruko Bar, hingga tersenyum tajam ke arah Panji bahkan, dia mencoba alat pengambil wangi seseorang, bahkan alat tersebut dibeli dari ruko. Lalu, perempuan misterius membawa Eula dan Panji pergi keluar dari Mondstadt membuat Panji kebingungan sambil melihat pemandangan alam sekitarnya hingga berkata,"aaah, Tante.... kenapa kita berada ditempat luas seperti ini?",ujar Panji yang kebingungan

"yaaah, kau akan tau.... Tante akan memberi tau dimana orang yang kau cari itu ada",ucap seorang perempuan penyihir ungu terhadap Panji

"alat apa itu? tampak seperti alat penyedot",Eula kebingungan melihat alat yang digunakan oleh perempuan penyihir electro

dia tersenyum ke arah Panji dan Eula dan usai memperbaiki tentang alat penyedot wangi seseorang yang hilang untuk dicari atau mendapatkan ramuan baru untuk dikoleksi, hingga dia berkata,"baik, alat ini sangat sederhana anak muda, kau bisa mencari seseorang yang cari anak muda. tapi tenanglah, alat penyedot ini aman untukmu, hanya menghisap wangi parfum seseorang",ujarnya

Eula melihat dia menyalakan alat penyedot wangi di tubuh Panji, hingga Panji tidak merasakan apapun hanya melihat aura biru muda yang merupakan wangi Ganyu yang digunakannya, Qinxin. Bahkan, alat botol ukuran kecil tersebut telah berhasil menghisap aura biru ditubuh Panji hingga ruh-ruh wangi keluar dari botolnya dan pergi kesuatu tempat sebagai petunjuk. Panji kebingungan untuk bisa menemukan petunjuk mencari Ganyu hingga sang perempuan berkata,"ikuti cahaya yang sama di atas awan atau didepan, hanya kau yang bisa melacak wangi yang dia gunakan",ujar sang perempuan tersebut kepada Panji

"Jangan-jangan, Kakakku memakai pewangi, pasti ada di suatu tempat",ujar Panji yang baru mengetahui pewangi yang digunakan Ganyu

"sebaiknya kita mencarinya Panji, pasti dia mencarimu",ujar Eula merasa senang dalam mencari Ganyu dengan muda hingga pergi mengikuti petunjuk yang telah dijelaskan olehnya

perempuan misterius melihat Eula dan Panji telah pergi meninggalkan dirinya dan tersenyum tajam melihat mereka hingga berkata,"Hmmm, tapi kelemahannya wangi itu bisa terbang kemana-mana karena angin kecil maupun angin besar, maaf anak muda aku lupa soal itu",ujarnya hingga pergi mengikuti mereka berdua dari belakang.

Mereka tidak tau pewangi mampu berterbangan serta kehilangan jejak untuk mencari Ganyu di suatu tempat, Panji sempat kebingungan melihat petunjuk terbang kesuatu tempat serta, melihat petunjuk pencari Ganyu telah berhenti di suatu tempat. Hingga tak lama kemudian, mereka melihat sosok perempuan yang tertidur di atas batu besar, Panji bingung melihat dia sambil mendekati perempuan misterius dengan topi penyihir yang sangat besar dibandingkan topi penyihir berelemen electro.

"Hmmm, dia sama seperti electro menurutku",ujar Panji yang sedang mendekati perempuan yang sedang tidur di atas batu besar

"aaah, itu..... itu.....",ucap Eula yang mencoba mengeluarkan kata kepada Panji hingga melihat ke arah samping, muncul makhluk buas yang akan siap menerkam Panji dan perempuan yang tertidur,"Panji awas!!!!",ujar Eula berteriak kepada Panji

sang makhluk buas berupa serigala hitam yang sangat besar, Panji melihatnya hingga mengeluarkan anak panahnya ke pada serigala hitam hingga terjebak di bekukkan es lalu, Eula pun mengeluarkan serangan pedang besarnya. sang serigala hitam pun terkena serangan sambitan pedang Eula serta es yang dimiliki Panji mulai pecah sehingga musuh bisa bebas dari jebakkan es. Panji terkejut sambil mengeluarkan beberapa jarum es ke arahnya, hingga sang serigala mengaung untuk memanggil kawannya yang siap bala dendam. Eula dan Panji mencoba melindungi perempuan yang tertidur di atas batu besarnya hingga bersiap melawan mereka.

"baiklah, ternyata yang kita dapatkan adalah musuh",ucap Eula yang serius kepada Panji

"iya Kak aku tau itu",Ujar Panji yang telah memegang anak panah ke arah depan sambil melihat dua sampai tiga serigala yang siap menerkam

Eula mulai melompat sambil menyambit mereka, sementara Panji akan mencoba mengeluarkan bunga teratai hingg keluarlah sebuah jarum es yang berukuran kecil hingga semua musuh terkena bekukan es Panji dan Eula muda untuk membunuh mereka dengan pedangnya sambil mengeluarkan serangan bayangan dua pedang ke arah satu serigala hitam sampai mati. Sementara Panji menghadapi dua serigala yang berusaha untuk membunuhnya, lalu saat mulai mencakar Panji, Dia melepaskan tiga anak panah ke arah mereka dan membeku. Kemudian, Eula yang menghabisi mereka dan tewas seketika sambil menghilang.

"untunglah, mereka sudah binasa",ujar Eula yang melihat mereka menghilang

"iya Kak, tapi apa tujuannya? Untuk menyerang Kakak itu yang sedang tidur di atas batu besar ini",ucap Panji sambil melihat perempuan sihir yang tidur dengan nyenyak hingga melihat wajah dia yang sedang tidur nyenyak di atas. Lalu, Panji akan mencoba mendekati wajahnya hingga tak lama kemudian, perempuan tersebut membuka matanya hingga terbangun dan menampar pipi Panji membuatnya sakit dan berkata,"duuuuuh, sakit tau!!!!"

"dasar kau laki-laki selalu melihatku sedang tidur, haaah dasar tidak sopan",ucap perempuan muda dengan pakaian sihir dengan cincin rambut besarnya serta melambangkan bintang dan bulan di topinya

"kau hampir diterkam sama hewan buas tadi, seharusnya berterimakasih padaku sama Kak Eula, dikit-dikit kena tampar darimu",ujar Panji yang telah melindungi dia dari serangan hewan buas lalu, merasakan sakitnya tamparan darinya memerah,"duh sakitnya pipiku ini!!!",tambahnya yang sangat kesal ke arah perempuan misterius

"iya, Panji benar",ujar Eula sambil berjalan ke arah perempuan tersebut

perempuan misteri terkejut mendengar Eula sambil menatapnya, bahkan dia berkata,"jadi..... aku hampir diserang oleh hewan buas?",ujarnya yang selalu percaya dengan Eula

"iya, dia yang menolongin kamu dari serangan hewan buas",jawab Eula kepada penyihir hydro

perempuan tersebut percaya dengan omongan Eula dibandingkan Panji lalu, dia melihat rauk muka Panji yang terkena tepukkan pipi darinya hingga berkata,"oh, maaf ya anak muda. Kakak tidak sengaja memukul kamu",ucap sang perempuan misterius tersebut,"namaku Mona dari Mondstadt",tambahnya sambil melihat lambang cryo di pakaian batik Bogor,"ooh, kau dari Liyue ya?"

"iya aku dari Liyue tapi, lahirku bukan berasal dari sana, melainkan dari Bandung",jawab Panji kepada Mona

"Bandung? apa itu Bandung?",ucap Mona yang bingung tempat kelahiran Panji

"aaah, dia datang jauh-jauh kesini Mona, ahah.... dia ingin mencari seseorang Mona di sekitar sini?",ujar Eula sambil menutup mulut Panji dan melepaskannya

"Apakah Kakak melihat Kak Ganyu di sekitar sini?",ujar Panji menanyakan Ganyu berada

"tidak, Kakak tidak kenal dengan dia",jawab Mona dengan jujur

"oh kalau begitu, aku pergi dulu",ucap Panji sambil menatap ke atas terdapat petunjuk ke suatu tempat,"mungkin.... ada petunjuk lagi pasti Kakak ada disuatu tempat",tambahnya sambil meninggalkan Mona

"duh Panji, mau kemana lagi?",ujar Eula melihat tingkah laku Panji sedang menatap ke awan

"Kak, sepertinya kita menemukan lagi",ujar Panji namun, Eula memegang tangan Panji sebelum pergi dan berkata,"tunggu dulu Panji, tenanglah dulu. Sebelum kesana, kita harus hati-hati, mungkin pewangi itu bukan ke arah Kakakmu pasti ke arah lain",tambahnya sambil melihat cahaya putih muncul di atas awan

"ayo Kak! Pasti petunjuk itu ada Kakakku di suatu tempat",ujar Panji sambil menarik lengan Eula

"Hah, baiklah Kita akan pergi mencari Kakakmu",ucap Eula sambil pergi mengikuti Panji yang bisa melihat petunjuk

Mona melihat mereka pergi begitu saja, namun dia tetap pergi dan mengikutinya dari belakang, menjelang siangnya, diluar benteng Mondstadt, Panji dan Eula berjalan sambil melihat petunjuk tersebut di suatu tempat bahkan Panji melihat petunjuk tersebut ke arah depan dan asap putih pun bergerak hingga melihat kedepan sebuah bayangan dengan pakaian setengah putih dan setengah hitam yang sangat panjang. dengan rambutnya panjang berwarna putih tepat didepan mata mereka membuat Panji kebingungan dan kenal dengannya,"Hai Kak.... Shenhe.....",ucap Panji dengan nada pelan

"Panji? Itu Kau? Dimana Ganyu? Kakak mencari dia, dia tidak ketemu sama sekali",ujar Shenhe yang kebingungan mencari Ganyu kesuatu tempat

"aku tidak tau Kak , aku juga lagi mencariya dia tetapi tidak menemukannya",jawab Panji kepada Shenhe

"biasanya kau sama Ganyu disampingmu Panji, ini aneh",ujar Shenhe

"iya, Kak Shenhe",ujar Panji,"tapi, kenapa wangi itu tepat di Kak Shenhe ya?",tambahnya didalam hati

"baiklah, mudah-mudahan bisa ketemu Ganyu, Panji Kakak ada urusan disana",ujar Shenhe dan pergi ke Mondstadt

"dia kemana?",ujar Panji yang bingung melihat Shenhe pergi ke Mondstadt

"Kakak tidak tau, tapi ruhnya ke arah mana?",ucap Eula kepada Panji yang masih bengong

Panji melihat petunjuk tersebut tertiup ke suatu tempat, menghadap Liyue membuatnya senang sambil bergerak cepat untuk mencarinya bersama Eula namun, ditengah jalan tiba-tiba Eula merasakan tidak enak di tempat tersebut serta merasakan curiga dengan tempat yang luas. Lalu, Eula melihat peluru berukuran kecil melayang ke arah Panji hingga melindunginya, Panji kaget dan terkajut sambil berkata,"ada apa Kak?",ucap Panji yang kebingungan.

"ada musuh Panji",jawab Eula,"dia selalu menggunakan peluru ke arah kita",tambahnya sambil bersiaga dari serangan peluru

Panji melihat pasukan tersebut dengan memegang senjata jarak jauh, bahkan Panji melihatnya dan bersiap-siap untuk mengeluarkan anak panah ke arah penjahat sebanyak empat sampai enam orang dengan memegang senapan jarak jauh. Mereka bersiap dengan cara merapat sambil mengeluarkan serangan peluru ke arah Eula dan Panji, namun sang pemanah Panji telah berhasil membekukkan semua peluru hingga Eula, berlari sambil menghajar mereka kecuali dua orang yang berhasil meloloskan diri dari serangan tersebut. Panji berusaha untuk mengejarnya namun, mereka menjauh darinya bahkan, muncul beberapa kawanan musuh hingga mengeluarkan serangan anak panah dari crossbowl. Panji terkejut melihat mereka dan siaga dalam memerangi mereka, bahkan mengeluarkan tiga anak panah hingga membeku, lalu mengeluarkan serangan anak panah lagi namun, dibelakang Panji muncul Mona yang siap membantu Panji dalam penyerangannya ke arah musuh.

Mona melihat musuh yang bersiap mengeluarkan peluru didalam senapan, hingga dia berusaha menghindar bersama Panji, sang musuh terkejut melihatnya sambil melihat Mona mengeluarkan serangan Hydronya ke arah dirinya. Dengan kekuatan sihirnya, sang musuh pun berlari ke arahnya, Panji terkejut sambil bersiap melepaskan anak panahnya namun, Mona telah berhasil memukul mereka dengan Hydro dengan mengeluarkan air dipergelangan tangannya, lalu musuh mulai mundur hingga mengeluarkan serangan yang lebih besar ke arah mereka. Panji melihat musuh dengan kebingungan, karena Mona mengeluarkan cermin Hydro ke arahnya dan musuh mundur hingga terkena serangan refleksi pergerakkan musuh sambil meledak. Panji terkejut melihatnya namun tiba-tiba, muncul serangan satu peluru di depan mata Mona hingga dia serius untuk menghadapi musuh terakhir.

"baiklah Panji, aku butuh kamu sekarang",ujar Mona yang serius sambil memegang buku catalyst Hydro sambil menatap serius

Panji terdiam dan berada disamping Mona, lalu musuh mulai berlari ke arah dirinya dan Mona hingga Panji mengeluarkan serangan anak panah ke arahnya hingga membeku, sambil menghajar musuh dengan mengeluarkan satu anak panah agar terjebak di dalam beku. Mona tidak diam, dia mengeluarkan serangan Plunging hingga sakit kepada musuh, kemudian dia mengeluarkan serangan terakhirnya berupa Gelembung Ilusi sampai mati.

"wah, Kak Mona lincah dalam serangannya",ujar Panji yang kagum dengan Mona yang sedang menatap dirinya

"iya Panji, untung aku datang menyelamatkanmu di tempat ini",ujar Mona kearah Panji

Panji pergi bersama Mona melihat Eula yang sedang bertarung melawan musuh yang sedang memegang senapan, lalu Panji mengeluarkan tiga anak panah ke arahnya hingga membeku serta tidak bisa mengeluarkan peluru ke arah Eula. Lalu, Mona menghilang dan bergerak dengan cepat walaupun musuh tidak bisa melihat dirinya yang selalu menghilang namun, beberapa saat dia mengeluarkan serangan gelembung ilusi ke arah musuh hingga mati seketika. Eula melihatnya dan mendekati mereka yang telah membunuh musuh,"terimakasih.... Panji.... Mona",ujar Eula

"iya sama-sama, ngomong-ngomong.... kalian mencari siapa?",ujar Mona yang merasa kebingungan tujuan mencari atau keliling daerah Mondstadt

"begini Kak, aku mencari Kak Ganyu disana sama Kak Eula tetapi, tidak ada",ujawab Panji dengan jujur

"ooh, mencari Kakakmu?",ujar Mona sambil melihat ke awan berupa garis petunjuk untuk menemukan Ganyu di suatu tempat,"kau menggunakan garis petunjuk itu menggunakan wangi parfum seseorang kan?",tambahnya

"iya",jawab Panji

"pantas saja, kau tidak menemukan Kakakmu dengan alat itu, karena hembusan angin Panji. Jadi, kau tidak bisa menemukan Kakakmu dengan alat pelacak pewangi milik Kakakmu",ujar Mona yang telah mengetahui kelemahan pelacak pewangi yang digunakan perempuan misterius

"jadi bagaimana Kak? Jadi tersesat mencari Kakakku di suatu tempat",ujar Panji dengan kecewa

"oh, kalian disini rupanya",ucap perempuan misterius di belakang Eula, Panji, dan Mona

Mona melihat dia yang sedang berjalan hingga mendekati Eula disampingnya,"Li Lisa?",ucap memanggil namanya

"Apa?... Lisa.....?",Panji kebingungan mendengar ucapan Mona

"maaf anak muda, aku tidak sengaja menggunakan alat pelacak pewangi Ganyu",ujar Lisa sambil tersenyum ke arah mereka

"Jadi, kau adalah Tante Lisa?",ujar Panji dengan terkejut melihat wajahnya

"iya, panggil Kakak saja anak muda",ucap Lisa kepada Panji

"Hah jadi..... bagaimana sekarang Panji, mau cari lagi?",ujar Eula yang sedikit kesal dengan alat pelacak yang digunakan Mona namun, beberapa saat mendengar suara pergerakkan kaki yang sangat banyak hingga mereka melihat musuh datang untuk menyerang mereka

"ya ampun mereka lagi, padahal sudah mati tadi",ujar Mona dengan nada malas untuk menyerang mereka

Mereka pun bersiap mengeluarkan senapan hingga Panji mengeluarkan anak panah ke arah musuh hingga membeku lagi, Lisa dan Mona mulai bergerak hingga menghajar mereka dengan kekuatan Catalyst. Dengan mengeluarkan electro bagi Lisa, dia langsung mengeluarkan bola-bola kecil untuk mengeluarkan sengatan listrik ke arah mereka hingga terkejut dengan serangan Lisa. Lalu, Mona mengeluarkan serangan air lagi ke arah mereka hingga mengenainya walaupun serangannya tidak mempan, Panji dan Eula mengeluarkan serangan cryo dengan berbeda senjata. Panji mengeluarkan serangan tiga anak panah sekaligus hingga membeku beberapa menit lalu, Eula mengeluarkan bayangan sambitan pedang besar ke arah musuh yang terjebak didalam bekukan es. hingga mengeluarkan satu serangan lagi ke arah depan saat musuh telah menghancurkan bekuk es Cryo milik Panji hingga mati dengan mengenaskan.

"dia sudah mati",ujar Mona yang merasa kecapean karena mereka,"mereka semakin kuat rupanya",tambahnya

"tapi.... aku belum pernah melihat musuh seperti itu sebelumnya",ujar Panji yang telah melihat ciri-ciri musuh di tempat tersebut

"mereka bukan perampok biasa, semuanya",ujar Eula yang telah mengenal musuh,"mereka perampok brutal untuk membunuh para pengekspor dan impor dari tempat lain dengan senapan",tambahnya

"jadi mereka sering mencuri secara brutal dengan senapan jarak jauh? bagaimana mereka bisa mempunyai senapan seperti itu?",ujar Mona yang tengah kebingungan

"Aku tidak tau Mona, baiklah musuh sudah tidak ada disini. sekarang, kita mencari Kakakmu Panji",ujar Eula ke arah Panji

"baiklah",ucap Panji sambil melihat petunjuk ke atas awan

"sudahlah Panji, jangan percaya dengan petunjuk itu. Pasti akan berpindah tempat",Lisa memberi tau kepada Panji hingga bercaya dengan omongannya

Akhirnya, mereka akan mencari Ganyu di Liyue bersama-sama, sorenya mereka tidak menemukannya membuat Mona kecapean yang mendalam bahkan, Lisa kebingungan mencari Ganyu yang menghilang begitu saja. Panji kecewa dengannya lalu, Mona berkata,"tidak ada. Kemana dia?"

Lisa berfikir hingga membuat lelucon kepada Panji sambil berkata,"Panji, sepertinya kau harus menunggu di kantor kerjanya dia",ujarnya

"apa? di kantor?",ucap Panji dengan rauk muka kebingungan mendengar ucapan Lisa

"iya, kau harus menunggu sampai besok. Dia pasti ada disitu",ujar Lisa dengan leluconnya kepada Panji

"iya..... Lisa benar, kau harus nunggu di kantor kerjanya dia pasti ada deh datang Kakakmu di sana",ucap Mona yang selalu menyetujui dengan omongan Lisa

"baiklah, waktu sudah sore nih, Kakak pulang dulu ya Panji?",ucap Lisa dengan senyuman yang menawan

"iya..... Tante.... eh.... maksudku.... Kak Lisa",ucap Panji dengan ragu untuk dijawab

"aku juga mau pulang hari ini sudah sore, sampai nanti",ujar Mona sambil pergi bersama Lisa ke Mondstadt

Eula melihat rauk muka Panji yang selalu sedih karenanya, hingga dia membuatnya senyum ke arah Panji yang begitu kecewa karena Ganyu sambil berkata,"sudahlah Panji nanti juga kesini",Eula berusaha menghapus air mata Panji."nanti juga kesini Panji tenanglah",tambahnya sambil khawatir

"terimakasih Kakak Eula yang telah mencari Kakakku walaupun.... tidak ada hasilnya",ujar Panji yang sangat lega karena dinasehati Eula

"sebaiknya kau pulang saja ke rumah, Panji atau nungguin dia di kantor kerjanya",ucap Eula kepada Panji yang sedih

"baiklah Panji Kakak pulang dulu, sudah malam",ujar Eula sambil meninggalkan Panji di depan kantor kerja Ganyu

"sampai nanti Kak",ujar Panji sambil tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Eula yang pergi meninggalkan Liyue

Panji melirik kebelakang hingga pergi kedalam dan mencoba untuk menunggu Ganyu datang, di meja kerjanya Ganyu, Panji duduk di atas kursi hingga menunggu kedatangan Ganyu hingga cerita Panji selesai membuat Ganyu khawatir dengan dirinya sambil menggaruk kepala Panji dengan halus."Panji, Kakak tidak kemana-mana. hanya pergi ke restoran bersama Keqing dan kawan-kawan Kakak. Kakak minta maaf, karena kau tidak diajak untuk pergi bersamaku",ujar Ganyu melihat rauk muka sedikit kecewa dan berkata lagi,"ya sudah kalau begitu mau kemana? Kakak tau, kau kesal di kamar terus kan Panji?".

"iya Kak, aku.... tidak tau mau kemana hari ini tapi, perutku lapar",ujar Panji yang merasakan perutnya lapar

"kalau begitu, yuk ikut sama Kakak mau makan di restoran",ucap Ganyu yang mencoba untuk berdiri

Ganyu mencoba mengajak Panji pergi ke restoran dimana dia berkunjung kemarin bahkan, Panji pun penasaran dengan restoran tersebut sangat enak baginya bahkan, Ganyu tetap bersama Panji. Saat masuk, Ganyu mencoba mengajak Panji untuk pergi ke meja samping dia melihat Shenhe dan Yun Jin bahkan, Xiao datang sambil bertemu dengan mereka yang menunggu pesanan makanan. Lalu, pun asyik berbicara tentang hal lainnya sementara Panji hanya terdiam dan mendengarkannya hingga tertawa dengan omongan Yun Jin.

***

次の章へ