webnovel

Chapter 32

Saat Luffy berjalan ke atas, dia menjambak rambut Nezumi dan mulai menyeretnya naik ke tangga, tidak mau repot-repot untuk bicara padanya. Ketika mereka sampai di pintu, Luffy menendang pintu itu sampai keluar dari engselnya, yang membuat dua marine di dekat pintu terkejut.

Luffy kemudian berjalan menyeret Nezumi bersamanya sementara awan mengikuti dari belakamg, dan mulai menuju pintu keluar. Ketika mereka keluar dari gedung, mereka tidak melihat apa pun selain kekacauan.

Di seluruh tanah ada bekas terbakar, tempat petir menyambar, sementara para marine berlarian ke mana-mana mencoba menangkap para tahanan yang melarikan diri. Luffy melihat Zoro dan Sanji berdiri di dekat dermaga dengan satu set besar bubuk mesiu dan meriam di peti.

Luffy kemudian mulai berjalan ke arah keduanya yang tidak terganggu oleh kilat yang menyambar di sekitar mereka, dan suara petir keras yang meledak di atas kepala. Zoro dan Sanji melihat kapten mereka berjalan ke arah mereka tanpa mantel. Itu adalah pertama kalinya mereka melihat Luffy tanpa mantel.

Di belakangnya, mereka melihat ada seorang gadis yang menaiki awan Luffy, yang terlihat dari penampilannya telah melalui banyak hal. Zoro dan Sanji saling memandang sebelum mereka menganggukkan kepala, menandakan mereka setuju bahwa mereka akan diam dan menunggu sampai kapten memberi tahu mereka tentang gadis itu.

Ketika Luffy berjalan ke arah mereka, sambaran petir akan menyambar dari langit dan menyerang setiap marine yang akan mencoba dan menyerangnya untuk menyelamatkan Nezumi.

"Apa yang membuat mu kesal kapten?" Zoro bertanya menyebabkan Sanji memukul kepalanya. "Apa masalahmu koki payah !?" Zoro berteriak menyebabkan Sanji menunjuk gadis di belakang Luffy. Zoro kemudian menyadari apa yang telah ia lakukan dan segera tutup mulut.

"Cukup kalian berdua," kata Luffy sebelum dia memanggil Awan besar dari langit. Awan itu turun dan menelan muatan yang diperoleh Zoro dan Sanji sebelum pergi dan berbaris di belakang awan yang isinya uang. Luffy kemudian menyeret Nezumi ke atas kapal marine yang mereka gunakan sebelumnya, segera diikuti oleh Zoro dan Sanji.

Ketika mereka naik ke kapal, Sanji mengangkat jangkar dan melepaskan layar-layar yang menyebabkan kapal mulai berlayar menjauh dari Pulau yang di penuhi serangan petir. Ketika mereka berada dalam jarak yang aman, Luffy memberi perintah untuk Sanji dan Zoro.

"Hentikan kapal di sini," katanya menyebabkan Zoro menaikkan layar sementara Sanji menjatuhkan jangkar. Luffy melepaskan ikatan pada Nezumi dan menendang perutnya sehingga membuatnya batuk darah.

"Tolong, tolong jangan bunuh aku!" Nezumi memohon Luffy. Luffy hanya menatapnya dengan mata dingin tanpa emosi seperti pembunuh, untuk beberapa saat sebelum dia berbicara dengan nada dingin.

"Beri aku satu alasan bagus mengapa aku harus membiarkan sampah sepertimu hidup, setelah apa yang anak buahmu lakukan pada gadis malang itu," kata Luffy menyebabkan Nezumi menjadi pucat dan gemetar ketakutan. "Namun, aku tidak akan membunuhmu," kata Luffy mengejutkan semua orang di sana.

"Jika aku membunuhmu, siapa yang akan memberi tahu Markas Besar Marine tentang apa yang terjadi di sini. Bagaimanapun juga, orang mati tidak akan menceritakan apa-apa," kata Luffy sebelum dia berjalan ke depan kapal dan menatap pulau pangkalan marine beberapa saat sebelum dia berbicara.

"Namun, aku akan membunuh anak buahmu, setelah apa yang mereka lakukan pada gadis ini," kata Luffy sambil dia memandang ke langit di atas pulau. Nezumi dengan diam-diam merangkak ke sisi kapal dan melihat keluar dari pagar, Zoro dan Sanji berjalan dan berdiri di belakang Luffy dan gadis itu membungkuskan mantel Luffy erat-erat di sekitar tubuhnya sebelum dia melompat dari awan dan pergi ke sisi berlawanan dari kapal menjauh dari Nezumi dan melihat keluar untuk melihat apa yang akan terjadi.

Di langit di atas pulau pangkalan marine, awan petir mulai berputar-putar. Angin mulai bertiup kencang, dan sekarang, alih-alih hanya pulau yang tertutup kegelapan dari awan, sebagian besar lautan di sekitar pulau juga ikut tertutup kegelapan dari awan.

Mata Luffy mulai bersinar dengan kekuatan dan udara di sekitar mereka mulai menipis sehingga membuat Sanji dan Zoro sulit bernapas, mereka berdua mengambil beberapa langkah ke belakang untuk bisa bernafas lagi. Tubuh Luffy kemudian dikelilingi oleh percikan biru elektrik dan derak listrik memenuhi telinga mereka yang cukup dekat dengan Luffy.

Luffy kemudian mengangkat tangan kanannya ke udara sebelum dia berbicara dengan suara keras sambil menurunkan tangannya dalam satu gerakan cepat.

"Raijin's Sacred Judgement!" Keluar dari pusat awan yang berputar-putar, pilar petir raksasa seperti yang Luffy keluarkan di Arlong Park, namun lebih besar dan lebar turun dan menelan seluruh pulau.

Saat mengenai pulau, pilar itu menghasilkan kilatan putih terang yang menyilaukan semua orang selama beberapa detik. Kira-kira tiga detik setelah cahaya muncul, dentuman keras terdengar.

Itu adalah petir paling keras yang pernah didengar oleh semua orang. Suara dentuman itu memaksa Zoro, Sanji, Nezumi dan gadis di kapal untuk menutupi telinga mereka. Suara guntur dan kilatan putih itu terdengar dan terlihat di seluruh East Blue.

Ketika semua orang bisa melihat lagi, apa yang mereka lihat menyebabkan mata mereka melebar dengan rasa tidak percaya. Pilar petir itu hilang dan awan di langit juga mulai menghilang, tetapi hal yang membuat semua orang ternganga adalah kenyataan bahwa pulau yang sebelumnya ada di depan mereka telah menghilang.

Di tempat di mana pulau tadi berada, sekarang menjadi lubang di tengah lautan, yang dengan cepat terisi dengan air laut. Zoro dan Sanji menatap sesuatu yang mereka pikir merupakan hal yang mustahill.

Mereka tahu Luffy kuat, tetapi mereka tidak pernah menyangka dia bisa memusnahkan seluruh pulau dari permukaan bumi dalam waktu kurang dari lima detik.

"Dia ... Dia ... baru saja ... Wow," hanya itu yang Sanji bisa katakan, sementara Zoro hanya bisa mengangguk dengan bodoh menyetujui apa pun yang ingin dikatakan Sanji.

Luffy kemudian berbalik dan mulai berjalan menuju gadis tadi, meninggalkan Zoro dan Sanji untuk terus menatap lubang yang perlahan-lahan terisi dengan air. Ketika Luffy mencapai di depan gadis itu, dia berbicara menarik perhatiannya.

"Hei," kata Luffy dengan nada menenangkan yang menarik perhatiannya. "Siapa namamu?" Luffy bertanya. Gadis itu menatap Luffy sejenak sebelum dia menjawab dengan suara gugup.

"Namaku Diane," ucap gadis itu sambil menatap kakinya. "Terima kasih sudah menyelamatkanku," katanya dengan air mata di matanya.

"Senang bertemu denganmu, Diane, aku Luffy dan kau tidak perlu berterima kasih untuk apa pun," kata Luffy sambil meletakkan tangannya di pundaknya. "Dari mana kau berasal?" Luffy bertanya lagi.

"Aku dari sini, dari East Blue, Desa Cocoyasi di Kepulauan Conomi," kata gadis itu menyebabkan Luffy tersenyum padanya dengan hangat.

"Itu berita baik karena kami baru saja datang dari sana," kata Luffy menyebabkan Diane menatapnya dengan mata penuh harapan. "Dan kita akan kembali ke sana untuk menjemput sisa kruku. Jadi, kami bisa mengantarmu," kata Luffy.

Dian mulai menangis dan segera memeluk Luffy dan mulai terisak ke bajunya. Luffy tersenyum dan balas memeluknya, kemudian dia berbalik ke arah Sanji dan Zoro dan berbicara. "HEY! Kalian berdua!" Luffy berteriak mendapatkan perhatian mereka.

"Waktunya pergi. Zoro, hancurkan kemudi dan potong jangkar," kata Luffy mendapat anggukan dari mereka berdua. Luffy kemudian menggendong Diane dengan gaya pengantin dan menempatkannya kembali di atas awan sebelum ia naik dengannya.

Sanji kemudian melompat ke awan di belakang mereka segera diikuti oleh Zoro setelah dia selesai memotong jangkar. Ketika semua orang berada di dua awan yang berisi uang dan muatan amunisi, awan mulai naik ke langit dengan para penumpangnya, meninggalkan Nezumi sendirian di kapal di tengah lautan yang tidak memiliki cara untuk mengarahkan atau menghentikannya.

Luffy kemudian mengeluarkan pistolnya dan melepaskan tembakan ke tiang utama kapal, yang menyebabkannya meledak ketika energi petir Luffy mengenainya. Tiang utama kapal itu kemudian jatuh dan menyebabkan Nezumi segera berlindung.

Ketika tiang itu jatuh, Nezumi keluar dari tempat dia berlindung dan berteriak pada Luffy.

"Kau akan membayar ini topi jerami! Pegang kata-kataku!" Nezumi berteriak sekeras-kerasnya. Luffy mengabaikannya dan fokus membawa semua orang dan kargo di dua awan. Menyadari bahwa dia tidak akan mampu menahan semua beban ini dengan waktu yang lama, Luffy menoleh ke semua orang dan berbicara.

"Pegangan," katanya sebelum kilat listrik keluar dari awan dan melilit semua orang seperti sabuk pengaman. Kedua awan itu kemudian melesat ke Desa Cocoyasi dengan kecepatan penuh.

次の章へ