webnovel

Tengku Nik , Mr . Dingin

📌 PART 38

Setelah lama termenung antara satu sama lain , Nik pun mulai mengambil keputusan untuk mengenalkan Reana kepada Humaira . "𝖲𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 , 𝗇𝗂 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 . 𝖠𝗇𝖺𝗄 𝗎𝗇𝖼𝗅𝖾 𝖥𝗂𝗋𝖽𝖺𝗎𝗌" . Sahut Nik sambil berjalan mendekati Humaira , tangannya terus merangkul pinggang isterinya agar mendekatinya . Mata Reana terus membuntang apabila melihat tangan Nik melingkari pinggang Humaira , dia pun hanya terdiam seribu bahas , keluh lidahnya untuk berbicara . "𝖮𝗁𝗁 𝗒𝖾𝗄𝖾𝖾𝖾 .. 𝗃𝖾𝗆𝗉𝗎𝗍𝗅𝖺 𝖽𝗎𝖽𝗎𝗄 , 𝗌𝖺𝗒𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝖺𝗂𝗋 𝗄𝖾𝗃𝖺𝗉" . Ramah Humaira sambil mengukirkan senyuman di bibirnya .

Reana yang mendengar pelawaan itu terus tersenyum senget , "𝖳𝖺𝗄𝗉𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗇𝖺𝗄 𝗌𝗎𝗌𝖺𝗁-𝗌𝗎𝗌𝖺𝗁 , 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗆𝗂𝗇𝗎𝗆 , 𝖺𝗄𝗎 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗄 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂 𝗄𝖺𝗎" . Celah Reana apabila melihat Humaira ingin mengambil langkah . Bulat mata Humaira mendengar celahan dari Reana , mata nya terus berpaut pada anak mata Nik . "𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗒𝗈𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗂 ?" . Pantas Nik bertanya . "𝖧𝗎𝗁 , 𝗒𝗈𝗎 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗂 𝗌𝗈𝖺𝗅𝖺𝗇 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 ? 𝖺𝗀𝖺𝗄-𝖺𝗀𝖺𝗄 𝗅𝖺𝖺 𝖻𝗂𝗒 , 𝖼𝗈𝗆𝖾 𝗈𝗇 𝗅𝖺 𝗂 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖫𝗈𝗇𝖽𝗈𝗇 , 𝗌𝗈 .. 𝗂 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 𝗂 𝗋𝗂𝗇𝖽𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗒𝗈𝗎" . Balas Reana bongkak sambil memandang Humaira atas bawah . "𝖧𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧 , 𝗌𝗈𝗋𝗋𝗒 .. 𝗂 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗒𝗈𝗎 . 𝖡𝗍𝗐 , 𝗒𝗈𝗎 𝗉𝗎𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗂 𝖽𝖺𝗁 𝗄𝖺𝗁𝗐𝗂𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝖾𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗂 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺𝗂 . 𝖲𝗈 , 𝗒𝗈𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗂" . Sinis Nik dengan penuh yakin .

Reana terus berjalan mendekati mereka berdua , melihat gerak-gerik Reana , Nik terus memegang tangan Humaira dan di bawa kebelakangnya , risau Reana akan buat perkara yang tak baik di luar jangkaannya . "𝖲𝗈 .. 𝗂𝗇𝗂𝗅𝖺𝖺 𝗂𝗌𝗍𝖾𝗋𝗂 𝗒𝗈𝗎 , 𝗇𝗈𝗍 𝖻𝖺𝖽 . 𝖳𝖺𝗉𝗂 𝗂 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗃𝖺𝖽𝗂𝗄𝖺𝗇 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂 , 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗉𝖾𝗋𝖾𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 𝗇𝗂 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗉𝖾𝗋𝖺𝗆𝗉𝖺𝗌" . Sindir Reana dengan muka bengisnya . "𝖩𝖺𝗀𝖺 𝗌𝗂𝗄𝗂𝗍 𝗆𝗎𝗅𝗎𝗍 𝗒𝗈𝗎 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 , 𝗉𝖾𝗋𝖾𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗆𝗉𝗎𝗇𝗀 𝗉𝗎𝗇 , 𝖽𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗁 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗂𝗌𝗍𝖾𝗋𝗂 𝗂 𝗉𝗎𝗇 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 . 𝖲𝗈 , 𝗒𝗈𝗎 𝗍𝖺𝗄𝖽𝖾 𝗁𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝖾𝗇𝗍𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗂 𝗇𝗂 𝗆𝗂𝗅𝗂𝗄 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺" . Bengis Nik pula sambil menuding jari ke arah Reana .

"𝖧𝗈𝗐 𝖽𝖺𝗋𝖾 𝗒𝗈𝗎 𝖻𝗂𝗒 , 𝗒𝗈𝗎 𝗂𝗌 𝗆𝗂𝗇𝖾 ! 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝖭𝗂𝗄 𝖲𝗁𝖺𝖿𝗂𝗊 𝖧𝖺𝖽𝖺𝗋𝗂" . Ucap Reana sambil menekankan perkataan Tengku . Humaira yang dari tadi menunduk terus mengangkat wajahnya , "𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 ? 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖺𝖽𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 ?" . Tanya Humaira gugup . "𝖶𝖾𝗅𝗅 , 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝗄𝖾 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 𝗌𝖾𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 , 𝗉𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗌𝖾𝗋𝗍𝖺 𝖢𝖤𝖮 𝖽𝖾𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗒𝖺𝗋𝗂𝗄𝖺𝗍 𝖻𝖾𝗌𝗍𝖺𝗋𝗂 𝗁𝗈𝗅𝖽𝗂𝗇𝗀'𝗌 . 𝖶𝗈𝗐 , 𝖺𝗆𝖺𝗓𝗂𝗇𝗀 ! 𝗇𝖺𝗆𝗉𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗈𝗎 𝗆𝖺𝗌𝗂𝗁 𝗌𝗂𝗆𝗉𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗆𝖺𝗌 𝗅𝖺𝖺 𝗄𝖺𝗇 𝗂𝖽𝖾𝗇𝗍𝗂𝗍𝗂 𝗒𝗈𝗎 𝗌𝖾𝖻𝖺𝗀𝖺𝗂 𝗌𝖾𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖾𝗋𝗃𝖺𝗒𝖺" . Tambah Reana lagi , sengaja ingin menyakitkan hati Humaira . Perlahan-lahan dia mengetap bibirnya , perasaan sedih mulai di jauhkan dari hatinya , bimbang air matanya akan jatuh .

"𝖡𝖺𝗂𝗄 𝗒𝗈𝗎 𝖻𝖾𝗋𝖺𝗆𝖻𝗎𝗌 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗂 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗒𝗈𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗇𝖺𝗄 𝗂 𝗁𝖾𝗋𝖾𝗍 𝗒𝗈𝗎 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇 𝗉𝖺𝗀𝖺𝗋" . Arah Nik yang sedang menahan marah nya . "𝖮𝗄𝖺𝗒 , 𝗂 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗂𝗄𝗎𝗍 𝖺𝗋𝖺𝗁𝖺𝗇 𝗒𝗈𝗎 . 𝖳𝖺𝗉𝗂 𝗒𝗈𝗎 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍 , 𝗂 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗉𝗎𝗍𝗎𝗌 𝖺𝗌𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗒𝗈𝗎" . Sinis Reana dan terus mencapai beg nya di atas sofa lalu beredar dari rumah Nik dengan hati yang membara . "𝖧𝗎𝗁 , 𝗉𝗎𝖺𝗌 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖺𝗄𝗎 . 𝖪𝖺𝗎 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗇𝖺𝗌𝗂𝖻 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝗈𝗆𝗉𝗎𝖺𝗇 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗇𝗂 , 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗋𝖺𝗀𝖺𝗄-𝖺𝗀𝖺𝗄 𝗅𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗉𝗂𝗌𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖭𝗂𝗄" . Bengis Reana dan terus meninggalkan perkarangan rumah Nik .

"𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝖼𝖺𝗄𝖺𝗉 𝗌𝖾𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗇𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 ? 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗄 𝗌𝗈𝗋𝗈𝗄 𝗂𝖽𝖾𝗇𝗍𝗂𝗍𝗂 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 ?" . Soal Humaira yang masih menggunakan kata-kata lembut . Pandangannya tetap mencari kejujuran dari mata suaminya . "𝖲𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 .. 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗄𝗇𝖺𝗄 𝖻𝖺𝗀𝗂𝗍𝖺𝗎 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖺𝗌𝖺𝗅 𝗂𝖽𝖾𝗇𝗍𝗂𝗍𝗂 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 . 𝖠𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄𝗇𝖺𝗄 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗃𝖺𝗎𝗁𝗄𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗋𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗂𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖳𝖾𝗇𝗀𝗄𝗎 . 𝖨𝗆 𝗌𝗈 𝗌𝗈𝗋𝗋𝗒 𝗌𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗋𝗇𝗂𝖺𝗍 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝗂𝗉𝗎 𝗌𝗒𝖺𝖺𝗇𝗀 , 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗆𝖺𝗌𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝗌𝗎𝖺𝗂 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝖼𝖺𝗄𝖺𝗉 𝖻𝖾𝗇𝖽𝖺 𝗇𝗂" . Terang Nik sambil memegang wajah Humaira dengan kedua tangannya . Mata mereka bertentangan , "𝖳𝖺𝗄𝗉𝖾 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖼𝗎𝖻𝖺 𝖿𝖺𝗁𝖺𝗆 , 𝗅𝖺𝗀𝗂𝗉𝗎𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗁 𝗃𝖾𝗅𝖺𝗌𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 . 𝖩𝖺𝖽𝗂 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁 𝗄𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 𝗉𝖾𝗋𝗄𝖺𝗋𝖺 𝗄𝖾𝖼𝗂𝗄 𝗇𝗂 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗎 , 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗋𝖾𝗇𝖽𝖺𝗁 𝖽𝗂𝗋𝗂" . Kata Humaira dengan nada mendatar . Senyuman manis di hadiahkan kepada Nik , melihat keikhlasan dari Humaira , Nik terus menarik tubuh Humaira yang hanya paras bahu nya masuk dalam pelukannya .

"𝖳𝗁𝖺𝗇𝗄𝗌 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 𝗍𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁𝗄𝖺𝗇 𝖺𝖻𝖺𝗇𝗀" . Ucap Nik sambil mencium sekilas ubun-ubun Humaira . Humaira hanya mengangguk laju , '𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘳𝘢 𝘯𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 , 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘳𝘢 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨 . 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨 , 𝘔𝘢𝘪𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘬𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘯𝘢𝘬 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘣𝘢𝘯𝘨' . sebak Humaira dalam hati sambil mengeratkan lagi pelukannya .

-Hujung minggu pun tiba ...

Terlihat dari luar sebuah cafe tempat mereka lepak smbil berbual kosong dan berkongsikan masalah masing-masing ada sekujur tubuh yang sedang menunggu ketibaan kawannya yang akan hadir tidak lama lagi . Hazim merenung telefon realme milik nya , gambar Humaira di tenung lama , kelibat Raihan yang mulai memasuki cafe tersebut tidak di endahkan oleh Hazim . "𝖶𝗈𝗐𝗈𝗐𝗈 , 𝗎𝗌𝗒𝖺 𝗀𝖺𝗆𝖻𝖺𝗋 𝖺𝗐𝖾𝗄 𝗇𝖺𝗆𝗉𝖺𝗄" . Sapa Raihan sambil menepuk bahu Hazim . "𝖤𝗐𝖺𝗁-𝖾𝗐𝖺𝗁 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 , 𝗍𝖺𝗄 𝗋𝖾𝗍𝗂 𝖻𝖾𝗋𝗂 𝗌𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗄𝖾 𝗁𝖺𝖺 𝖾𝗇𝖼𝗂𝗄 𝗌𝖾𝗇𝗍𝖺𝗉 . 𝖱𝗂𝗆𝖻𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗇𝗀 , 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗎" . Ujar Hazim yang sedikit terperanjat . "𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧 , 𝗅𝖾𝗄 𝖺𝗁 . 𝖪𝖺𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗀 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝖾𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋 𝖻𝗂𝗃𝗂 𝗆𝖺𝗍𝖺 𝗍𝗎" . Sinis Raihan sambil tersengih-sengih memandang Hazim yang terkebil-kebil memasukkan telefonnya ke dalam poket seluar . "𝖡𝗈𝗇𝗀𝗈𝗄 𝗅𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂" . Geram Hazim sambil menunjal dahi Raihan yang berada di sebelahnya .

"𝖶𝗁𝖺𝗍𝗌'𝗎𝗉 𝖻𝗋𝗈 ! 𝗅𝖺𝗆𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝗃𝗎𝗆𝗉𝖺𝖺" . Tegur Muaz sambil bersalaman dengan Raihan dan juga Hazim . "𝖧𝖺𝖺 , 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗉𝗎𝗇 . 𝖪𝗂𝗍𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗇𝗂 , 𝗁𝖺𝗆𝗉𝗂𝗋-𝗁𝖺𝗆𝗉𝗂𝗋 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗂 𝗍𝖺𝗎" . Gurau Raihan sambil menjulingkan bebola matanya . "𝖪𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝖻𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗂 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗅𝗂𝗉𝗎𝗇 , 𝗄𝗂𝗍𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗍𝖺𝗇𝖺𝗆 𝗆𝖺𝗒𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝖾𝗅𝖺𝗄𝖺𝗇𝗀 𝖼𝖺𝖿𝖾 𝗇𝗂" . Perli Muaz sambil memeluk tubuh . "𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧𝖠 , 𝖺𝗄𝗎 𝗌𝗈𝗄𝗈𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗎 𝖠𝗓 , 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖺𝗍𝗎𝗍 𝗉𝗎𝗇 𝗌𝗂 𝗌𝖾𝗇𝗍𝖺𝗉 𝗇𝗂 𝗍𝖺𝗇𝖺𝗆 𝖻𝖾𝗅𝖺𝗄𝖺𝗇𝗀 𝖼𝖺𝖿𝖾" . Tambah Hazim pula sambil tergelak kecil . Terlihat kelibat Nik berpusu-pusu memasuki cafe tersebut , "𝖲𝗈𝗋𝗋𝗒 𝖻𝗋𝗈 , 𝖺𝗄𝗎 𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺𝗍 , 𝖺𝖽𝖺 𝗁𝖺𝗅 𝗍𝖺𝖽𝗂" . Kata Nik sambil menghempas tubuh nya di kerusi bersebelahan dengan Muaz , jaket nya yang berwarna biru di kipas . "𝖥𝗂𝗋𝗌𝗍 𝗍𝗂𝗆𝖾 𝖽𝗈𝗐 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺𝗍 , 𝖻𝗂𝖺𝗌𝖺 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝗎𝗆𝗉𝗎𝗅 𝗁𝗎𝗃𝗎𝗇𝗀 𝗆𝗂𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗇𝗂 , 𝗆𝗎𝗄𝖺 𝖽𝗂𝗇𝗀𝗂𝗇 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝗎𝗅𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝗉𝖺𝖼𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗍 𝗄𝖾𝗋𝗎𝗌𝗂 𝗇𝗂" . Raihan mulai bersuara .

Nik hanya tersengih-sengih mendengar Raihan bersuara , "𝖧𝖺𝗋𝗋𝗂𝗌 𝖻𝖾𝗅𝗎𝗆 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗄𝖾 ?" . Tanya Nik sambil melihat sekeliling cafe itu . "𝖧𝖺𝗁 𝖧𝖺𝗋𝗋𝗂𝗌 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 , 𝖺𝗌𝗒𝗂𝗄 𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺𝗍 , 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗄𝖺𝗍 𝖼𝗈𝗇𝖽𝗈 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝗎 𝖺𝖽𝖺 𝗂𝗌𝗍𝖾𝗋𝗂" . Muaz pula mencela sambil membuat muka menyampah . "𝖧𝖺𝖺 , 𝗄𝖾𝗃𝖺𝗉 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝖻𝖺𝗍𝖾𝗉𝗅𝖺𝗒 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝗎 𝖺𝗄𝗎 𝗌𝗂𝖺𝗍-𝗌𝗂𝖺𝗍" . Sentap Raihan . Mendengar lawak bodoh Muaz , mereka bertiga terus tergelak besar . Tidak lama kemudian , Harris pun muncul di muka pintu cafe tersebut , rambutnya terus di selak ke belakang , terpancar lah kekacakan di wajahnya . Dia pun mengambil tempat bersama mereka berempat , nafasnya di hembuskan ke udara . "𝖠𝗌𝖺𝗅 𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺𝗍 𝗐𝖾𝗁 , 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗂𝗄 𝖻𝖺𝗌𝗂𝗄𝖺𝗅 𝗄𝖾 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂" . Tanya Hazim bergurau . "𝖡𝗎𝖽𝗎 𝗆𝗎 𝗅𝖺𝖺 , 𝖼𝗇𝖿𝗆 𝗅𝖺 𝗇𝖺𝗂𝗄 𝗄𝖾𝗋𝖾𝗍𝖺" . Maki Harris selamba . "𝖧𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧𝖠 , 𝖺𝗄𝗎 𝗀𝗎𝗋𝖺𝗎 𝗃𝖾𝗅𝖺 . 𝖳𝖺𝗄𝗉𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗇𝖺𝗄 𝗉𝖺𝗇𝖺𝗌 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍" . Gelak Hazim , puas hatinya dapat menyakat Harris . Yang lain pun turut tergelak kecil bersama Hazim , Harris apalagi , badmood laa teruss ..

Setelah semuanya bekumpul , Nik pun memanggil pelayan untuk memesan minuman serta makanan ringan . Mereka berlima memang hanya memesan makanan ringan kalau berjumpa , "𝖲𝗈 .. 𝖭𝗂𝗄 , 𝗄𝖺𝗎 𝖺𝗉𝖺 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 , 𝗌𝖾𝗇𝗒𝖺𝗉 𝗃𝖾 𝗄𝖾𝖻𝖾𝗅𝖺𝗄𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝗂" . Soal Harris sambil memandang Nik yang sedang meneguk milo ais sejuk di hadapannya . Mereka yang lain pun terus memandang ke arah Nik , menanti cerita Nik . "𝖶𝗈𝗐𝗈𝗐𝗈 , 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗅𝖺 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 , 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝖾𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂" . Kata Nik sambil mengangkat tangannya . Yang lain pun turut memahami keinginan Nik terus menyandarkan tubuh mereka di kerusi serentak dan membagi haluan untuk Nik bercerita .

次の章へ