Bab 40. Jarak~ Awal atau Akhir (END)

Seseorang masuk tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan salam. Pria berperawakan tinggi dengan parut di wajahnya. Seolah itu adalah tanda bahwa ia pernah bertarung dan meninggalkan bekas jelek itu. Tanpa menyapa, dia mencengkeram baju bagian belakangku, menarikku dengan paksa. Aku sempat melawan, tetapi tenaganya terlalu besar. Pintu ditutup dengan kasar saat aku sudah berada di luar ruangan di mana tadi ada Santi dan Kayro.

Aku yakin mereka berdua cemas. Namun, aku tak bisa berbuat banyak, kali ini aku harus menurut saja. Jika melawan, malah akan membuatku dalam bahaya, atau membuat teman-temanku terancam nyawanya.

Aku berdiri dengan tangan yang masih terikat ke belakang. Ia mendorongku dengan kasar untuk terus berjalan di lorong yang setiap beberapa meter terdapat pintu besi dengan celah udara sedikit berbentuk kotak tepat di tengahnya. Tempat apa ini? Penjara?