webnovel

BAB 7 - Bertemu Teman Lama

"Ayo masuk! Sebentar lagi kamu harus pergi ke sekolah," ujar Novita sambil mengelus kepala Gavin.

"Tapi aku masih ingin menemani ibu." Sebagai anak kecil Gavin sangat manja terhadap ibunya dan selalu ingin di sampingnya.

"Omong kosong! Sudah dua hari kamu libur dan sekarang saatnya kembali ke sekolah." Novita melototi putranya lalu menggondongnya masuk ke dalam rumahnya.

"Aku tidak ingin pergi~~~"

Bayu bisa mendengar suara putranya dan tanpa dia sadari jantungnya berdegup dengan kencang. Rasa bersalah telah memenuhi dirinya dan ada dorongan untuk mendekati keluarganya. Namun, jika dia muncul dihadapan mereka maka kemungkinan besar akan terlibat dengan masalahnya.

Bayu tidak bisa melepaskan balas dendamnya.

"Maafkan aku." Dia mengacak-acak rambutnya frustasi dan menghela napas panjang. Mungkin ini adalah jalan terbaik untuk mereka karena dia tidak ingin menempatkan keluarganya dalam bahaya. Jika berita tentang dia masih hidup tersebar maka orang di belakang layar akan khawatir dan mengincarnya.

Bayu masih ada di depan rumahnya dan melihat istri serta putranya akan pergi menuju sekolah. Dia mengikuti mereka dari belakang dan menjaga jarak yang jauh, untungnya tidak banyak orang yang berada di daerah itu sehingga mereka tidak ketakutan dengan Bayu yang mengenakan pakaian serba hitam.

Tingkahnya seperti seorang penjahat.

Novita menurunkan Gavin di depan gerbang sekolah kemudian membujuknya supaya belajar dengan baik. Dia menjanjikan padanya bahwa minggu depan nanti dia akan mengajak Gavin jalan-jalan.

"Ibu tidak berbohong, kan?" Gavin mengerucutkan bibirnya dan mengangkat jari kelingkingnya.

Novita tersenyum kecil dan berlutut di depannya. "Ibu berjanji." Dia mengaitkan jari kelingkingnya kemudian mendaratkan ciuman pada dahinya.

Gavin tersenyum lebar lalu mencium pipi kanannya. "Kalau begitu aku akan masuk dulu." Dia melambaikan tangannya kemudian memasuki area sekolah.

Setelah mengantarkan anaknya sekolah Novita pergi ke tempat kerjanya, dia bekerja sebagai kasir di sebuah supermarket. Sebenarnya dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik andai saja dia meneruskan kuliahnya. Namun, karena masalah biaya dia terpaksa putus kuliah dan mencari pekerjaan di kota besar.

Bayu masih mengikuti Novita hingga dia sampai di tempat kerjanya, tangannya terkepal kuat dan muncul kesedihan di wajahnya. Dia tahu beratnya bekerja di kota besar apalagi dia bukanlah penduduk asli kota ini. Apalagi dia harus membesarkan anak seorang diri dan bebannya menjadi berkali-kali lipat.

"Novita, maafkan aku."

oOo

"Yo~~~ siapa ini? Jika kau ingin lewat maka kau harus membayar dulu!"

Ada lima orang yang mengepung Bayu dan terlihat jelas bahwa mereka adalah preman. Mereka sering meminta uang pada warga sekitar dengan dalih bahwa itu adalah uang keamanan. Walaupun perilaku mereka buruk namun tidak pernah melakukan kejahatan serius seperti membunuh. Paling banyak mereka hanya memukul untuk memberi peringatan.

"Di mana bos kalian? Aku ingin bertemu dengannya." Bayu tidak takut dengan mereka walaupun jumlahnya lebih banyak.

"Siapa kau? Bos kami bukan orang yang bisa ditemui sembarang," ujar salah satu dari mereka yang memiliki kepala botak.

"Katakan saja bahwa teman lamanya akan berkunjung dan dia akan mengerti," jawab Bayu santai.

Pria bertubuh pendek menyengol pria botak dan berbisik padanya. "Eh mungkinkah dia memang kenal dengan bos kita?"

"Tapi siapa pria itu? Aku tidak pernah melihatnya." Pria botak telah bekerja dengan bosnya selama empat tahun dan belum pernah melihat Bayu.

"Lebih baik kita laporkan dulu dan jika dia berbohong maka kita harus memukulinya."

Pria botak menganggukan kepalanya. "Aku akan melapor dulu dan kalian awasi orang ini!" perintahnya pada anak buahnya.

Bayu menunggu dengan sabar sambil bersandar di tembok, dia mengabaikan tatapan semua orang karena itu tidak penting. Tujuannya kemari adalah untuk bertemu dengan teman lamanya dan meminta bantuan. Dia tidak percaya dengan rekannya di militer karena mungkin saja mereka bagian dari orang di balik layar

"Bagas," panggil Bayu ketika melihat teman lamanya datang bersama pria botak.

"Bayu!" Bagas terkejut karena dia sudah lama tidak bertemu dengan Bayu.

"Ke mana saja kau selama ini? Ku pikir sudah 6 tahun lebih kita tidak bertemu." Bagas menghampirinya dan merangkul bahu Bayu dengan akrab, mereka sudah mengenal sejak masih kecil.

"Kita bicarakan di dalam saja." Di sini bukanlah tempat yang bagus untuk menceritakan segalanya.

Pria botak mengelus dadanya lega karena tidak memukuli pria itu, ternyata dia memang teman bosnya dan mereka sangat akrab. Jika dia bersikap buruk padanya maka bosnya pasti akan menendangnya dari kelompok.

Siapa sebenarnya pria itu?

oOo

"Sekarang kau bisa menceritakan apa yang terjadi denganmu." Bagas membuatkan kopi untuk Bayu dan meletakannya di atas meja.

Bayu meminum kopinya kemudian memulai ceritanya. "Sebenarnya 6 tahun yang lalu aku mendapatkan misi ke Amerika Serikat. Namun, dalam perjalanan pulang kami disergap oleh sekelompok orang dan hanya aku tersisa yang masih hidup. Ada seorang dokter yang tidak sengaja menemukanku dan dia mengobati lukaku."

Bayu melepas topinya dan terlihatlah bekas luka di wajahnya. "Setelah itu aku bergabung dengan tentara bayaran sekaligus menyelidiki siapa yang telah membunuh rekan timku. Akhirnya aku menemukan petunjuk bahwa mereka berasal dari kelompok mafia laba-laba merah."

"Laba-laba merah?" Meskipun dia tinggal di Indonesia tapi Bagas tahu tentang kelompok mafia itu, mereka cukup terkenal di dunia kriminal.

"Aku menyusup ke markas mereka dan mendapatkan informasi 6 tahun yang lalu, namun-" Bayu menjeda kalimatnya sejenak dan matanya menyipit. "Aku melihat orang yang menggunakan pin khusus dari unit rahasia militer telah bertransaksi dengan kelompok laba-laba merah."

"Apa?!?!" Bagas terkejut mendengar berita itu karena artinya ada orang dari militer yang menginginkan kematian tim Bayu.

"Aku masih belum tahu siapa dalang sebenarnya karena informasi unit rahasia ini sangat sedikit. Aku tidak sengaja mengetahuinya dari seniorku yang telah pensiun." Meskipun bergabung dengan militer tapi Bayu tidak tahu banyak hal karena militer di Indonesia memiliki banyak cabang.

"Bagas aku butuh bantuanmu."

Bagas sebenarnya anak dari ketua penyelenggara pertarungan bawah tanah yang dulu pernah di tangkap. Namun, dia berhasil melarikan diri dan bergabung dengan preman lokal untuk bertahan hidup. Dia berteman baik dengan Bayu dan mereka sering berkontak meskipun sudah bergabung dengan tentara angkatan laut.

Sejujurnya dia membenci ayahnya.

Ibunya adalah pelacur yang tidak peduli dengannya, jika bukan karena bantuan ibu Bayu mungkin saja dia tidak akan hidup sampai sekarang. Namun, ketika orang tuanya meninggal Bagas mengalami siksaan lagi dan ibunya menjualnya ke ayah kandungnya. Dia mengalami hidup lebih buruk daripada binatang karena ayah kandungnya malah melemparkannya ke area pertarungan.

"Kita adalah teman dan aku pasti akan membantumu."

-TBC-

次の章へ